Thursday, October 31, 2013

Tentang Menjaga Lisan

Orang-orang selalu berfikir tentang apa yang mereka lihat. Tidak peduli benar atau salah #MenjagaLisan

Itu sebabnya ada yang namanya fitnah, ghibah, dan lain-lain #MenjagaLisan

Itu sebabnya wanita dan pria diperintahkan untuk menjaga pandangannya, auratnya, dan kemaluannya. Cek surah An-Nur ayat 30-31 ya.. #MenjagaLisan

Tapi, bagaimana kalau sudah berusaha menjaga semua perilaku tapi masih adaaaaa aja yg berfitnah atau berghibah ttg kita? #MenjagaLisan

Solusinya >> "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48).

Kalau ada yang ngomongin, diam aja. Cuekin aja. Tidak ada guna mau dibalas kata atau berusaha dibantah habis-habisan #MenjagaLisan

Kalau fitnah/ghibah diladenin terus, dijamin deh bakal gak ada habisnya #MenjagaLisan

Karena mau berbuat A atau B, baik atau tidak, tetap akan ada yang berkomentar. Itulah manusia :)) #MenjagaLisan

Mending diam. Daripada ngomong tapi masalah jadi meluber kemana-mana. Dosa juga makin nambah :| #MenjagaLisan

Mending orang-orang itu didoakan yang baik-baik. Kita jadi dapat pahala juga, kan? #MenjagaLisan :))

Apapun yang mereka katakan, tutup mulut dan telinga saja. Mereka manusia juga kok.. :D #MenjagaLisan

Terus perbaiki diri lebih baik lagi, lurus bersama Allah dan hanya karena Allah. Itu lebih penting #MenjagaLisan

Semoga Allah membantu dan membimbing kita dalam #MenjagaLisan. Aamiin :)

Wednesday, October 23, 2013

#5 Intermezzo (Eps. Siang Terakhir)

Setiap kepala tertunduk. Memberikan kesempatan pada masing-masing hati meratap, mengenang, mendoakan, apapun itu yang bisa mengiringi sejasad ,yang sudah terbujur kaku dihadapan mereka, dengan tenang. Melepaskan gundukan kesedihan yang menyesakkan karena kehilangan, lalu ikhlas. Iya, agar keikhlasan bisa menempati hati mereka.

Siang ini, tidak ada yang lebih menyesakkan bagi mereka, selain kehilangan orang yang mereka cinta. Beribu-ribu doa yang baik-baik akan mereka lisankan.

Kehilangan. Ajal. Kematian. Tidak perlu saya tuliskan terlalu banyak. Setiap kitab suci sudah mengabarkannya. Semua manusia lebih mengerti maknanya dalam dirinya masing-masing

Bagi saya, tidak ada pelajaran, peringatan, yang lebih dekat jaraknya, yang lebih dalam maknanya, dan yang lebih berarti selain kehilangan, pada siang itu.

Saturday, October 19, 2013

#4 Intermezzo (Eps. Pisa Cafe)

Baik, saya "terjebak" dalam pertemuan kecil Bapak dan para rekan kerjanya. Sore ini diawali dengan saya yang berusaha menghabiskan sepiring mie goreng, apa tadi namanya? Hmm..lupa. Pokoknya yang tertulis dimenu bukan "mie goreng" tok! Tapi, gambarnya memang terlihat seperti mie goreng. Suap demi suap saya paksakan. Kenapa terpaksa? Pasalnya, seporsi mie yang saya makan ini rasanya asin-cetar-membahana-luar-biasa-laksana-semesta-terpecah. Singkatnya, rasanya asin. Mungkin chef nya salah kecap. Dia kira masukkan kecap manis, padahal kecap asin. Buat yang tidak tahu apa bedanya, kecap manis itu kental sedangkan kecap asin itu cair.

Kepala saya sampai nyut-nyutan karena batin saya tidak kuat menahan rasa asinnya. Akhirnya saya menyerah dan mengakhiri "perjuangan" ini dengan minum segelas es kopi dengan es krim vanilla diatasnya. Entah apa pula nama minuman ini. Lupa. Rasanya yang tidak terlalu manis ini enak, membuat lidah saya lupa dengan rasa mie yang super asin tadi. Saling melengkapi. Sempurna.

Seperti hidup. Tidak semuanya akan berjalan lancar. Akan ada saatnya jatuh. Akan ada skenario yang tidak menyenangkan. Kita memang butuh itu untuk membuat hidup seimbang. Sempurna seperti yang diinginkan Sang Maha Sempurna, Allah.

Sekian. And enjoy your perfect life, people!

Friday, October 18, 2013

Tuesday, October 8, 2013

Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..

Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..
Semburat surya menyeruak melewati batang-batang pohon yang sedang tumbuh tinggi. Hanya Allah yang tahu berapa centimeter setiap harinya pohon-pohon ini bertambah tingginya. Rumput-rumput ilalang bertiup mengikuti kemana arah angin lembut ini yang tiba-tiba meniupkan diri. Tidak terlalu dingin tapi juga tidak terlalu panas. Jalanan masih lengang hanya diisi oleh beberapa kendaraan berkecepatan sedang, mungkin para pengendaranya juga mencoba menikmati pagi sama seperti yang saya lakukan. Memang letaknya jauh, terpinggirkan dari ramainya kota Makassar tapi satu hal yang saya patut syukuri dari lingkungan tempat saya tinggal ini, saya masih bisa merasakan langsung hangatnya surya menerpa wajah disaat para warga kota jarang bisa merasakan juga karena mulai berjamurnya gedung-gedung tinggi ditambah polusi gas-gas emisi dari ribuan, jutaan kendaraan. Pagi yang indah setiap harinya. Maka, nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?


Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....