Saturday, August 23, 2014

Salah satu yang bikin heart-breaking minggu ini adalah ketika penjual batagor langgananmu tidak pernah muncul lagi ditempat biasanya, disaat kamu mulai sangat menginginkan makan batagor kesukaanmu itu :"

Thursday, August 21, 2014

Sesederhana Main Basket dan Dua Remaja Istimewa.

Beberapa hari belakangan ini tulisan rada galau. Emang sih akhir-akhir ini saya agak sedih. Ada masalah. Yah biasalah, gak ada hidup yang baik-baik saja. Tapi, ternyata saya gak hanya merasa sedih, tapi juga lupa.

Pagi ini mencengangkan diri saya sendiri. Lagi-lagi terfikir apakah hari ini akan menjadi hari yang berat. Apakah hari ini akan menjadi hari dengan kekhawatiran yang sama. Langkah pertama keluar dari pagar rumah, tiba-tiba diperlihatkan saya dengan sebuah pemandangan menyadarkan. Ada dua orang remaja menderita down-syndrome. Sepertinya mereka saudara. Lengkap dengan berpakaian seragam sekolah. Memang didekat rumah nenek saya ini, ada sekolah luar biasa. Hanya saja saya tidak pernah tahu dimana letaknya dan saya pikir sekolah itu sudah berhenti.

Mereka itu tertawa. Bercanda di jalanan. Berangkat ke sekolah sama seperti orang lain. Seakan gak ada masalah apapun. Padahal mereka gak sama seperti orang lain. Mereka istimewa, berbeda.Tapi, mereka tuh kelihatan baik-baik saja. Saya langsung merasa tolol.

Bego banget malah. Udah dikasih segini banyak nikmat, ada orang-orang baik terdekat yang bisa saya sayang sepenuh hati, dan harusnya saya fokus dengan mereka. Lalu, karena seibrit masalah gara-gara orang gak dikenal aja langsung ciut. Trus, dengan ada masalah secuil ini saya jadi galau habis-habisan? Saya harus kalah sama orang lain yang saya tidak kenal gitu? It is just completely ridiculuous.

Saya harusnya sadar, masalah ini gak sebanding dengan apa yang Tuhan sudah kasih. "Orang" ini gak berhak apa-apa untuk membuat saya tidak fokus dengan apa yang sudah saya bangun. Dan saya sudah, dan selalu bisa melewati situasi seperti ini. Trus, kenapa sekarang berbeda?

Saya lupa kalau sebelum masalah ini datang, saya sudah punya apa yang gue butuhkan. Tuhan sudah kasih semuanya. Mungkin saya lupa bersyukur lagi. Dan dengan masalah itu, melalui "orang" itu, jadi reminder buat saya sendiri. Ini ujian.

Hadapi. Terima. Maafkan. Lalu, ikhlaskan. Saya harusnya seperti itu.

(Ditulis sambil sarapan dan mengingat betapa sederhananya bahagia itu selama kita menginginkannya. Sesederhana sore kemarin dan pagi ini)

Wednesday, August 20, 2014

Buat saya, film MIKA selalu punya pesan moral sendiri. Tiap kali saya nonton atau bahkan sekedar ingat-ingat lagi tentang filmnya, saya seperti diingatkan lagi tentang kesempurnaan.

Saya gak sempurna. Sangat tidak sempurna. Dan karena itu, orang-orang bisa datang dan pergi. Karena saya gak punya kesempurnaan itu untuk menahan mereka disini. Saya memang gak tau apa-apa. Cuma bisa berusaha yang terbaik sebisa saya untuk mempertahankan. Dan tanpa kehendak mereka sendiri juga, saya sama sekali gak bisa.

Tetaplah seperti ini, hati..
Sungguh, bahagialah..
Cerialah seperti kau sebelum khawatir ini datang..
Jadilah pelangi seperti dirimu sebelum mendung ini tiba..

Sejenak saja..
Atau tak bisakah kau menjadi sama seperti sore ini?
Yang bisa sesederhana itu kau bahagia.
Aku sungguh rindu dirimu yang itu, hati.

Tuesday, August 19, 2014

Jangan bersedih, hati.
Kau tidak perlu khawatir.
Sungguh, karena kau punya Dia.

Jangan menangis.
Kau tidak perlu takut.
Sungguh, jangan..
Setidaknya jangan malam ini..

Jangan sekarang..

Sunday, August 17, 2014

Karena Satu Kata, Rusak Semua Momennya.

Mungkin itu sebabnya, sesekali perempuan butuh bicara. Jangan kode muluu deh kayaknya. Karena kode kadang tidak berhasil untuk kita berkomunikasi. Karena laki-laki terlalu tuli dan tidak peka dengan bahasa kode. Gak tau, terserah mau kode semaphore kek, kode morse, atau apalah itu, laki-laki jarang ada yang mengerti. And most of them are like that. Always. Mungkin ini ada keterkaitan juga dengan ego. Itu sebabnya, komunikasi sering jadi akar permasalahan antara laki-laki dan perempuan.

Tapi, ada juga lho ternyata yang kita ngomong sudah to do point banget, tapi tetap aja gak ngerti. Ada. Jelas gitu aja gak ngerti apalagi kalau dikodein. Itu gimana ceritanya *facepalm* Wkwk~

(Terinspirasi dengan momen malam ini. Rusak.)

"O"

Flock of birds
Hovering above
Just a flock of birds
It's how you think of love

Mungkin cinta akan seperti burung. Entahlah, mungkin lembut dan polos seperti merpati. Atau berani dan kuat seperti elang. Ketika kau tengadahkan kepala mu melihat langit, ada sepasang merpati terbang beriringan. Saling melengkapi, berbagi udara diatas sana. Tidakkah hatimu melembut seperti saat kau sedang jatuh cinta?

And I always
Look up to the sky
Pray before the dawn
'Cause they fly always
Sometimes they arrive
Sometimes they are gone
They fly on

Jika cinta bagaikan sepasang burung, entah itu merpati atau elang, maka ia bisa pergi dan pulang. Kadang ia tinggal disini. Lalu, kemudian pergi mengepakkan sayapnya. Menjelajah langit. Dan hanya bersama fajar, ku edarkan penglihatanku ke langit. Ah, lihat betapa indahnya Tuhan menciptakan warna seindah itu. Hanya ada aku dan Tuhan dalam warna. Bercakap dengan Tuhan, sekedar meminta agar ketika cinta itu pergi, dia selalu tahu kemana ia harus pulang.

Flock of birds
Hovering above
Into smoke I'm turned
And rise following them up

Terbang bebas, mungkin seperti itulah seharusnya memperlakukan cinta. Bukan dalam sangkar. Dengan siulan nyanyian lembut. Bukan dengan teriakan marah nan kasar. Dan karena cinta terlalu rapuh akan sebuah kebebasan. Dia hanya butuh apa yang ia butuhkan. Ia tidak membutuhkan apa yang kita inginkan. Dia tidak butuh digenggam erat. Dia butuh kita menuntunnya pulang ketika ia sudah terlalu jauh terbang dan tersesat di langit yang sudah terlalu gelap.

Still I always
Look up to the sky
Pray before the dawn
'Cause they fly away
One minute they arrive,
Next you know they're gone
They fly on
Fly on

Dia memang boleh bebas. Pergi dan pulang. Terbang dan hinggap. Tapi, aku tetap meminta apa yang kuinginkan. Aku tetap meminta Dia melindungiku. Melindunginya.

So fly on
Ride through
Maybe one day I'll fly next to you
Fly on, ride through
Maybe one day I can fly with you

Mungkin suatu hari aku akan terbang bersamamu. Berbagi udara diatas sana. Terbang beriringan disampingmu. Agar aku tahu rasanya bebas seperti mu. Karena aku bebas ketika bersamamu. Dan aku butuh bersamamu.

(From my favorite song's lyric: "O" - Coldplay)
Ada banyak ruang disini.
Tapi, sesak dipenuhi rindu.
Dipenuhi dirimu dengan segala ketidaksempurnaannya yang sempurna.
Dipenuhi diriku dengan segala ketakutannya yang berani merasa

Merindukanmu akan berbahaya.
Dengan segala resiko ketidakpastiannya.
Kubiarkan rindu tertanam, lalu kucabut ia lagi.
Terus, hingga aku menginjakknya lantas tumbuh.

Kuteriakkan namamu agar lebih luas dari ladang kesepian 
Kuhembuskan angin rindu agar ia lebih bebas dari perasaan ini.
Kualunkan khilafku dalam bait doa bersama mata hati terbalut pejamannya.
Mengapa kubutuhkan rindu secepat kini?




Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudera terkelam 
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama namun terasa ada 

Ajarkan aku, 
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap 
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut 
Bangun dari ilusi namun tak memilih untuk pergi

Tunggu aku, 
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu.

(Dari buku "Akar" Supernova oleh Dewi Lestari)

Thursday, August 14, 2014

Walk straight. Keep your head up. And keep on fooling yourself, non..

Tuesday, August 12, 2014

Photos.

I looked back my photo album on my instagram account. It is filled with photos of my beloved people. And i am so grateful that i have them stay around me, that i can love..

Monday, August 11, 2014

Kangen Odit.

I really can't explain how i miss Odit so much. I've not talked to him for a week. And i miss when he's angry at me. Lol.

Emang bener kata orang, kita bakal tahu kita sayang sama seseorang setelah dia pergi, gak ada di dekat kita. Gue sama Adit layaknya kakak-adik pada umumnya. Eits, bukan kakak-adik ketemu gede ya, tapi saudara kandung. Saudara beneran. Hehe.

Kita marahan, baikan, diem-dieman, trus kompakan. Tiap pagi gue paling sering kena omelan dia gara-gara gue telat bangun. Telat mandi dan segala macem. Gue bener-bener kangen dimarahin adek sendiri.

Gue mungkin belum jadi kakak yang baik buat dia. Terakhir kali ketemu dia aja gue cuma bisa kasih dia buku TOEFL sama buku Fisika Dasar. Gak kece plus gak seru banget kan? It doesn't sound fun for a farewell gift. Soalnya menurut gue, dua hal itu penting buat dia. Mengingat karena dia bakal tes kemampuan dasar gitu, dan salah satu mata pelajaran yang diujikan bahasa inggris dan fisika. Jadi, gue gak terlalu jahat amat kan kasih dia buku tebal dan membosankan macem begituan? Heu..

Dan sekarang tinggal si Bungsu ini adek gue yang masih disini. Tahun depan dia bakal kuliah juga. Entah itu di sekitaran Makassar aja atau diluar Makassar. Dengan tau dua kenyataan kalau kedua adek gue udah kuliah dan (akan) kuliah, gue merasa lebih tua aja. Ternyata waktu cepat banget berlalu. Time flies so quickly.

Saturday, August 9, 2014

Jilboobs Terkenal Karena Kita.

Baru buka home facebook lagi dan saya kaget. Yup, apalagi kalau bukan karena artikel tentang Jilboobs. Scroll terus, baca belasan artikelnya dari sumber yang berbeda pula. Kembali ada perpecahan terjadi disana.

So sad knowing about this. Tapi, mari kita lihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Pertama, mari kita lihat dari hal yang lebih fundamental dari semuanya. Hukum menutup aurat.

Cek lagi (An-Nūr):31 - Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka..."

Referensi dari Alqur'an langsung, jelas hukumnya wajib. Hematnya, jilbab itu menutupi. Dan disebut menutupi karena tidak melekukkan bagian tubuh lainnya.

Selanjutnya, harus saya akui, berkerudung tapi memakai kaos ketat itu memang kurang tepat. Karena pada dasarnya jilbab untuk melindungi. Singkatnya, kalau lekuk tubuh tetap terlihat jelas, apanya yang harus dilindungi lagi?

Memang itu bagian dari proses, saya pun awalnya juga seperti itu sampai akhirnya pakai jilbab syar'i. Proses, bukan berarti jalan ditempat disitu saja. Tetap berusaha memperbaiki tiap langkah, itulah proses. Terus belajar. Biar prosesnya maju. Tidak diam ditempat begitu saja.

Lebih penting lagi, ayo kita sama-sama lihat diri masing-masing. Lihat apakah kita memang sudah lebih baik daripada orang lain. Rasanya agak miris ketika tahu ada page Jilboobs community. Dan akan sangat miris lagi kalau adminnya ternyata seorang muslim.

Jika kita memang peduli, apakah tidak lebih baik kalau menasehati langsung secara personal dengan orangnya? Tidak perlu lah membuat page seperti itu. Apalagi turut meng-like atau mem-posting foto saudari mu disitu. Saya rasa orang-orang yang sudah mempopulerkan dan membuat istilah rese' itu menyebalkan juga.

Dan sadarkah kita bahwa orang-orang yang turut meng-klik tombol "share" juga ikut menyebarkan fitnah karena menyebarkan foto milik perempuan2 yang diupload di artikel tersebut? Sadar gak kalau kita juga turut menjelekkan mereka karena foto mereka juga tersebar yaa karena kita juga. Tanpa sengaja, kita juga bikin mereka jelek juga, membuka aib mereka, didepan orang lain. Fikirkan lagi deh.

"Tapi, kita kan juga cuma mau bikin mereka sadar" | Tujuanmu baik, tapi caramu salah. Nasehati teman mu langsung. Dari hati ke hati. Itu cara yang lebih efektif dan tepat. Dari istilah saja sudah mesum dan kasar begitu, bagaimana nasehatnya mau didengar?

Berhenti menyebarkan artikel tentang jilboobs. Jika kontennya foto aurat wanita juga. Hanya akan menambah dosa jariyah. Masih banyak artikel bermanfaat lainnya yang ada korelasi nya dengan itu, yang bahasanya lebih halus dan lebih baik.

Maaf kalau ada kata-kata saya yang tidak berkenan. Semoga bisa mengingatkan. Wallahu a'lam.

Hidup Seperti Anak SMA.

Tidak. Ini bukan lagi sebuah cerita tentang masa SMA. Tidak ada lagi diri yang semerta-merta mengambil keputusan seenak jidat. Atau, diri yang berlarut dalam kepekatan dunianya sendiri. Atau diri yang egois dan serakah tentang keelokan dunianya saja. Sudah tidak ada lagi hal-hal mudah disini.

Dewasalah. Berfikirlah. Tegaslah. Tidak usah jauh kepada orang lain, tegas dengan dirimu sendiri. Apa dan siapa yang kau inginkan dalam hidupmu. Dewasalah. Segala sesuatu akan selalu menjadi rumit daripada dirimu sendiri. Umur kita bertambah, pola fikir kita berubah. Begitu juga dengan keinginan kita. Kita akan semakin serakah seiring dengan bertambahnya tiap detik kita. Tapi, bijaklah. Pilihlah dengan tegas. Atau dewasa bahkan akan merusakmu. Bukan mengubahmu lebih baik.

Hidup kita tidak semudah hidup anak SMA lagi. Hura-hura, tanpa tekanan. Terbang tanpa pilihan. Tidak. Kau punya hidup. Kau punya keluarga. And you will have your own family. Kau akan selalu punya pilihan. Dan pilihan itulah yang menentukan kau akan hidup seperti apa.

Mereguk cemburu,
Tersedak sakitnya.
Racun membakar didalam sana.
Termegap-megap bernafas.

Logika berlari.
Amarah menguasai.
Bersama sakit ia menjalar.
Sendiri ia seorang manusia merasa.

Menelan untuk dirinya sendiri.
Tumpah bulir air matanya.
Mengalirkan perih.
Bersama ikhlas batinnya.

Raganya bergetar.
Tidak berdaya akan apapun.
Tidak dunia, tidak juga dirinya
Menahan sesuatu yang lebih besar dari dia didalam sana.

Hati-nya.
Ego-nya.
Rasa-nya.

Dan merelakan sesuatu yang lebih kuasa darinya....

Hatimu.
Egomu.
Hidupmu.

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....