Thursday, February 26, 2015

Sebelum kita menguatkan orang lain, kita yang harus kuat dahulu.

Sebelum kita membuat orang berani, kita yang harus berani dahulu.

Menangislah. Sepanjang itu bisa menghilangkan ketakutanmu.

Menangislah. Sepanjang itu bisa menghilangkan kelemahanmu.

Monday, February 23, 2015

Apakah kau memerhatikan?
Ada sepasang mata jeli yang memerhatikan.
Melihat dengan alis berkerut.
Berharap ia bisa menjadi alasan bahagiamu.

Sunday, February 22, 2015

Cek Lagi

Ketika ada barang kesukaan kita hilang, rusak atau bahkan tidak bisa dipakai lagi.
Cek lagi, mungkin selama ini kita selalu melakukan hal yang sia-sia dengan barang itu. Tidak dimanfaatkan dengan hal bermanfaat.

Ketika ada harta, uang yang hilang, dicuri, atau bahkan kita tidak tahu sudah kita pakai apa uang itu. Rasanya rezeki berkurang untuk kita.
Cek lagi, mungkin selama ini kita terlalu boros beli ini-itu hingga lupa dengan sedekah dari harta itu.

Ketika ada suatu waktu tidak ada seorang teman yang menemani, kita sendirian. Padahal kita biasanya selalu sempat hang-out dengan mereka.
Cek lagi, mungkin kita terlalu sibuk dengan orang lain hingga lupa dengan yang utama. Lupa menyisihkan quality time dengan keluarga. Lupa quality time dengan Allah.

Ketika semuanya berjalan baik-baik saja, tiba-tiba kita mengalami kesulitan. Dijauhkan sejenak segalanya yang kita punya. Hati menjadi sangat demikian kesepian dan hampa. Kata-kata bahkan sulit melukiskannya.

Cek lagi, mungkin Allah hanya ingin ada kita dan Dia. 
Berdua saja.

"We Read to Know We Are Not Alone"- C.S Lewis

Buku-buku di atas meja belajar sudah mulai berdebu. Walaupun sampul dari sebagian buku-buku ini terjaga dan jarang ada yang lecek, apalagi sampai robek, tapi debu dikamar ini tetap saja selalu membuat semua buku ini kelihatan tidak terjaga. Makanya, tiap hari harus selalu saya bersihkan atau kalau mau praktis, saya tutupkan kain diatasnya biar tidak gampang berdebu. 

Friday, February 20, 2015

Pengen sekali-kali menulis cerpen disini. What do you think, guys? Hahaha. Maybe.





Semakin mencari, semakin hilang.
Semakin berharap, semakin kecewa.
Semakin berjalan jauh sendirian, semakin banyak jalan buntu yang ditemui.
Tidak terhitung sudah berapa kali berbalik arah dan terus mencari.
Tidak terhitung sudah berapa kali jatuh tertimpa harapan dan bangkit dari puing-puingnya.
Padahal hakikatnya adalah apa yang semu, semakin dicari maka ia akan semakin hilang.
Padahal apa yang fana, semakin digenggam, maka ia akan semakin terlepas.
Apa yang kita cari, dapatkan, dan pilih belum tentu yang terbaik.

Maka, lepaskanlah.
Lalu, biarkan Tuhan yang memilihkan.

Maka, perbaikilah.
Lalu, biarkan Tuhan menepati apa yang selalu Ia janjikan.

Maka, yakinlah.
Lalu, biarkan Tuhan yang membukakan jalan.

Karena..
Tuhan tidak pernah main-main dengan janjiNya.

Monday, February 16, 2015

Cerita DTU (Part 3)

Day 4-8 Minggu Materi

Melewati tiga hari pertama, yang konon katanya adalah tiga hari yang terberat selama DTU gak membuat kami lega. Tekanan dari instruksi demi instruksi dari pelatih tetap saja menghantui di hari keempat ini dan juga hari- hari selanjutnya. Pada hari ke 4 hingga hari ke 8 diisi dengan dengan beberapa materi selain latihan PBB (Pelajaran Baris Berbaris). Misalnya materi Penghormatan, TUS (Tata Upacara Sipil), ada juga satu sesi materi yang diisi oleh KPK, materi P3K, dan materi lainnya. Apakah di minggu materi ini kami lantas enak-enak di dalam ruangan ber-AC seperti saat diklat Prajab? Ckck..jangan coba-coba berfikir bakal enak-enak disini. *ngupil*

Sunday, February 15, 2015

Cerita DTU (Part 2)

Setelah menulis pengantarnya secara garis besar kegiatan ini seperti apa (baca: Cerita DTU (Part 1)), mari kita flash-back lagi. Apa yang gue dan 800-an orang lainnya lakukan selama DTU di Lido, Sukabumi pada tanggal 25 November - 5 Desember 2014 lalu.

Day H-1 Registrasi

Menginjak kaki di kota Jakarta bersama dengan 15 orang lainnya, bikin gue bisa secara pribadi merasa excited, karena gue bisa ketemu lagi dengan teman-teman sekelas yang unyu (hoeeeek..) semasa kuliah dulu. Tapi, sekaligus gue juga merasa mules  males. Mengingat lagi cerita-cerita pembantaian pada saat diklat dari para senior yang notabenenya sudah duluan mengikuti DTU ini. Menginjak kota Jakarta H-1 sebelum hari diklat, diawali dengan sibuk mengurus berkas untuk Registrasi dan akan dibawa ke KPDJP. Agak beruntung juga bisa berangkat penerbangan pagi, biar sampai ke Jakarta bisa agak siang. Apalagi batas waktu registrasi ini cuma sehari. Parno aja kalau telat kesana karena macet. Takut aja tersesat dan tak tahu arah jalan pulang gara-gara gak tahu jalan. Hiks.

Curhatan Seorang Distributor

Awalnya gue gak tau apakah gue ini benar-benar siap atau tidak untuk memulai usaha. Bukan usaha yang besar sih, tapi kecil-kecilan aja. Tapi, apa yang ada dalam fikiran gue sejak memutuskan untuk menyisihkan sebagian tabungan untuk ini adalah "kalau bukan sekarang, kapan lagi? Lo gak bakal tau kapan lo benar-benar siap sampai lo mulai". Itu saja yang ada dalam benak gue waktu itu. Toh, emang gue ada rencana untuk memulai sebuah usaha, sebagai sampingan kerjaan pegawai ini. Orang tua juga sudah lama banget menasihati untuk mencoba memulai usaha. Karena gue betul-betul sadar, ada banyak hal baik yang pengen gue lakukan dan itu semua gak akan pernah terwujud kalau gue gak punya banyak uang. Menabung dengan gaji pegawai mungkin akan butuh waktu yang lama sekali. Gue punya visi untuk orang lain diluar sana, yang gue tau, itu juga butuh modal. 

Saturday, February 7, 2015

Baca Ini Untuk Mengingatkanmu, Non

Terima kasih atas satu hari kehidupan lagi yang telah diberikan. Aku tahu, aku adalah orang yang selama ini banyak meminta. Dan kali ini, terima kasih atas kesempatan untuk sekedar mengucap syukur untuk semua yang telah terjadi dan juga yang akan terjadi.

Terima kasih untuk setiap nafas dari bangun dini hari hingga malam hari. Untuk setiap hening kala terbangun tepat di sepertiga malam. Untuk setiap waktu sunyi dalam satu malam, hanya sekedar berdiam. Merenung. Bahkan menangis. Hanya untuk mengeluarkan segala penat dan noda hati dihadapanMu. Hanya berdua denganMu. 

Terima kasih untuk setiap subuh khidmat setiap harinya. Jadi aku bisa mengawali hari dengan hal-hal positif lebih awal. Terima kasih untuk sarapan telur ceplok dan segelas susu coklat atau teh di setiap pagiku. Aku tahu, masih banyak orang lain yang belum beruntung diluar sana. Jangankan sarapan, bisa makan atau tidak hari ini saja, mereka belum tahu pasti. Mungkin juga pada malam harinya, mereka bahkan tidak tidur karena sibuk menahan lapar.

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....