Monday, December 29, 2014

Tentang Hujan.

Ini tentang rintik air beradu dengan rerumputan hijau di halaman kantor sore ini. Bertemu dengan lembut, bergerak dengan irama. Membuat rumput itu kelihatan empuk diinjak oleh kaki telanjang.

Ini tentang tetes air yang jatuh di kubangan air lumpur berwarna coklat. Atau tetes air bertemu dengan aspal. Atau tetes air jatuh menimpa atap rumahmu. Terlihat damai. Terlihat tenang. Kedengaran seperti lagu. Andai saja kita bisa lebih seksama memperhatikan. Lebih mendengarkan.

Apa yang lebih syahdu dari hujan selain bulir-bulir air diatas kaca mobil atau kaca jendela di kamarmu. Berlomba-lomba, jatuh membasahi setiap inci kebeningan itu hingga ujung terbawah. Berevaporasi. Jatuh, menetes perlahan, dan meninggalkan jejak. Seperti cinta.

Apa yang lebih mengharukan selain warna-warni payung milik para bocah di tengah hujan. Atau jejak-jejak kecil mereka berlari, berlomba-lomba dengan bocah lainnya, mengejar mereka yang membutuhkan payung. Atau suara tawa bocah-bocah itu saling mengejek dan bercanda di bawah rinai hujan walaupun bibir telah pucat dan badan menggigil.

Apa yang lebih menyakitkan selain mengingat kenangan di tengah hujan. Mengingat kesalahan yang masih sulit untuk bisa kau maafkan. Atau keadaan yang tidak akan pernah bisa kau ubah. Mengingat mereka yang menyakitimu dan kau sakiti. Berharap titik-titik air ini mengantarkan maaf. Atau meluluhkan hati memberi maaf. Atau bahkan tidak berharap apapun tentang itu. Entahlah, hujan ini selalu punya cara mencabangkan perasaan kita menjadi sesuatu.

Ini tentang hujan. Mereka. Kamu. Kepiluan kita. Dan sulit kuakui, ini juga tentang rindu.

Saturday, December 27, 2014

Aku tidak tahu apa lagi yang tetap menahanku disini.
Apa yang aku tahu adalah gravitasi ku bukan disini.
Bahagia ku bukan disini.
Aku bahkan tahu gravitasi ini tidak ingin menahanku lagi.

Bahkan tahu kalau dia ingin lupa untuk menarikku kembali ke tanah.
Dan biarkan aku saja melayang tanpa jatuh ke bumi.
Rasanya seperti tidak diinginkan.
Langit tidak membiarkan mu terbang.
Dan bumi juga tidak membiarkanmu mendarat.

Kau tahu ini lebih parah daripada kau jatuh berdebam saja.
Menubruk tanah, menghantam dengan kerasnya.
Daripada tidak kemana-mana.
Tidak ke atas atau ke bawah.

Karena aku tahu tidak ada lagi yang menahanku disini.

Thursday, December 11, 2014

It's hard letting go
I'm finally at peace but it feels wrong
Slow I'm getting up
My hands and feet are weaker than before

(From "Silhouettes" lyrics by Of Monsters and Men)

Sunday, December 7, 2014

Get To Me

Get To Me - Lady Antebellum

The night is hot,
Got a full moon rising
And you know this is the time I get a little bit lonely
And I can't fight it, I can't hide it.
Don't know where you are,
But I want you just like lightning
Shooting straight out of the sky,
Come and strike me with your light igniting
Yeah, igniting.

Gotta get to me, gotta get to me
You gotta spread your wings and start flying.
Like a drop of rain, gotta find the way
Don't hit the brakes, just come and crash through my horizon.
Bring back the air, I need to breathe, baby
You gotta get to me.

The bottle is empty
And I'm dancing in the shadow of a memory.
Yeah, call me crazy
But I still got this schoolgirl's dream.
You're gonna show up and kiss me,
Pull me in, hold me tight, love me and carry me away
Like there's no more tomorrows and no more yesterdays.

Gotta get to me, gotta get to me
You gotta spread your wings and start flying.
Like a drop of rain, gotta find the way
Don't hit the brakes, just come and crash through my horizon.
Bring back the air, I need to breathe, baby
You gotta get to me.

Gotta get to me, gotta get to me
You gotta spread your wings and start flying.
Like a drop of rain, gotta find the way
Don't hit the brakes, just come and crash through my horizon.
Bring back the air, I need to breathe, baby
And get to me.
Get to me, get to me, yeah
You gotta get to me.

The night is hot,
Got a full moon rising...

(Diposting karena lagi suka aja lagunya. Kayaknya gue emang suka lagu aliran country macem punya mereka ini.)
Kemarin saya saling berkomunikasi lagi via Whatsapp dengan salah seorang kakak akhwat. Rasanya sudah lama sekali tidak saling mengobrol sejak percakapan kami terputus beberapa bulan yang lalu. Tapi, semua percakapan kami dari kemarin seharian hingga pagi tadi, pada intinya adalah betapa bersyukurnya lagi saya pagi ini. Saya bersyukur bisa punya relasi dengan seorang kakak yang selalu mengingatkan dan membimbing. Jujur saja, tidak banyak orang yang bisa menasihati tanpa bisa membuat orang yang dinasehati itu seperti merasa di dikte. Tapi, kakak ini bisa. Saya merasa seperti adiknya kalau dia sudah membagi cerita. Apalagi sejak "proses" itu selesai.

Iya, "proses" itu. Harapan yang sempat ada tapi harus pupus karena sesuatu hal. Setelah saya dinasihatin lagi, topik tidak jauh-jauh juga dari "proses" itu, saya semakin bersyukur. Ada alasan Tuhan yang akhirnya terkuak dibalik berhentinya proses itu dulu. Dan sekarang terungkap sekarang. Alhamdulillah saya tidak sampai terjebak didalamnya. Alasan seperti apa saya tidak bisa tuliskan secara jujur disini. Semoga kabar itu salah. Yang jelas, apapun itu, jawaban Tuhan itu akhirnya baru muncul di permukaan sekarang. Tapi, jujur saja, sejak dari awal saya juga sudah merasakan tanda-tanda bahwa proses itu tidak akan berlanjut. Seakan-akan semesta berusaha memberitahukan saya tentang tanda-tanda ketidakcocokan dan kemudharatan yang akan terjadi. Melalui kecendrungan hati, melalui orang tua, melalui suara-suara orang lain. Bukannya saya mau berprasangka buruk tapi memang seperti itulah yang saya rasakan. Tanda-tanda itu. Sampai pada akhirnya, diputuskan untuk berakhir saja. Waktu diceritakan kembali, saya juga tidak kecewa. Toh sudah lama terjadi, Mungkin sekitar setahun yang lalu. Saya jadikan saja ini sebuah pelajaran. Pertemuan kami waktu itu bukan sebuah kebetulan. Semua sudah diatur. Ada tujuannya. Salah satunya adalah ini..as a lesson. 

Semakin sadar kalau Allah masih menjaga saya dari yang keburukan dan hanya akan membawa dampak buruk kedepannya. Semoga Allah selalu melindungi dan memelihara orang itu. Aamiin..

Saturday, December 6, 2014

Langit semakin terang. Matahari mulai terbit. Sepertinya saya harus memberi sedikit apresiasi untuk kedua mata saya yang kemarin hanya melihat warna hijaunya rerumputan, menggantinya dengan pemandangan padatnya kota Jakarta dari jendela kamar lantai 7 hotel tempat saya menginap. Mungkin beberapa hari kemudian saya akan mulai merindukan pemandangan rerumputan dan hutan itu.

Lagi-lagi televisi kamar ini menayangkan Disney Channel. Akhirnya saya bisa menonton TV. Tidur dengan santai, nyaman dan hangat. Makan makanan apapun yang saya mau. Bisa mandi dengan bersih. Lho? Memangnya kemarin tidak bisa? Saya baru saja selesai melaksanakan kegiatan diklat selama 10 hari, dalam rangka memenuhi tugas kantor pusat instansi tempat saya bekerja. Dan saya..tidak bisa melakukan hal-hal yang tadi. Saya hanya hidup "seadanya" selama 10 hari. Nanti saja di tulisan lain saya akan tuliskan dengan lengkap. Saya hanya terlalu lelah untuk bisa menulis tentang itu sekarang. Saya masih dalam keadaan setengah percaya dan sadar kalau sekarang saya sudah pulang. Hehe..

Terlalu banyak hal yang terjadi. Seperti biasa, untuk instansi kami, kegiatan diklat seperti ini seperti ajang reuni yang terjadi accidentally. Tidak direncanakan. Tidak dibicarakan, tau-tau sudah ada surat pemanggilan mengikuti diklat. Bertemu lagi dengan orang lama dan orang baru. Mengenal teman-teman baru. Mengenal ilmu baru. Setelah selesai, kembali lagi meninggalkan sesuatu disini. Begitu seterusnya, dan akan selalu berulang.

10 hari meninggalkan cerita. Meninggalkan kenangan. Meninggalkan rekam tawa dan muram. Meninggalkan cerita pertemanan masing-masing orang, yang baru akan dimulai. Dan selama 10 hari pula saya tahu..ada sesuatu yang belum terselesaikan.

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....