Ini tentang rintik air beradu dengan rerumputan hijau di halaman kantor sore ini. Bertemu dengan lembut, bergerak dengan irama. Membuat rumput itu kelihatan empuk diinjak oleh kaki telanjang.
Ini tentang tetes air yang jatuh di kubangan air lumpur berwarna coklat. Atau tetes air bertemu dengan aspal. Atau tetes air jatuh menimpa atap rumahmu. Terlihat damai. Terlihat tenang. Kedengaran seperti lagu. Andai saja kita bisa lebih seksama memperhatikan. Lebih mendengarkan.
Apa yang lebih syahdu dari hujan selain bulir-bulir air diatas kaca mobil atau kaca jendela di kamarmu. Berlomba-lomba, jatuh membasahi setiap inci kebeningan itu hingga ujung terbawah. Berevaporasi. Jatuh, menetes perlahan, dan meninggalkan jejak. Seperti cinta.
Apa yang lebih mengharukan selain warna-warni payung milik para bocah di tengah hujan. Atau jejak-jejak kecil mereka berlari, berlomba-lomba dengan bocah lainnya, mengejar mereka yang membutuhkan payung. Atau suara tawa bocah-bocah itu saling mengejek dan bercanda di bawah rinai hujan walaupun bibir telah pucat dan badan menggigil.
Apa yang lebih menyakitkan selain mengingat kenangan di tengah hujan. Mengingat kesalahan yang masih sulit untuk bisa kau maafkan. Atau keadaan yang tidak akan pernah bisa kau ubah. Mengingat mereka yang menyakitimu dan kau sakiti. Berharap titik-titik air ini mengantarkan maaf. Atau meluluhkan hati memberi maaf. Atau bahkan tidak berharap apapun tentang itu. Entahlah, hujan ini selalu punya cara mencabangkan perasaan kita menjadi sesuatu.
Ini tentang hujan. Mereka. Kamu. Kepiluan kita. Dan sulit kuakui, ini juga tentang rindu.
No comments:
Post a Comment