Thursday, June 21, 2018

#1 Potensi Diri

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS 95: 4)

Semalam, bersamaan dengan menerima kuliah dari @bengkel_diri (bisa coba dibuka akunnya via instagram apa itu @bengkel_diri. Yang jelas ini akun dan orang-orang didalamnya, keren banget), saya juga menonton program TV Mata Najwa. Topik yang dibahas keduanya ini kurang lebih hampir sama. Yaitu tentang potensi diri.


Potensi diri adalah kekuatan yang terpendam, tapi belum nampak kelihatan. Kita belum tahu seperti apa kekuatan itu. Dan setiap manusia punya potensi diri. Karena proses pembentukan manusia yang berasal dari Allah, yang awalnya kita hanya campuran antara dua sel tubuh dari orang tua kita, hingga kita menjadi segumpal darah yang membentuk menjadi daging, lalu terbentuk lah organ tubuh kita, ditiupkan ruh saat dalam kandungan, dianugerahi akal, hingga kita lahir sampai hidup pada detik ini. Dari proses kehadiran kita saja, kita sudah menjadi manusia terbaik. Mengapa? 

Satu sperma dari ayah mengandung ribuan bahkan milyaran calon manusia lainnya yang bersaing, berenang-renang siapa yang tercepat untuk sampai ke sel telur ibu dan membuahinya. Diantara milyaran calon manusia hanya ada satu yang menjadi juaranya. Gak main-main ya karena satu sel yang berhasil membuahi tersebut, bukan tanpa alasan mengapa kita yang menjadi manusia. Dari proses itu saja, sudah menjadikan kita menjadi juara karena kita kan sudah mengalahkan bermilyaran calon manusia lainnya yang ada dalam satu sel sperma itu. Bukan kebetulan lho, itu semua pasti ada alasannya yang tentu saja hanya Allah yang tahu. Ada potensi diri yang Allah sudah karuniakan untuk kita manfaatkan dengan tujuan baik di dunia. Ada maksud Allah dibalik proses keeksistensian kita di dunia.  Perenungan proses pembentukan diri ini seharusnya cukup menjadi pemicu kita untuk menyadari bahwa setiap manusia adalah istimewa. Juara.

Untuk menemukan potensi diri, biasanya tidak jauh-jauh dengan kehidupan kita sehari-hari. Potensi ini bisa ditemukan ketika kita juga membutuhkannya dalam hidup. Misalnya, saya adalah orang yang senang menulis. Dengan menulis terus-menerus, bukan tidak mungkin saya bisa membuat sebuah buku. Atau misalnya orang tua saya punya bisnis kue, sebagai anak maka saya yang kelak akan meneruskan bisnis orang tua. Oleh karena itu, tentu saya akan belajar dan berlatih membuat kue.

Apakah potensi diri antara manusia bisa sama?
Belum tentu. Potensi diri berhubungan dengan kemampuan yang masing-masing manusia butuhkan yang akan mengantarkannya kepada tujuan hidupnya. Tentu seorang koki lebih pintar memasak dibandingkan dengan seorang penulis yang memasaknya hanya sekali-sekali, bukan? Jadi, potensi diri masing-masing akan selalu berbeda.

Bagaimana memulai untuk mencari potensi diri tersebut?
Pertama kali yang harus kita tentukan adalah tujuan hidup. Kita tujuan hidupnya untuk apa? Sebagai apa? Tujuan hidup ada dua, yaitu tujuan umum (yaitu tujuan yang telah Allah tetapkan sedari awal yakni untuk beribadah kepadaNya) dan tujuan khusus (yaitu tujuan jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan utama, bisa dibilang tujuan khusus ini adalah "how" - nya kita untuk mencapai tujuan utama tadi)

Bagaimana cara kita menentukan tujuan hidup kita?
Sama ketika bepergian di suatu tujuan yang kita ingin kunjungi, tapi kita tidak tahu bagaimana cara untuk kesana. Dan biasanya kita pakai peta kan untuk membantu kita menemukan jalan? Sama seperti hidup, kita butuh peta untuk menunjukkan jalan bagaimana akan ke tujuan hidup kita. Peta ini akan memaparkan jalurnya. Peta ini disebut life-mapping. Seiring dengan menjalani jalur yang ada life-mapping, maka sedikit demi sedikit kita juga akan menemukan potensi diri tersebut, ternyata dalam hidup kita tuh mampu melakukan apa. Life-mapping ini juga diharapkan agar membantu kita untuk stay on track kepada tujuan hidup yang sesungguhnya.
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. 17 : 70)

Episode Mata Najwa pada saat saya kuliah di @bengkel_diri adalah tentang cerita-cerita baik nan inspiratif dari para individu yang (bisa saya bilang) telah berhasil menemukan potensi dirinya, bahkan dalam segala keterbatasan. Ada empat narasumber yang dihadirkan dalam acara ini, yaitu:

1. Bu Dominggus De Jesus dan Bu Rasmi beserta 6 ibu lainnya, pergi jauh-jauh ke India di fasilitasi oleh Yayasan Wadah Titian Harapan untuk berlatih untuk merakit, merawat dan memperbaiki panel listrik tenaga surya. Hal ini menjadi harapan untuk daerah tempat mereka tinggal karena tak semua desa di NTT bisa menikmati listrik. Padahal mereka rata-rata sudah berusia 50 tahun dan buta huruf, tapi kini, berkat keahlian yang mereka telah pelajari, mereka sudah bisa membuka bengkel dan menerangi kampung mereka dengan listrik melalui alat yang mereka rakit.

2. Triyono, pemuda difabel yang menjadi pelopor layanan jasa ojek Difa di Yogjakarta, yang semua pekerjanya juga difabel. Berkat kegigihan Triyono, ojek Difa tidak hanya menyediakan layanan ojek tapi juga layanan tour kota, antar barang, dan pijat online.

3. Pernah dengar ada perpustakaan dalam jeruji? Pustaka Jeruji Indonesia di Lapas Klas II A, Maros, Sulawesi Selatan adalah bukti bahwa dengan buku, mereka masih punya potensi untuk menjadi lebih baik. Narasumber mengatakan bahwa buku agama dan buku keterampilan adalah jenis buku yang selalu laris untuk dibaca para narapidana disana. Bukan tidak mungkin, diantara mereka akan menjadi

4. Bukan bergelar professor atau doktor, ia hanya seorang lulusan SMK dan dari keluarga yang pas-pasan, Arfian Fuadi mampu mengalahkan 700 karya dari 50 negara dalam kompetisi “3D Printing Challenge” yang diselenggarakan General Electri dengan merancang sebuah bracket yang dinilai bermanfaat untuk mesin jet. 

Keempat orang ini seharusnya membuat kita sadar bahwa setiap manusia benar adalah istimewa. Punya potensi diri masing-masing, yang mungkin tidak akan sama antara satu manusia dengan manusia lainnya. Perenungan atas prestasi mereka seharusnya membuat kita periksa diri masing-masing, apa yang membuat diri ini tidak mampu menemukan potensinya. Mereka yang dikelilingi keterbatasan saja bisa membuat langkah sebesar itu dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Mengapa tidak dengan kita?


sumber:
Video Mata Najwa Eps. "Cerita Baik"
https://www.youtube.com/watch?v=6lOAbuLMTCU

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....