Selamat Hari Buku Nasional!!
Selain hari ini adalah hari khusus dimana sebagian besar toko buku, apalagi yang online, mengadakan diskon besar-besaran untuk pembelian buku. Biasanya tergantung jenis bukunya apa dan ada juga yang memakai minimal pembelian. Tapi, apapun itu lah, yang penting bukunya diskon. Suka pokoknya sama yang diskon-an 😜💖
Saya pertama kali baca buku waktu masih SMP. Novel pertama saya adalah Heart, oleh Ninit Yunita. Masih ingat kan film Heart yang dibintangi oleh Nirina Zubir, Irwansyah, dan Acha Septriasa? Iya, yang itu. Tapi, novel ini hasil adaptasi film nya. Bukan sebaliknya. Kalau biasanya kita nonton film yang adaptasi dari novel, seperti Harry Potter, Hunger Games, Bulan Terbelah di Langit Amerika, dan lainnya. Novel Heart ini di adaptasi dari skrip naskah film oleh Armantono.
Sebenarnya agak malu juga kalau diingat-ingat lagi ternyata saya pernah baca novel yang sangat romance, penuh dengan cinta dan pengorbanan. Pokoknya drama dan sebenarnya kurang sesuai untuk dibaca oleh saya yang masih SMP itu. Gak tahu kenapa setelah saya menonton film nya (ini juga sebenarnya inappropriate ya untuk remaja tanggung kayak saya dulu. Jangan dicontoh 😁), pas jalan-jalan di toko buku, eh ini kok ada novelnya. Beli deh, padahal ceritanya dari halaman pertama sampai halaman terakhir, semua scene nya, sama persis kayak di film. Agak tolol, ya? Hahaha.
Then, novel kedua yang saya miliki, saya lupa judulnya apa. Pokoknya genre nya novel anak-anak. Sangat gue banget kala itu. Memang diperuntukkan untuk pembaca remaja. Ini ceritanya tentang seorang anak kecil, yang hidup dengan 12 perampok, pencuri, pokoknya you name it, yang tugasnya mencuri barang-barang mahal lalu disumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Ala Robin Hood gitu lah. Tapi, yang membuatnya berbeda adalah kedua belas perampok itu semuanya sudah tua kayak kakek-nenek. Buku ini bagus dan cukup membekas karena saat membaca buku ini, ketika saya memvisualisasikannya dengan imajinasi, memang ceritanya jadi sangat seru. Kalau saya ingat judulnya, nanti saya edit lagi tulisan ini. Hehe.
Saya tidak punya penulis favorit yang sampai tiap bukunya keluar saya harus baca sesegera mungkin. Gak, saya gak sefanatik itu. Entahlah, saya biasanya sering bosan kalau stuck di satu penulis saja. Sampai hapal gaya nulisnya, ceritanya seperti apa, bahkan ada satu penulis yang beberapa novelnya punya premis sehingga moral ceritanya (kurang lebih) sama. Ada juga malah yang kata-katanya atau tag-line nya repetitif di beberapa novelnya. Tapi, hal seperti itu normal terjadi di beberapa penulis. Semuanya tergantung kebiasaannya menulis seperti apa. Dan kebiasaan itu sulit diubah.
Saya pernah baca Tere Liye (saya rasa semua pecinta buku seperti ada kewajiban untuk membaca buku beliau walau hanya 1-2 buku saja. Mostly, mereka ketagihan. Karena cerita-cerita yang ada dalam novelnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak pelajaran hidup dalam karya-karya beliau. Ayahku (Bukan) Pembohong adalah salah satu bukunya yang paling saya rekomendasikan. Kemudian pernah baca juga buku-buku Dewi "Dee'' Lestari. Rectoverso adalah karyanya yang paling favorit. Sederhana, tapi meresap sampai di lubuk hati. Ahmad Rifa'i Rif'an, Habiburahman El Shirazy (love segala kemelut cerita dalam "Bumi Cinta''), Asma Nadia, Raditya Dika (mulai berhenti membaca karyanya di Koala Kumal. I love his previous books before Koala Kumal), Fiersa Besari (hanya 1-2 buku lalu berhenti), Stepahnie Mayer, A. Fuadi, Andrea Hirata, Suzanne Collins, dan novel terjemahan lainnya yang saya gak hafal semua penulisnya siapa. Dan beberapa buku rekomendasi dari media sosial.
Saya juga tipe pembaca yang tidak stuck di satu jenis cerita saja. Kadang saya membaca fiksi, misalnya yang thriller, novel dewasa, novel remaja, komedi, romantis, puisi, action yang biasanya di novel-novel petualangan dan lainnya. Ada juga saat dimana saya sangat rindu membaca cerita non-fiksi seperti membaca kisah nyata, ilmu-ilmu self-improvement, beberapa buku psikologi yang ringan, buku religi, dan lainnya.
Walaupun saya senang membaca, kadang ada juga saat dimana bingung mau baca buku apa. Lost in nowhere. Bosan baca buku yang itu-itu saja. Tapi, biasanya tidak berlangsung lama sih, karena ada beberapa buku yang sudah saya baca langsung terasa 'klik' ketika dilihat dan dibaca sinopsisnya. Baru bisa balik baca buku lagi.
Dengan buku, rasanya saya jadi punya teman yang bisa menemani kapanpun dan dimanapun. Yang akan menceritakan saya seluruh 'isi' dirinya dengan segala konflik yang ada didalamnya. Rasanya saya ikut dalam ceritanya, saya berada disitu. Ada beberapa buku, ketika saya selesai membacanya, rasanya seperti kehilangan teman juga. Kalau ada perasaan seperti itu, berarti bukunya benar-benar bagus.
No comments:
Post a Comment