Wednesday, May 16, 2018

New Methods.

I need some new methods to write.
Karena mengandalkan kehidupan sehari-hari akan sangat membosankan, untuk saya dan yang membacanya. Because, well, my routine is a really ordinary day, sama seperti keseharian orang lain. Mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi kayaknya berjalan stagnan begitu saja. Tidak ad perubahan yang berarti.


In my case, my days have becomes so boring since Al live in out of town. Far far away from me. I can not think about what would be more boring than not spending time with Al. Di hari biasa saja, waktu kami sudah sedikit. Apalagi ditambah Al tidak serumah dengan saya, mungkin untuk beberapa waktu. 

So,
Mungkin tidak semua fikiran saya akan saya tuangkan di blog ini. Mungkin hanya beberapa, yang menurut saya, tidak apa kalau dibaca orang lain dan syukur kalau bisa bermanfaat. Iya hanya beberapa, dan sisanya saya simpan saja. Mungkin ini yang sering membuat saya macet dalam menulis. Kadang saya punya fikiran tapi rasanya enggan sekali saya bagi. I don't know. Mungkin karena orang-orang di sosial media sudah terlalu pintar dibanding saya yang ilmunya seiprit ini. Sehingga, rasanya saya takut-takut untuk menulis disini. Mungkin ini juga sebabnya saya sudah lama tidak menulis. 

Mungkin kalau ada yang baca tulisan saya yang sebenarnya tidak jelas tentang apa. Bisa jadi saya hanya menulis puing demi puing tulisan berdasarkan keyword, misalnya. Yang ter-elaborate kemana-mana. Mana tahu kan bisa jadi kumpulan cerita.

I have been studying in some writing classes for these months. Some are good, some are not too good (menurutku ya). Ada banyak hal yang mempengaruhi penilaian ku sendiri tentang satu kelas menulis dengan kelas lainnya. Dan semuanya sistemnya sama, through online. Thanks for technology! Dan semua kelas itu saya sudah kasih kritik dan saran. Bukan apanya ya, penting banget untuk memberikan kritik dan saran untuk panitia-panitia yang mendirikan kelas menulis yang berlaku nya se-Indonesia loh. Yeah, some listen, some not. Gak apa-apa. Namanya juga kritik dan saran.

Saya pernah ikut kelas menulis dengan tema yang berbeda pula. Mulai dari basic learning bagaimana caranya menulis (bener-bener dasar) yang ilmunya memang kebanyakan intinya sama: MORE PRACTICE, LESS THEORY. Jadi, tipe kelas ini memang hanya untuk wadah untuk latihan jempol. Lalu, ada juga kelas yang serius, materinya sangat padat karena: MORE THEORY, LESS PRACTICE. Ada kelas yang khusus mengajar untuk bagaimana cara membuat cerpen, puisi, sampai ke cerita anak saya sudah pernah ikuti. 

Bukan tidak ada alasan saya rajin ikut kelas menulis ini. Selain saya memang mau tahu teori menulis itu seperti apa sih, karena bertahun-tahun nulis tapi biasanya macet. Dan saya juga sedang mencari gaya kepenulisan dengan tema seperti apa yang cocok. I've been reading so MANY books. Dengan penulis yang berbeda-beda pula. Yang lama kelamaan memengaruhi bagaimana saya menulis. Dan secara teori, yes, ketika kita punya penulis favorit, kita akan cenderung mengikuti gaya kepenulisannya. Sadar atau tidak.  

Ada banyak kelebihan dan kekurangannya. Sebagai berikut:
Kelas A
Online. Sistem kelas dengan anggota banyak. Lebih banyak practicenya, yang tiap practicenya ada batas waktunya untuk merespon sekitar 15-20 menit. Pengajar adalah penulis yang sudah pernah menerbitkan buku non-fiksi, more like buku religi, soul-improvement. Target buku antalogi yang isinya ditulis oleh siswanya, dengan tetap mellaui proses seleksi oleh pengajar sendiri.

Kekurangan:
One thing i dislike about this type of class, yang siswanya banyak adalah ngobrolnya juga banyak. Tidak fokus dengan materi dan latihannya. Kalau materinya kelewat, capek manjatnya bok! Karena materinya tenggelam dengan chat-chat yang kurang relevan ataupun dengan pertanyaan-pertanyaan, latihan, yang sering batas waktunya untuk merespon sudah lewat tapi masih saja dibahas, masih saja dibalas. Pemateri belum selesai memberikan materi, eh sudah ada yang menanggapi, padahal belum dipersilahkan. Atau bahkan direspon dengan yang tidak relevan, misalnya orang-orang sudah selesai menyelesaikan latihan, trus materi jalan eh kepotong karena ada yang baru mau jawab latihan yang tadi. Kan jadinya chat jadi tambah panjang. Dan moderator pun tidak ada. Pengajar tidak punya power untuk meng-organize kelasnya dengan baik. Singkatnya, kelas ini terkesan asal-asalan dan tidak tersistem dengan baik. 

Kelebihan:
Kelas ini setiap selesai pertemuan, selalu punya challenge untuk diikuti. Dengan rewardnya juga. Jelas ini bisa memotivasi siswa untuk terus menulis. Selain itu, dengan siswa banyak mungkin kelas ini punya 50-100 siswa. Dengan 70 persen anggotanya aktif, selebihnya silent reader. Dengan berada ditengah komunitas yang anggotanya juga sama-sama ingin belajar, bisa juga menjadi motivasi sekaligus reminder kenapa sih kita mau menulis. Ini nilai snagat positif untuk yang memang serius belajar.

Saran dan Kritik:
Anggota nya jangan terlalu banyak. Karena sistem tidak akan berjalan dengan baik kalau terlalu banyak orang yang tidak sepaham dengan sistemnya. And yes, mostly i find more people like this. Bukan apanya, susah ngatur nya, cyiiiin. Jangan takut kelasnya bakal sepi karena tidak ada yang menanggapi dan lebih banyak silent reader, karena siswa-siswa yang mau belajar pasti akan mencoba menanggapi. 

Moderator adalah wajib hukumnya. Dimana-mana ya kalau sebuah kelas atau diskusi mesti ada ketua kelas atau moderatornya. Ya fungsinya untuk meng-organize kelas, jadi tidak perlu pemateri harus repot-repot punya tugas double. Moderator berhak menegur jika melanggar atau sekalian punish. Apa gunanya aturan sih kalau gak ada yang mengatur? 

Aturannya harus jelas dan tegas. Ini penting ya. Moderator dan siswa mesti jelas dalam kelas itu mau ngapain, jadwalnya kapan, dan bagaimana menjalankan aturan itu. Ada reward dan punishment. Dari beberapa kelas yang punya aturan punishment, sistem ini berhasil. Kelas berjalan dengan baik, materi bisa disampaikan dengan baik dan siswa juga memperhatikan dengan jelas. Gak sibuk manjat :'(

Komitmen dari siswanya. Semua kelas akan baik jika siswanya juga mau diatur. Terutama soal waktu. Saya bukan termasuk siswa yang tepat waktu juga sih, tapi tahu kalau telat, misalnya ada tugas/challenge yang saya telat ikutin, ya saya gak ikutin lagi. Rugi dong? Ya iyalah, makanya jangan terlambat. Cari solusi, misalnya kita tetap bikin tugasnya, tapi jangan di chat-room itu lagi. Latihannya buat diri sendiri saja, tulis di kertas atau ketik sendiri saja di notes, kan bisa. Belajar gak cuma ambil ilmunya, tapi disiplinnya. 

Kelas B
Online. Sistem kelas dengan anggota terbatas. Lebih banyak teorinya, practice nya sedikit-sedikit, sesuai materi yang diajarkan. Pengajar adalah trainer khusus. Targetnya buku antalogi yang isinya ditulis oleh siswanya, dengan tetap melaui proses seleksi oleh pengajar sendiri.

Kekurangan:
Biasanya kelas dengan jumlah siswa nya terbatas, tema kelasnya sangat spesifik. Misalnya mau menulis tentang cerpen. Untuk penulis pemula, yang belum dijejali teori yang sangat padat sepetrti saya, kelas ini sulit. Karena sangat berteori dan belajarnya bertahap, saya kadang sampai bingung dan macet karena tahap premis saja belum selesai, sudah mesti lg bikin outline nya paragraf 1, 2, dst.. seperti apa. Bahkan tokohnya saja saya belum ketemu. Makanya, saya sering sekali macet mengerjakan tugas di kelas ini. Bahkan tidak mengerjakan sama sekali saking beratnya untuk saya yang masih snagat pemula menulis cerpen.

Kelebihan:
Dengan teori yang jelas, kelas ini menunjukkan bahwa untuk membuat sebuah karya kadang tidak semudah yang dipaparkan oleh kelas A. Ada tahapannya, prosesnya, yang menjadikan sebuah tulisan itu layak dibaca. Bukan sekedar tulisan yang asal jadi dengan instan. Apa yang saya tidak dapatkan di kelas A, materinya saya bisa dapat di kelas B. Secara sistem, kelas B lebih teratur daripada kelas A. Menurutku ya, gak tahu kalau orang lain. Jadi saya bisa lebih fokus dengan materinya. Super bermanfaat!!

Saran dan Kritik:
Tidak terlalu banyak. Karena secara overall, kelas ini sudah bagus. Kecuali temanya yang terlalu sulit buat saya. Hehehe.

Jadi,
I will continue to write a writing. One day, one writing. Kalau bukan di blog ini, ya di notes hape saya saja sudah cukup. Mungkin challenge- yang saya tidak sempat ikuti baik di kelas yang saat ini saya ikuti maupun yang telah lalu, ilmunya akan diterapkan disini. Bisa gak, ya?

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....