Monday, January 30, 2017

#1 Bulan Pertama

Waldan Safaraz Alfatih
Anak pertama yang baik hati dan dihormati.


Just call him: Al.

Itu nama yang kami berikan untuk anak lelaki pertama dalam keluarga kecil kami. Diharapkan semoga ia akan menjadi lelaki yang baik hati, diberkati, dan berani untuk yang benar, seperti Muhammad Al-Fatih.

Our family, friends; everyone is excited with our newborn baby. Me either. Everything still looks like a dream, but it really feels real. Once when i was pregnant, i really wanted a babygirl so bad. Tetapi, setelah Al lahir, i couldn't imagine if it is not Al. I am grateful for having Al as my son. I really am.

I am busy to fall in love with Al every single day. Dan tepat hari ini, ia berusia satu bulan. Baru sebulan, tapi rasanya sudah banyak terjadi antara saya, suami dan Al. Mulai yang lucu sampai yang gak lucu sama sekali.


What was happened?
Kami sibuk memahami Al dan kebutuhannya. Itu yang terjadi selama sebulan ini. Mulai dari jadwal tidur, minum susu, saat ia mandi, saat ia sakit, sampai buang air nya saja, kita sibuk memperhatikan ia.

Jadwal tidur dan menyusui adalah PR terpenting yang harus saya pelajari saat awal ia lahir. Karena hanya dua hal ini yang paling inti dari semua hal dalam kehidupannya di beberapa bulan pertama. Dan juga ini berhubungan langsung dengan saya, saya pun belajar untuk mengatur bukan hanya untuk Al, tapi juga untuk diri sendiri. Mengapa?

Pernah beberapa malam, saya sama sekali tidak tidur gara-gara mesti nemenin dan menyusui Al. Jadwal tidur dan menyusuinya masih kacau. Apalagi, jadwal tidurnya. Siang jadi malam. Dan malam jadi siang.

Alhasil, esok harinya saya pasti bangun dengan keadaan tidak bugar, bad mood-an malah sempat males dekat-dekat Al dulu (mama yang jahat.. -_-), pokoknya uring-uringan gak jelas. Belum lagi saya masih belum pulih dari operasi sesar. Badan saya jadi gak fokus melakukan apapun.

Akibatnya, diri saya jadi gak keurus, telat makan, telat minum obat, telat mandi. Dan mungkin itu juga yang bikin tambah lelah. Saya belum bisa berbagi diri dengan Al.

Karena kelelahan, itu juga mempengaruhi produksi ASI. Untung waktu itu, Al minumnya masih sedikit. Jadi, walaupun mungkin volume ASI seret, tapi cukup untuk minumnya tiap kali dia mau.

Solusinya: Atur jadwal menyusuinya.
Kalau dia lagi tidur saat tiba waktunya dia nyusu (biasanya tiap dua jam sekali), saya bangunkan Al. Pas pengalaman menyusui ini ada cerita sendirinya. Nanti-nanti saja saya tulis. Jadi dia masih cukup ASI tanpa harus kekurangan atau kebanyakan tidur.

Pokoknya logika bayi adalah jika ia kenyang, maka ia tidur. Kalau dia sudah tertidur dengan keadaan mabok ASI, pasti tidurnya lamaaaaaaa banget. Lumayan lho. Pas ia tidur, pake deh waktunya untuk melakukan hal penting lainnya yang sempat terbengkalai. Atau bisa untuk bayar utang tidur. Kalau Al, terbukti jam tidurnya langsung ikut teratur juga sedikit demi sedikit. Kalaupun masih tetap bangun dini hari, alhamdulillah setidaknya gak rewel :)

Solusi lain: get some help! 
Kalau sudah kelelahan, jangan pasrah begitu saja. Mau nunggu badan ambruk dulu, buk? Ingat ya, kalau ibunya sakit, siapa yang bakal nyusu bayinya? Bapaknya?


Jadi, kalau mulai kelabakan, saya minta bantuan dengan suami dan mama, juga terkadang mama mertua. Mungkin sekedar bantuin gendong bentar kalau kita lagi makan dan mandi. Atau bantu nemenin Al kalau saya mesti tidur. Biarin saya fokus untuk mengurus diri dan menyusui Al.

Memory to remember:
Ini bagian lucu dibulan pertama kami. Waktu itu malam tahun baru, adalah malam pertama kami bertiga (saya, suami, dan Al) tidur sekamar. Awalnya malam kami tenang dan damai, tanpa tangisan. Apalagi, Al memang habis minum.

Tiba-tiba bersamaan dengan suara kembang api dan terompet yang berkoar-koar diluar sana, Al menangis kencang. Kami berdua yang masih lugu, belum tahu apapun tentang bayi, dan belum pernah mengurus bayi sekalipun. Saya coba menyusui dia lagi tapi dia menolak. Tetap saja dia menangis. Itu sumpah, baru kali ini dengar anak bayi menangis sekencang itu. Mungkin frustasi dia karena orang tuanya belum melakukan apa-apa.

Setelah dicek, popoknya basah. Buang air besar pula. Saya dan bapaknya cuma bisa bingung. Ganti popok nya gak bisa. Bersihin juga gak tau, gimana caranya. Lama mikir, ujung-ujungnya minta tolong sama suster jaga. Mau gak mau sih, soalnya Al sudah nangis sampai suaranya serak. Hiks..sedih banget kalau diingat lagi. Gak kedua kalinya lagi saya biarkan Al menangis sampai serak. Sakitnya disini, cyiiin.. *nunjuk dada*

How does he grow?

BB lahir : 3,1 kg
BB Bulan pertama: 3,9 kg
Panjang saat lahir : 48 cm
Panjang Bulan Pertama : 53 cm

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....