Selamat 8 bulan, nak.
Ini lagi-lagi tulisan yang sangat terlambat di pos. Karena tulisan ini lama banget selesainya. Tertatih dalam prosesnya. Kadang lupa, kadang males. Yah gitu deh, namanya mama ini juga manusia biasa, ya Al? :))
Bulan kedelapan..
Mungkin bulan yang terberat untuk saya dan sekeluarga. Di bulan ini, Al sakit. Bisa digolongkan sebagai sakit yang mengkhawatirkan. Apalagi untuk saya. Pressure nya selain dari keadaan Al saat sakit, juga datang dari keluarga. Segala macam statement "mungkin kamu ini..mungkin kamu itu.." sampai menyalahkan ASI perah yang selama ini saya kasih untuk Al. Disitulah puncaknya, sehingga justru rasanya saya ada di posisi terbawah. Posisi yang disalahkan. And there is nothing i can say to defend (it is useless, tho) from all the blaming at me. Tapi, saya fikir gak ada gunanya juga menjawab semua statement itu. Lebih baik diam dan fokus dengan Al.
Kalau difikir-fikir, mungkin saya memang ada salahnya juga. Secara tidak sadar ada hal-hal yang saya lakukan yang akhirnya menjadi penyebab Al bisa sakit. Mungkin saya kurang peka. Kurang bersih. Kurang perhatian. Dan kekurangan lainnya. Disinilah saatnya saya juga mempertanyakan "am i good enough for being a Al's mom?"
Memangnya Al sakit apa?
Jadi pada awalnya saya tidak mendengar statement dari dokter tentang Al sebenarnya sakit apa. Tapi, pada awalnya, Al demam dan beringus selama 3 hari. Nafasnya bunyi. Seperti ada lendir di lehernya. Mungkin ini flu. Sebabnya mungkin karena kalau tidur Al selalu pakai AC atau kipas angin. Al anaknya tidak tahan panas kalau lagi tidur. Kalau kepanasan saat tidur, pasti dia akan terbangun tiap jam. Keringatnya jangan tanya. Banyak, saking mudahnya Al kepanasan dan juga berkeringat.
Setelah demamnya mereda, hidungnya masih beringus, frekuensi pup Al mulai tidak normal. Sehari dia bisa 5-6 kali buang air besar dan terjadi selama 2 hari. Dengan tekstur pup lebih dominan air dengan sedikit ampas. Bayangin dah tuh? Kalau orang dewasa begini, mungkin perutnya sudah sakit sekali dan lemas karena dehidrasi. Jadi, hari ke 2 saya bawa Al ke dokter. Al dikasih obat (apa ya..lupa namanya) mungkin semacam obat sakit perut ya. Dan vitamin.
Hari ke 3, bukannya tambah membaik (ya iyalah kan baru 1 hari minum obat ya gak langsung mendingan). Malah pup Al ada bercak-bercak merah seperti darah. Panik lah saya. Ini beneran parah dan betul-betul ada yang salah dalam pencernaannya Al. Jadi saya bawa lagi ke dokter. Bercak merah darah itu keluar karena dia terlalu sering BAB dalam 3 hari ini. Tidak ada pendarahan dalam. Tapi, harus selalu minum air atau susu.
Apakah ASIP itu ada pengaruhnya dengan sakitnya Al? Karena selama ini saya kan cuma kasih ASIP ke Al. Sebenarnya dokter menyarankan ASI segar. Tapi, apa daya, saya gak bisa lagi buru-buru pumping trus langsung kasih ke Al. Soalnya pertama, kalau buru-buru, hasilnya pasti sedikit dan tidak mencukupi Al sekali minum. Kedua, waktu Al minum sudah tidak seteratur dulu saat masih newborn yang bisa tiap 2 jam. Sekarang waktu Al minum ya suka-sukanya dia.
Tapi, dokter tetap menyarankan untuk minum ASIP saja kalau memang tidak bisa yang fresh. Makanya, untuk mencegah bakteri dari apapun yang masuk ke perut Al, dokter berikan antibiotik.
Setelah minum antibiotik itu, baru Al agak mendingan. Pup nya sudah tidak cair. Udah normal lagi jadi 1-2 kali sehari.
Things to remember..
Saya jadi tahu bagaimana wujudnya orang yang tertawa dalam kesusahan, dari Al. Selama Al sakit, gak sekalipun saya lihat dia lemes. Tidak bersemangat. Dia tetap main, tertawa, dan tetap tepuk tangannya gak ketinggalan. Tetap teriak kalau lihat neneknya lewat, minta di gendong. Mungkin agak manja kalau lagi sama saya. Selebihnya, dia tetap sepeti biasanya ketika dia sakit. Padahal saya rasa dia didalam tetap namanya sakit. Kelihatan kalau dia udah pup, biasanya dia agak meringis. Trus kalau pup nya udah keluar semua, dia senang-senang lagi. Mudah-mudahan Al memang termasuk anak yang penyabar dan tidak mudah mengeluh.
Karena ini pertama kalinya Al sakit yang mengkhawatirkan, ini pertama kalinya juga Al ketemu dokter. Sama seperti anak kecil pada umumnya, setelah dia di periksa dokter, dia jadi takut. Selesai di periksa, dia pelototi dokternya. Sama kayak mbak yang di baby spa. Siapapun yang bikin moodnya jadi jelek, dia pelototi baik-baik orangnya.
No comments:
Post a Comment