Friday, November 10, 2017

#9 Bulan Kesembilan: I am a grateful mom.

Selamat 9 bulan, nak.


Rasanya telat banget saya nulis untuk bulan kesembilan. Udah november sih, yang bulan ke sepuluh aja belum. Eh tau-tau udah november. I know i really miss moment when i can sit alone just typing, writing, observing, or reading. Tapi, yah, apa daya waktu hanya 24 jam. Sehari-hari cuma habis di kantor dan rumah (which still i am grateful about it). You can't have everything. Selalu ada prioritas, kan?

Di bulan ke sembilan ini, saya banyak belajar dari ibu-ibu tegar diluar sana karena Tuhan kasih mereka ujian yang saya sendiri pun belum tentu bisa menghadapi dengan ikhlas. Anak sakit memang menjadi salah satu momok ketakutan terbesar untuk para ibu. Sedihnya tidak ada duanya emang kalau lihat anak tidak berdaya, gak ceria karena sakit. Apalagi, sakitnya bukan sakit batuk flu biasa. Tapi, dengan penyakit yang parah. Saya sering lihat-lihat website KitaBisa.com. Ternyata, begitu banyak anak-anak diluar sana, banyak orang-orang yang tidak mampu yang sangat menbutuhkan uluran tangan. But, mostly i focus on children cases which have made me so broken inside. Remuk berkeping-keping rasanya lihat anak-anak itu, tidak jarang yang seusia Al, harus terbaring tidak berdaya. I am so grateful and....reminded by them. Bahwa hal-hal yang saya keluhkan tentang Al, ternyata jauh tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan dan perkembangan mereka, which could be a miracle. And that is amazing not just given miracle, but being that miracle itself. Semoga Allah mengangkat penyakit mereka dan bisa segera sembuh. Aamiin..

Menuju sembilan bulan kemarin, Al ngapain aja ya? Bentar..ingat-ingat dulu..

Di bulan ke sembilan, gigi Al sudah empat. Dua gigi seri atas, dan dua gigi seri bawah. Dia mentang-mentang udah tau kalau gemas itu bisa mengigit, biasanya seenaknya saja dia gigit tangan saya, bahu saya, dan itu sakiiiiiit, buuuk. Gak kebayang kalau Al masih direct BF, bisa habis nipple gueeeee di kunyah sama bocah. Hahaha.

Di bulan ke sembilan, makannya tambah tidak karuan. Kalau sudah saatnya makan, kayaknya jadi nightmare untuk saya dan (mungkin) Al. Kadang kita harus berantem, gue ngomel dan dia juga ngomel dengan bahasa bayi. Atau dia bakal sembur buburnya ke muka saya, ke stroller nya, kemana-mana. Sangat susah untuk disuapi. Pokoknya bulan ini lagi giat-giatnya dia Gerakan Tutup Mulut (GTM). Entahlah, apa karena dia tumbuh gigi atau makanannya gak enak, bosen dengan rasa makanannya, atau bosen dengan suasana makan. Hanya Tuhan yang tahu. I just keep trying make Al stay alive. Hanya terus mencoba memberi makan walaupun dia menangis dan menolak. That's all. Sesi makan adalah sesi ter-drama untuk saya dan Al.

Di bulan ke sembilan, Al masih ASI tapi i have to admit it, bahwa saya merasa ASI ini mulai berkurang. Dan akhirnya berpengaruh dengan ASIP. Karena setiap hari kalau jatah minum hari itu tidak cukup, saya sering ambil ASIP 1-2 kantong yang otomatis akan mengurangi stok ASIP. Saya fikir keinginan minum dia akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Tapi, ternyata tidak, sodara-sodaraaaaa. Malah semakin kuat nyusu nya. Mungkin ini kali ya, karena dia udah beraktivitas sendiri, jadi dia butuh banyak tenaga yang bisa dia dapatkan di ASI dan bahan makanan. Tambah lagi, karena dia malas makan. Jadi, tubuhnya lebih banyak menbutuhkan ASI sebagai asupan energinya.

Udah pernah coba ASI Booster?
Udaaaaaaaaah. Dari yang murah sampai yang mahal. Yang bukan obat sama yang obat. Dari yang alami sama yang gak alami. Tetap saja rasanya gak ada peningkatan. Sedih juga. Tapi, saya harus bersiap karena it is gonna happen eventually. Akan ada saatnya Al juga akan berhenti nyusu. Entah karena ASInya habis atau karena sudah saatnya disapih karena sudah 2 tahun. And it is not weird. It's still a common thing.

Seperti yang saya sebutkan diatas tadi, bahwa Al di bulan kesembilan-nya sudah mulai punya aktivitas sendiri selain bobo sama minum susu. Eh sebenarnya dari bulan-bulan sebelumnya ya, tapi memang kali ini Al sudah jarang dibantu. Misalnya dia pengen ke dapur, ya udah dia kedapur aja merangkak. Dia mau pegang lantai, ya udah dia tengkurap disana, cari semut. Trus, dia mau pegang tembok, ya udah dia akan merangkak ke tembok mana dia mau pegangi. Dia juga sudah bisa manjat. Manjat kursi. Manjat terali besi rumah. Dia udah bisa berdiri dengan bantuan benda sekitarnya. Alhamdulillah, udah lincah dan bikin capek kesana kemari kejar dia keliling seantero rumah. Bikin kita semua tambah waspada. Tidak satu-dua kali dia jatuh cium tanah air. Dan dia selalu bangun lagi, manjat lagi. Seakan-akan jatuh itu tidak bikin dia sakit, padahal kalau kita yang liat kan ngeri ya. Itulah hebatnya bayi. They always learn and not give up with their own way.

Di usia ke sembilan ini, saya rasa Al sudah mulai bisa menunjukkan sifat-sifat fitrah anak-anak. Apa itu sifat fitrah? Nanti saja kita bahas ya. 

Jadi, Al di usia ini, mulai kepo. Mulai pengen cari tahu terus. Gampang penasaran. Dan dengan tubuh dia yang mendukung karena sudah bisa kesana kemari sendiri, jarang digendong lagi, rasa ingin tahunya sering terpuaskan dan berlangsung terus menerus. He addicts to his own curiousity. Should i worried? Actually, no. Karena ya memang bayi akan fokus dengan perkembangan yang terjadi dalam tubuhnya. Dan salah satu caranya dia "fokus" adalah dengan belajar. Eksplorasi. So, i should let him.

Saking kepo nya, Al pernah sakit. Jadi, waktu itu hujan. Ya namanya bayi kan, aneh dong kok ada air yang turun dari atas. Kok bukan dari kran kamar mandi atau di ember mandinya. Jadi, kepo lah dia. Pengen pegang hujan. Dia terus menunjuk-nunjuk hujan. Karena saya takut dia merangkak sendiri dan jatuh, saya gendong. Tambah tenang sih gak, tapi ngamuk iya. Nangis pokoknya pengen pegang hujan. Terpaksa deh saya turutin aja. Eh besok dini harinya badannya langsung panas banget. Saking panasnya, dia sendiri kebangun gak nangis, gak merengek, dan gak gerak-gerak pengen bangun kayak biasanya dia kalau sudah bangun. Anteng aja gitu. Untung saya kebangun waktu itu. Baru kali itu, Al demam tapi kayak gak berdaya. Dia juga jadi gak ceria seperti biasa. Tambah manja, ya biasalah anak bayi kalau sakit itu, manjanya gak tertolong. Pengen dibersamai terus. Padahal biasanya dia kalau demam, biasanya karena imunisasi, dia biasa-biasa aja.

Al mulai cerewet di usia ini. Udah bisa bilang "Mama..mama..mama.." tapi kadang sambil lihat neneknya juga. Sedih banget gak sih, bu ibu? :( Mungkin karena dia lagi senang bilang kata itu ya, jadi dia ulang-ulang terus. Another his own vocab, such as "yeyeye..","nenenen (kalau mau minum air putih)..", "mammamamma..(kalau mau minum susu)', "papa..papa..", "ish..ish.. (kalau dia liat kucing, maksudnya mau usir kucingnya kali yak?)", da..da..da", "nye..nye..nye (kalau lagi marah)", dan lain-lain. Kadang dia kalau duduk sendiri, dia ngobrol sendiri. Sambil tunjuk-tunjuk. Gak tau tunjuk apa, dan gak tau ngomong sama siapa. Ya pake itu bahasa bayinya. Teriak juga. Gemas sama semut kali yak? :))

Tapi, pada dasarnya bulan ini, i am trying for being grateful. Sebanyak-banyaknya. Bersyukur kalau Al masih sehat. Masih bisa main, masih bisa kesana kemari. Masih bisa ketawa-tawa. He reached this age. Gak ada yang bisa ditukar dengan kebahagiaan anak sendiri. 

Mungkin itu saja ya. Tidak banyak hal baru yang muncul di usia ini, karena momen "first time" nya kebanyakan sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya. Kapan-kapan mau nulis MPASI dan hasil seminar parenting yang saya ikuti bulan lalu, ya. Thanks for reading :))

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....