Friday, September 27, 2013

#1 Intermezzo (Eps. Jakarta)

Suasana bandara mulai lengang. Belasan orang yang menunggu di depan pintu kedatangan berkurang sedikit demi sedikit. Terlihat 1-2 orang yang memutuskan untuk tidak beranjak meninggalkan selangkahpun ruangan Kedatangan ini. Entah apa yang mereka tunggu disini. Entahlah mungkin sama saja seperti saya, menunggu seseorang, bisa saja keluarga, teman, atau kerabat, menjemputnya.

Para pencari penumpang taksi juga masih saja berseliweran di ruangan ini. Menunggu para pendatang lain dari jadwal penerbangan lainnya pula. Puluhan koper serta barang-barang lainnya, kebanyakan kardus lengkap dengan tali rafia yang mengikatnya, keluar dari, entah apa ya namanya, semacam eskalator (mungkin), haha tidak ada yang lebih lucu selain menertawakan pikiran bodoh kita sendiri. Barang-barang keluar teratur, satu persatu diangkut oleh si empunya, lalu diangkut dengan kereta dorong khusus barang (entah apa lagi namanya, haha).

Beberapa orang juga memutuskan untuk menjinjing, mendorong kopernya yang beroda, lalu ada juga yang memunggungi tas ranselnya. Bahkan ada beberapa penumpang yang melakukan ketiga-tiganya.


Ada 4 orang berseragam putih, ada 2 badge merah terpasang di bahu mereka (entah lagi untuk apa badge itu, supaya terlihat gagah? Matching dengan seragamnya?) dan bercelana panjang hitam yang bertugas memeriksa kembali nomer bagasi dari tiap barang yang dibawa oleh setiap penumpang. Kelihatannya pekerjaan mereka mudah. Cuma lihat tiket, koper-koper, ceklis, nomernya cocok dan selesai. I just wondering what exactly they're named? Dan berapa gaji mereka hanya untuk melakukan itu saja. Entahlah, saya juga tidak terlalu ingin tahu. Saya hanya bertanya-tanya. Sekali lagi, tidak ada yang lebih lucu selain menertawakan sendiri pikiran bodoh and others random thoughts.

Kelihatan juga 1-2 orang berseragam lainnya, pria, harus saya akui seragam berperan untuk masalah pencitraan. Siapa yang tahu 2 orang itu sudah dibandara sejak jam berapa, masih dengan memakai seragamnya itu, tapi masih saja kelihatan rapi? Gagah? See? Seragam memang pencitraan. Tapi, tidak apa-apa. Siapa yang peduli dengan isi kepala remaja 19 tahun yang sedang menulis ini?

Bermacam-macam orang keluar dari ruang keberangkatan ini. Mulai yang penampilannya absurd karena penuh dengan kilauan-kilauan membuat si pemakai terlihat "Wah" ditengah suasana berlangit senja hampir gelap ini. Mungkin habis dari bandara ini mereka punya acara lain. Kebanyakan memakai kaos, t-shirt, celana jins, dan jaket. Biasa. Ada juga beberapa rombongan yang memakai seragam batik, kemeja kantoran, mungkin rombongan ini adalah karyawan-karyawan yang sedang perjalanan dinas. Kemudian beberapa pilot dan pramugari juga terlihat. Tidak mengherankan. Ini kan bandara.

Ah, apa yang kutunggu sedari tadi, benar-benar "dari tadi" sampai saya bisa menghasilkan tulisan seabsurd ini, sudah datang. Saatnya mengakhiri tulisan intermezzo ini. Maaf, hari ini saya nyampah. Tapi, apa namanya tetap nyampah kalau di blog sendiri? Haha again ,my another random thought :)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....