Tuesday, October 8, 2013

Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..

Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..
Semburat surya menyeruak melewati batang-batang pohon yang sedang tumbuh tinggi. Hanya Allah yang tahu berapa centimeter setiap harinya pohon-pohon ini bertambah tingginya. Rumput-rumput ilalang bertiup mengikuti kemana arah angin lembut ini yang tiba-tiba meniupkan diri. Tidak terlalu dingin tapi juga tidak terlalu panas. Jalanan masih lengang hanya diisi oleh beberapa kendaraan berkecepatan sedang, mungkin para pengendaranya juga mencoba menikmati pagi sama seperti yang saya lakukan. Memang letaknya jauh, terpinggirkan dari ramainya kota Makassar tapi satu hal yang saya patut syukuri dari lingkungan tempat saya tinggal ini, saya masih bisa merasakan langsung hangatnya surya menerpa wajah disaat para warga kota jarang bisa merasakan juga karena mulai berjamurnya gedung-gedung tinggi ditambah polusi gas-gas emisi dari ribuan, jutaan kendaraan. Pagi yang indah setiap harinya. Maka, nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?


Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..
Kedua kaki berjalan silih berganti memasuki wilayah perkantoran yang luas. Ada sekitar 5 gedung di wilayah ini. Terlihat beberapa mahasiswa STAN berseragam putih-hitam lengkap dengan kepala botak. Maklum, mereka adalah mahasiswa baru dan tahun ajaran baru selalu identik dengan peraturan tentang rambut. Saya ingat tentang hari pertama orientasi waku di kampus juga. Sebuah awal yang mempertemukanku dengan jalan lainnya. Tapi, ah kapan-kapan saja saya bahas. Terlihat gedung kantor yang tinggi dan besar dari kejauhan. Sampai sekarang, saya masih sering bertanya sendiri (sounds stupid i guess, haha) kenapa di tempat ini? Kenapa bukan orang lain, kenapa saya? Padahal untuk berfikir mendapatkan tempat ini saja saya tidak pernah. Karena saya fikir, yah masih banyak orang yang lebih pantas, lebih baik dibandingkan saya. Apa sebenarnya rencanaNya dibalik ketentuanNya ini? Saya masih belum menemukan jawabannya. Mungkin suatu saat kalau saya tiba-tiba kefikiran dan tahu jawabannya, saya akan menuliskan lagi. Kali saja bisa sebagai self-reminder lagi. Menerima dan bersyukur, pasti saya lebih beruntung dibandingkan dengan orang lain, hanya saja jawaban itu masih tertutup tabir. Siapa yang tahu dibaliknya. Maka, nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?

Fabiayyi alaairobbikumaa tukaddzibaan..
Ruangan masih sepi. Hanya suara gemuruh AC yang terdengar. Suhunya terlalu dingin, untuk sebuah pagi. Terlihat masih ada seorang cleaning service lalu-lalang masih sibuk membersihkan seisi ruangan beserta perabotnya. Sesekali , samar-samar terdengar suara vacuum cleaner dari luar ruangan. Teringat dengan percakapan lalu dengan seorang teman. Tentang bagaimana dia mulai untuk menghafal Alqur'an. Semua berawal sejak dia kuliah tahun 2012. Katanya, melalui seorang dosen, beliaulah yang mengenalkan dia dengan dunia Alqur'an. Mulai dari tilawah, tadzabur, murajahah, dll. Lalu, ketika dia mulai jenuh, dia selalu melihat anak-anak kecil yang hafalannya sudah berjuz-juz. Dia tumbuhkan rasa malunya untuk membuat dia menghafal lebih banyak ayat lagi. Teman saya ini beruntung. Mengapa? Karena caraNya untuk mendekatkan dia pada Alqur'an, sangat lembut sekali dan dia untungnya langsung ngeh.

Berbeda dengan beberapa orang. Sebenarnya hidayah itu selalu datang, melalui bisikan kecil jauh didalam hatinya sendiri tapi tidak semua orang langsung sadar. Bahkan, menghiraukannya. Hingga ketika seorang manusia sudah berjalan terlalu jauh, muncul teguran dariNya. Yang harus mengorbankan "apa-apa" dulu dalam hidupnya, berkorban, melewati masa-masa gelap dulu. Hit the bottom. Kehilangan harta benda, orang yang dicintai, hati, dan lainnya. Lalu, mau berjalan mencari cahayaNya. Adalah rasa sakit cara Dia menyadarakan kita kalau kita bukan apa-apa tanpaNya. Tapi, saya yakin, itu tetap untuk kebaikan hanya semata-mata supaya umatNya jauh lebih kuat dan lebih dekat denganNya. Rasa sakit saja adalah nikmat. Maka, nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....