Hai. Ketemu lagi. Akhirnya, bisa nulis di blog ini lagi. Setelah bulan lalu yang lagi "chaos" nya. Bikin jungkir balik. Rasa campur aduk. Bahagia, terharu, sedih, stress, capek, tapi semuanya terbayar setelah akhirnya gue melihat jawaban atas doa gue selama ini, duduk bersanding di pelaminan. Tepat disamping gue. Bukan yang sedang salaman bareng tamu lain.
Kira-kira sebelum lamaran terjadi, gue bener-bener minta ke Tuhan. Kalau lelaki ini baik untuk gue, dekatkan dan mudahkan urusan kami berdua. Tapi, kalau gak baik, tolong buang aja dia ke laut. Setelah lamaran pun, gue tetap menjerit dalam hati dengan doa yang sama. Semakin dekat, semakin berdoa. Alhamdulillah. Tepat tanggal 9 April 2016, si Mas, yang suka ngelarang aku makan junk food itu lhoooo, resmi secara agama dan hukum jadi suami gue *eheumm* dan gue selalu amazed dengan cara Tuhan mempertemukan dua orang yang asing, lalu kemudian dua orang ini mean the entire world for each other.
Ada banyak kejadian awkward sekaligus lucu setelah menikah. Kadang gue masih suka lupa kalau sekarang gue udah gak tidur sendiri. Kaget sendiri pas bangun liat punggung laki-laki yang lagi pules banget tidurnya. Kaget juga kalau orang pada nanyain, "dijemput suami ya? "Suaminya kerja dimana?" Biasanya kalau ditanyain gini suka mikir dulu. Bengong. Oh iya, gue udah nikah. Lupa kalau sekarang, gue apa-apa ya suami. Bukan emak atau babeh lagi. *facepalm* Pernah juga saya ditanyai orang, saya ditanyain "sudah nikah?" (sambil liatin suami saya). Saya dengan bingungnya jawab iya. Mungkin karena umur kami yang masih sangat muda, disangkanya masih pacaran.
Tapi, diantara kejadian-kejadian canggung dan lucu tersebut, menikah ternyata lebih luas daripada itu. Maaf kalau kelihatan sok bijak, mengingat umur pernikahan gue sama suami baru 1 bulan lebih. Mungkin sangat terlalu cepat menulis tentang lucu-lucunya punya suami. Jujur aja, walaupun gue dulu meluap-luap ingin menikah muda tapi deep down inside me, awalnya gue merasa skeptis. Cemas. Pesimis. Gue fikir menikah itu mungkin bakal gak enak karena mesti mikirin macem-macem selain apa yang sudah ada dalam comfort zone gue selama ini. Setelah menikah, mau gak mau kita harus berkutat dengan hal-hal "luar" biasa yang belum pernah kita temui sebelum menikah. Kita harus keluar dari comfort zone di kehidupan masing-masing. Deal with different things that life has brought to you through your marriage.
Gak apa-apa cemas sebelum menikah. Memang akan ada rintangan setelah menikah. Tapi, pastikan dia adalah orang yang tepat untuk menghadapinya bersamamu.
No comments:
Post a Comment