Thursday, March 2, 2017

#2 Bulan Kedua

Hari ini tepat usia Al sudah menginjak 2 bulan. Segala duka pada bulan pertama rasanya dirasakan lebih ringan di bulan kedua ini. Jadwal tidur saya dan Al semakin teratur. Begitu juga dengan jadwal Al minum susu. 

Kalau bulan pertama adalah bulan yang cukup bikin jungkir balik dengan jadwal minumnya yang mepet per dua jam dan waktu siang dan malamnya terbalik. Pada bulan kedua ini, istilahnya, saya dan Al sudah mulai pengertian dengan dunia tempat ia berada sekarang. 

Siang dan malamnya tidak lagi terbalik. Mungkin karena Al sudah mengerti kalau siang itu bukan waktunya tidur, tapi waktunya beraktivitas (yah..walaupun mostly, aktivitasnya dia adalah tidur. Dan bangun lagi. Main lagi. Menyusu lagi. Hahaha) dan malam adalah waktunya terlelap senyenyak-nyenyaknya. 

Al sudah tidak pernah lagi bangun tengah malam 3-4 kali seperti pada bulan pertama. Dia sudah punya jadwal tidur sendiri dan ritual bangun tengah malamnya sudah jauh berkurang yaitu hanya 1-2 kali saja (phew..) Mungkin ia mengerti kalau mamanya juga butuh istirahat. Hahaha.


Apa yang terjadi?


Bulan kedua, saatnya saya semakin mengintensifkan momen dengan Al. Harus saya akui, dibulan pertama, saya masih sibuk memikirkan bagaimana kebutuhan minum Al terpenuhi dan mengatur jadwal menyusuinya. Saya sibuk menyesuaikan diri, saya sibuk belajar membagi diri dengan Al. 

Tapi, bulan ini saya baru betul-betul menikmati waktu bersama, hanya berdua dengan Al. Saya menikmati momen dalam rangka mengenalkan diri saya sendiri sebagai ibunya, juga diri suami saya sebagai ayahnya. Apalagi, di bulan ini, alhamdulillah Al sudah bisa melihat (based on research, diumur 6 minggu keatas, bayi sudah bisa fokus dan melihat dengan detil). Maka, saya sibuk mengenalkan dunia pada Al. 

Ya, berawal yang paling dekat dan mudah saja. Misalnya, ajak berkeliling melihat isi rumahnya (dan akibatnya, Al jadi punya spot favorit tersendiri untuk dia pelototi setiap harinya. Dan kita harus bertahan untuk berdiri disitu, sambil gendong dia, selama beberapa saat. In Al's case, dia suka melihat atas lemari dan langit-langit rumah yang ada lampunya, benda berwarna hijau such as daun, tirai warna hijau, but melihat daun is his favorite. Atau bayangan yang bergerak. Saking suka nya, dia bisa aja senyum sambil ketawa-ketawa sendiri. He can see those for couple times in a day). 

Alhasil, karena telah mendapatkan kemampuan barunya untuk melihat, kami harus mengikuti hasratnya untuk berkeliling di rumah karena dia sendiri belum bisa jalan, dia sudah tidak mau tiduran terus. Pokoknya harus digendong, diajak jalan, dan melihat-lihat. Dia bosan kalik ya kalau disimpan dalam kamar terus. Dia pengen sudah bisa kemana-mana tapi sayang, dia masih belum bisa jalan. Sabar, nak. Ada waktunya kok. Hehehe.

Melelahkan sih, mesti gendong dia kemana-mana dengan berat badan yang semakin nambah. Al makin gembil. Hahaha. Tapi rasanya kalau lihat dia dengan muka seriusnya, alis dan bibir mengerut, ketika sibuk amazed dengan dunia luar dan mengobservasi keadaan sekelilingnya. It is valuable. I can accompany him as long as he wants.


Mari ingat hal ini..

Bersamaan dengan 2 bulanan nya Al, cuti hamil saya akhirnya selesai. That day, that was the first time i left Al with her grandmom for going work. Pertama kalinya saya gak sama Al selama lebih dari 2 jam. Agak berat rasanya ke kantor dan ninggalin Al di rumah. Biasanya saya sama Al 24 jam. Sampai kantor langsung baperan. "Al sudah bangun belum?", "sudah minum susu kah?", "dia lagi ngapain?", dan lain-lain. Working-mom mana suaranyaaaa? Ngerti kan rasanya gimana? Hiks #curhat

Hari itu, pas saya pulang. Saya setor muka ke Al. Dan Al cuma ngeliatin, bengong. Matanya bicara seolah-olah nanyain "mama kemana saja seharian ini? Kok gak kelihatan?" Duh. I will never forget that staring. Nge-jleb abis ke saya nya.

Dan akhirnya saya cuma bisa bilang baik-baik ke Al (gue ngomong sendiri sih, lebih tepatnya-_-) gini: "Mama baru pulang dari kantor. Dari pagi trus pulangnya malam. Besok mama ke kantor lagi. Gak apa-apa ya, Al?" And then he smiled. Seakan-akan ia mengerti apa yang saya katakan tadi. Meng-iya-kan jawaban. Padahal mungkin ia hanya senang aja karena kenyang habis nyusu. Hahaha. 

But seriously, that smile when he was listening my answer. Is also one thing that i can't forget. Dan ini sudah berlangsung beberapa hari ini sejak mulai ngantor. Emang benar ya yang para ibuk-ibuk bilang. Walaupun bayi belum mengerti ucapan kita, tapi emosi yang menjadi bahasanya mereka. Kita senang, sedih atau marah, itu semua bakal mempengaruhi emosinya juga. Bakal sampai juga ke anaknya. They really could feel what their mom feel.

That staring. That smile. Itu yang bikin semangat untuk pulang kantor tepat waktu

Bagaimana perkembangannya?

BB Bulan Pertama : 3,9 kg
BB Bulan Kedua : 6,4 kg
PB Bulan Pertama : 53 cm
PB Bulan Kedua : 61 cm

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....