Di suatu sore, saya sedang asyik menjadi silent-reader di chat room mbak-mbak, ibu-ibu, maupun para jomblowati di grup distributor. Maklum, kami 52 orang anggota terdiri dari berbagai macam lapisan umur. Ada yang masih muda, paling muda dari kami kelahiran 1995. Dan ada juga yang udah tuwek, alias sudah jadi ibuk-ibuk beranak satu. Tapi, rata-rata dari para emak muda ini memang menikah di umur yang relatif muda, sekitar 22-25 tahun. Tak jarang ketika mereka mulai bercerita tentang masa-masa indah penikahan mereka atau tentang pertumbuhan dan perkembangan balita mereka, membuat para jomblowati di grup itu iri dalam seketika. Termasuk saya.
Pokoknya kalau notifikasi Line saya udah 999+ unread, ya udah itu pasti kerjaan emak-emak muda itu. Hahaha. Entah ada saja yang mereka bicarakan di grup dalam sehari. Tanpa saya pernah sekalipun dapati notifikasi line saya dibawah 50 unread messages saja. Plis..sekali saja. Entah sudah berapa banyak hape dari member grup itu yang sering hang gara-gara notif line suka masuk secara membabi buta, tidak teknologi-awi dan tak mengenal waktu. Hehehe..
Thanks to them. Alhasil, saya banyak belajar dari seringnya mereka berdiskusi. Saya jadi lebih tahu bermacam-macam hal, selain belajar jualan. Dan membuka fikiran sedikit demi sedikit, karena tahu apa yang sedang terjadi diluar sana disaat saya harus te-rauto-pilot dalam aktivitas yang sama selama hampir 10 jam, selama 5 hari dalam seminggu. Hingga hari ini, saya kembali tertarik dengan salah satu pembicaraan mereka.