Friday, August 26, 2016

Mengabadikan Proses Kehamilan.

Walaupun secara teknis dan perhitungan kalender, usia kandungannya baru 19 minggu dan baru akan beranjak minggu ke-20, tapi my baby is getting strong, insya Allah, healthy and bigger quickly. Gak heran kalau sekarang perut mulai tambah membuncit dan orang-orang mulai pengen pegang perut saya. Hehehe.


Semakin besar janin dalam kandungan, ternyata semakin berat pula tantangannya. Like now, di usia kandungan yang baru akan menginjak 5 bulan, kram menjadi "teman" saat ini. I am not gonna use this writing as my another "curhat-mewek" as well. Saya akan bahas hal lain.

Mungkin ada yang pernah berfikir kenapa sih saya mesti repot-repot menulis segala hal yang terjadi saat hamil. Kenapa sih mesti repot-repot nulis surat untuk sang calon bayi mulai dari sekarang? Bayinya kan belom lahir. Hehehe. Atau justru gue malah pernah sempat kefikiran seperti itu? Kenapa sih?

Saya pernah baca, sebaiknya seorang ibu hamil punya satu jurnal yang isinya berbagai cerita pengalaman mereka saat hamil (read: Write your own pregnancy diary). Tujuannya adalah agar ibu belajar untuk menghadapi dan memerhatikan hal apa saja yang ia alami dalam kehamilan. Menulis juga bisa menjadi quality time sendiri untuk si ibu. Waktu untuk dia bisa introspeksi diri. Dan sebagai kenag-kenangan yang bisa ia ingat kembali saat anak-anaknya lahir.

It is really a good idea, i guess. Karena gak semua kita bisa abadikan lewat foto atau video saja. Kehamilan adalah proses berharga, tidak sekedar hasil nya yang sangat kita idamkan. Tidak hanya fisik, tapi juga psikis ibu tercurah dalam proses ini. Bayi adalah hasilnya, yang bisa dilihat dan disentuh. Tapi, kehamilan tidak selalu bisa divisualisasikan dalam foto atau video. Di sisi lain, proses inilah yang seharusnya tidak dilupakan untuk diabadikan juga. Maka dari itu, menurut saya, tulisan adalah media yang cocok untuk "membungkus" momen kehamilan ini.

Mungkin jaman sekarang ada Vlog ya? Bisa cerita panjang lebar juga pokoknya. Tapi, saya mah orangnya malu kalau narsisnya lewat visual. Alias via foto atau video. Beneran malu. Hahaha. Jadi, saya lebih nyaman dengan tulisan. Kalau ibu lain lebih nyaman dengan media lain selain tulisan, silahkan. Gak ada yang melarang. Hehehe. Tergantung selera masing-masing.

Ibu mengalami banyak hal saat hamil. You will get so many things in your pregnancy. And also, don't forget about your husband. Walaupun laki-laki, tapi mereka juga mengalami beberapa experience berharga saat istrinya hamil. Yang awalnya sebelum menikah suaminya adalah orang yang cuek-bebek-kayak-di-empang, tapi setelah menikah, apalagi setelah tahu istrinya sedang mengandung anaknya, berubah menjadi orang yang sangat peduli. Misalnya, tiba-tiba jadi lebih cerewet, "kamu mesti makan ini ya..","kamu jangan makan itu ya, pokoknya", atau kalau dalam kasus saya "kamu jangan bandel makan junk-food di kantor ya." Hahaha. Tapi, dari dulu suami saya melarang keras untuk makan junk-food sih. So, it is not different. Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman lainnya yang bakal para suami dapatkan seiring dengan berkembangnya sang calon bayi. Dan seharusnya jangan dilupakan oleh ibu, kalau perlu dan bisa, ikut diabadikan juga dalam bentuk hal apapun menurut nyamannya ibu gimana.

Bayangin aja pas anaknya udah umur berapa, trus baca-baca lagi jurnal atau diari nya saat hamil. Atau nonton-nonton video lagi. Buka-buka album fotonya, atau di social media-nya. Apalagi kalau dikenangnya berdua. Hihi. Rasanya mungkin bisa jadi pengingat kala penat ketika pindah ke proses lain yang berhubungan dengan sang anak. Media-media itu mungkin bisa jadi pengingat, "God, i have been there. We've been there. Kita berdua ternyata pernah melalui salah satu proses yang hebat". Kebayang romantisnya, iya gak?

Apapun medianya, mau dalam bentuk foto, video, atau tulisan, jangan lupa diabadikan juga ya suka dukanya saat hamil. Jaman udah canggih, tau. Biarin kalau gak ada orang lain yang melihat, lakukan saja untuk kamu sendiri, suamimu, dan anak-anakmu. Gak apa-apa dianggap narsis, yang penting emang jangan diniatin yang macem-macem dan kamu terhibur dengan kenangan sendiri. Udah itu aja. Semangat!

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....