Suami sedang main gadget. Entah itu nge-game atau browsing. Ayah sedang main alat musik kesayangannya, piano elektrik. Asik sambil nyanyi-nyanyi sendiri dengan peralatan sound-nya yang tiap minggu beliau rawat. Ibu sedang menggoreng pisang goreng di tengah terik siang ini. Harusnya gue yang di dapur menggoreng, bukannya blogging kayak sekarang. Lantas, aku ini menantu macam apa. Dasar menantu durhaka *plak* *ditimpuk pisang goreng* Jangan ditiru, ya.
Cuti gue selama tiga hari plus hari sabtu yang sangat berharga kemarin habis dengan perjuangan seorang ibu hamil. Yep, lagi-lagi perjuangan, pemirsa. Tiap trimester itu ternyata beda-beda tantangannya. Plus, dengan keadaan si Ibu masing-masing saat merespon proses kehamilan itu, membuat tantangan itu makin kian terasa. Misalnya, trimester pertama itu, buat gue, adalah waktunya untuk mual, semual-mualnya. Waktunya memuntahkan, mengeluarkan, dan mengekskresi semua makanan yang masuk ke dalam tubuh. Termasuk air. Iya, air putih pun menjadi musuh kala saat-saat mual itu datang. Aseli, gak mau tertelan juga. Masa trimester pertama juga adalah waktunya gue untuk "memusuhi" segala bentuk junk-food dan makanan instan. Yaa, walaupun lepas dari trimester pertama, gue balik lagi ke kebiasaan lama sedikit demi sedikit. Ya, makan lagi tapi tetap dibatasi. Yeah, right?
Balik lagi..
Gue sangat menyayangkan kesempatan cuti gue dan hari weekend yang sangat berharga minggu ini, karena gue gak menghabiskannya dengan fun dan juga produktif. Mostly, gue hanya menghabiskan hari-hari itu dengan berbaring di tempat tidur. Hampir tiap hari dalam minggu ini, gue merasakan leg-cramps dan low-back pain. Bahasa awamnya, kram lengan dan nyeri punggung. Halah gitu doang sampai baring aja? Kasih minyak tawon aja selesai keleus.
Kram lengan dan sakit punggung adalah hal wajar untuk sebagian besar ibu hamil. Mengingat janin yang semakin besar dan tubuh ibu harus mengalami perubahan-perubahan karena itu. Salah satunya adalah pembuluh darah di sekitar wilayah panggul tertekan sehingga peredaran darah yang menuju kaki, tersumbat. Otot lengan kaki akan menjadi sangat lelah karena menopang badan ibu yang makin nambah dan janin yang semakin membesar pula (baca: Solusi Kram Saat Hamil) Ya namanya juga hamil, ceritanya panggul dan kaki ini bakal carrying dua orang kemana-mana. Huft, rasanya kayak habis lari lapangan bola 3x putaran. Kebayang gak?
Oke, gue masih bisa meng-handle si kram lengan ini. Tapi, apa yang menjadi gue tambah sulit melawan rasa kelelahan minggu ini adalah si back pain ini. Gue gak tau normalnya sakit punggung itu kayak gimana. Easy, karena gue gak punya tulang punggung yang normal juga alias skoliosis. Nah, buat para gadis diluar sana yang mengidap skoliosis juga, mesti siap dan hati-hati saat hamil kelak. Cobaan punggung nya kalau kambuh mungkin gak sama lagi kayak waktu sebelum hamil, cyiiin. So, i assumed my back-pain is different than others whose back is normal karena skoliosis ini. Thanks to my old friend, scoliocis.
Gue sulit menjabarkan seberapa sakitnya. Yang jelas, sakitnya itu gak merata. Karena gue tulang punggungnya cenderung ke arah kiri, maka yang sakit yang sebelah kanan. Sulit describe nya, tapi cukup sakit bahkan hanya untuk berbalik badan dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, ketika berbaring. Cukup sakit untuk makan sambil duduk. It is totally painful. Butuh seharian penuh gue istirahat total membuat nyeri nya mereda.
Yang bikin galau, pas lagi baring. Yaelah, tidur gak tidur tetap aja galau, ya? Hahaha. Galaunya gini, konon kata dokter dan google, posisi tidur yang baik adalah miring ke kiri. Karena posisi ini membuat aliran darah dan nutrisi maksimal ke plasenta sehingga menguntungkan bayi (baca: Posisi Tidur Saat Hamil) Sedangkan, bagian punggung yang sakit ini sebelah kanan sehingga tidur miring ke kanan, membuat "jeritan" sakit ini sedikit mereda.
Galau dong gue mau tidur miring sebelah mana. Kalau ke kanan, bayi nendang terus. Karena dia merasa gak nyaman dengan posisi tidur ibunya yang seperti itu. Mungkin plasentanya tertekan atau apa. Yang jelas gue tahu dia gak nyaman dan gak ijinin gue tidur.
Lain kalau tidur miring ke kiri, bayi udah gak nendang lagi. Dikit-dikit aja. Dan lembut. Tapi, giliran gue yang gak nyaman. Ya Allah, hamil ternyata gini rasanya. Ada saatnya galau saat tidur. Jadi, ya udahlah. Ini pertama kalinya gue merasakan turut andil si Skoliosis ini selama hamil. There's nothing i can do with it. Jadi, gue guling-guling aja. Kiri ke kanan. Kanan ke kiri. Dengan teteuupp menahan rasa sakit. Hehehe.
Solusinya?
Mungkin ini sudah saatnya gue mulai memikirkan tentang olahraga. Sedikit bergerak mungkin lebih baik. Mungkin olahraga yang aman untuk ibu hamil. Seperti yoga, berenang, atau sekedar berjalan kaki. Yep, jalan kaki. Mungkin sekali dalam seminggu. Tapi, mungkin jangan terlalu banyak bergerak juga. Ntar kelelahan.
Memperhatikan asupan kalsium, mineral dan magnesium juga may be help. Ketiga zat ini baik untuk tulang dan otot nanti. Jadi gue sanggup menanggung beban hidup berat badan gue yang udah mulai naik (maklum makannya mulai rajin. Hehehe) dan bisa "menggendong" sang bayi dengan kuat (baca: Solusi Kram Saat Hamil dan Tips Mengatasi Kaki yang Kram Saat Hamil). Gue mesti konsultasi ke dokter di sesi check-up selanjutnya. Mungkin bisa diberi suplemen yang mengandung ketiga jenis zat itu. No worried, kid. I will carry you. And keep you inside :)
Buat ibu-ibu, kram dan sakit punggung itu biasa ya pas hamil. Mau punya skoliosis atau gak, sebagian besar ibu hamil akan mengalami hal tersebut. Pembeda nya paling untuk ibu-ibu yang skoliosisnya tingkat sedang dan berat. Pengaruh derajat kurva nya, keluhan serta perjuangannya juga beda. Selain itu, kita semua yang hamil pasti mengalami leg-cramps dan back-pain itu. Tetap semangat. Jangan menyerah. Every mom is strong. Hehehe. Segitu aja dulu, curhat-mewek hari ini. Besok udah senin. Iya, senin. *sigh*
No comments:
Post a Comment