Saturday, May 23, 2015

Will He Still Love You In The Morning?

Mama saya pernah bilang, ada dua hal penting yang dibutuhkan sebuah pernikahan. Dua hal yang akan menjadi roda, mengarahkan akan dibawa kemana pernikahan itu akan dibawa. Menuju kebahagiaan atau kesengsaraan ditentukan dari kedua hal ini. Kalau salah satunya tidak terpenuhi, maka jangan harap pernikahan itu akan adem ayem saja, tanpa masalah. Adalah keuangan dan kesetiaan.

Untuk mereka yang masih belum menikah, perlu memerhatikan dua hal inti ini saja. Selebihnya, mungkin kita bisa memberikan sedikit toleransi. Agak longgar dengan berbagai macam perbedaan. Tapi, tidak dengan kedua hal ini. 

Sunday, May 17, 2015

Forgiven, But Not Forgotten

Menjadi pemaaf memang tidak mudah. Apalagi, jika kita harus memaafkan seseorang dengan kesalahan fatal untuk diri kita. Menyakiti hati kita. Yang akibatnya hanya penuh dengan hal-hal buruk untuk kehidupan kita. Tapi, bukan manusia namanya jika tidak pernah bersalah. 

Memang betul, waktu akan menyembuhkan. Tapi, sepertinya salah itu bukan untuk dilupakan. Forgive, but not forgotten. Memaafkan tapi tidak melupakan. Mengapa? Karena selain akibat buruk yang terjadi sebagai ampas dari kesalahan itu untuk diri kita. Kalau saja, kita melihat lebih jauh lagi. Memeriksa ke dalam diri, jauh lebih dalam lagi. Memikirkan kembali lebih matang lagi. Ternyata, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kesalahan orang-orang yang sudah mereka lakukan. Mari belajar dari kisah Rasulullah dan seorang pengemis tua berikut ini.

Tuesday, May 5, 2015

Pernikahan Bukan Sebuah Dongeng

Dan akhirnya, topik tulisan hari ini tentang pernikahan. Lagi-lagi soal cinta. Tulisan di blog ini juga sudah beberapa kali memaparkan opini saya perihal momen berharga dan sakral bagi masing-masing orang di dunia ini. Khususnya, para perempuan. Rasanya tidak habis dan tidak bosannya kita membicarakan ini. Apalagi, para perempuan biasanya semangat sekali jika ada forum percakapan membahas tentang hal ini dalam keseharian, di sela-sela kesibukan mungkin. Entah itu menjadi bahan gosip saat jam makan siang di kantor, atau sela-sela saat bertemu dengan ibu-ibu di teras rumah ketika sedang membeli sayur. 

Monday, May 4, 2015

"Selamat Ulang Tahun, Semoga..."

Sebelumnya, mau bilang terima kasih untuk umurnya. Untuk detiknya. Terlepas dari kenyataan bahwa hidup ini justru semakin pendek, bukan semakin panjang seperti yang tersebut dalam lirik Lagu Ulang Tahun "Panjang umurnya..panjang umurnya..panjang umurnya serta mulia..". Menilik lebih jauh, benarkah umur semakin panjang? Bukankah semakin dekat detik kita menuju umur akhir hidup yang telah ditentukan?

Sunday, May 3, 2015

Cerita Skoliosis Setelah Bertahun-Tahun Dilupakan

Lagi asik-asik bongkar dasbor blog, tiba-tiba gue terpaku melihat satu postingan blog tiga hari lalu milik seseorang. Blog itu milik Indi. Indi siapa? 

Umur dan Ide

Kemarin saya sempat menulis tentang sebuah pengingat yang terinspirasi dari sebuah caption di instagram. Isinya kurang lebih adalah dunia hanya main-main dan sementara, tempat singgah untuk ke tempat selanjutnya yang sifatnya lebih selamanya, dan lebih indah atau lebih menyakitkan. Bahwa meski dunia begitu menyilaukan, jangan menjadi alasan untuk mengeksklusifkan diri, buta dengan perubahan. Kita hanya perlu menentukan sikap atas dunia. Sebab, sikap itu akan menentukan apakah dunia akan menjadi amanah pangkal ladang pahala, atau fitnah berujung ladang dosa. Bahwa apa yang kita miliki di dunia ini hanya pinjaman. Tidak ada guna kita besarkan dan banggakan apalagi dicintai melebihi cinta kepada Yang Maha Memiliki. Dia bisa ambil kapan saja, dimana saja. (baca lagi: A Kind Reminder For Me Today)

Dan hari ini, saya sadar. Ada yang Dia sudah ambil tanpa saya sadari. Tanpa saya duga. 

Saturday, May 2, 2015

A Kind Reminder For Me Today

Banyak orang-orang di dunia ini yang mempunyai lebih banyak ilmu daripada kita sendiri. Ilmu dunia dan akhirat mumpuni, jauh diatas melebihi ilmu yang kita miliki. Tapi, sangat disayangkan jika semakin kita banyak tahu, semakin tinggi pula hati kita. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Semakin bertambah ilmu, semakin sombong merasa diri kita yang paling benar. Paling beriman. Paling bersih. Awalnya, sifat sombong, ujub, dan riya' hanya sebesar biji zarrah. Sangat kecil. Lama kelamaan, semakin besar rasa itu. Bukankah ilmu itu seharusnya membuat kita waspada? Bukankah semakin banyak tahu seharusnya membuat kita semakin berhati-hati dalam melangkah? Bukankah berpengetahuan luas seharusnya membuat kita semakin rendah diri, membuat kita semakin kecil bahwa bumi dan langit beserta ilmu Allah itu sangat luas?

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....