Sunday, May 3, 2015

Cerita Skoliosis Setelah Bertahun-Tahun Dilupakan

Lagi asik-asik bongkar dasbor blog, tiba-tiba gue terpaku melihat satu postingan blog tiga hari lalu milik seseorang. Blog itu milik Indi. Indi siapa? 


Just Indi. Jadi, Indi ini adalah salah satu scolioser berbakat dari bidang kepenulisan. Dia adalah salah satu inspirasi gue waktu dulu baru tahu kalau gue mengidap skoliosis ini.

Awal pertama tahu, gue mengerti kalau gue berbeda. Beda dari anak-anak remaja yang lain. Sempat juga, rasa percaya diri agak menurun. Gara-gara gue harus memakai baju khusus (biasanya dsebut brace, karena pakaian ini memang untuk melindungi) kemana-mana, dibalik seragam SMA. Gak tau mau ngapain dan jawab apa kalau ada teman yang gak sengaja lihat ada yang menyembul dari pakaian. Atau ada yang sentuh punggung ku dan nanya "apaan nih keras di punggungmu? Punggung mu dari besi kah?" Dan biasanya gue hanya menanggapi dengan bercanda juga. Yah, tanggapan orang lain cukup untuk membuat kepercayaan diri menurun kala itu. 

Gue masih ingat bagaimana caranya gue tahu bahwa ada sosok Indi di dunia ini. Di suatu hari, gue iseng jalan-jalan ke salah satu toko buku di mall. Gue lihat ada buku kecil, sampulnya lucu. Ternyata itu sebuah novel. Animasi di depannya lucu makanya saya tertarik untuk melihat. Setelah membaca sinopsis di bagian belakang buku. "Karena Cinta Itu Sempurna" adalah judul bukunya. Tertarik karena ini adalah cerita cinta tentang seorang scolioser dan laki-laki pengidap HIV. Menarik, karena tokohnya seorang scolioser. Waktu itu saya hanya penasaran, apakah seorang scolioser memiliki cerita cinta berbeda dengan orang lain? Mengapa penulis memilih karakter ini untuk dijadikan tokoh?

Singkat cerita, setelah saya selesai membaca, baru gue tahu kalau penulisnya adalah Indi, seorang pejuang lain yang melawan skoliosis. Sama seperti gue. Kepo lah diri gue ini. Gue banyak browsing tentang dia trus dapat blog nya. Dan pencarian berlanjut di blog nya. Banyak tulisan-tulisannya yang mengulas tentang skoliosis. Bagaimana ia selalu terus mencoba untuk melawan, mengobatinya. Banyak menulis juga, berbagi jika ada hal baru tentang skoliosis. Kegiatan-kegiatan sosial nya di organisasi sosial yang dia ikuti. Karya-karyanya. Kehidupan bahagianya dengan keluarga, teman-temannya dan juga kekasihnya. Dan masih banyak lagi hal positif yang ia lakukan. Dari sini, gue jadi tahu kalau skoliosis bukan penghalang hidup. Ia tidak berhak untuk memengaruhi sikap gue terhadap hal apapun dalam hidup yang gue jalani. Maka, jadilah saya kembali percaya diri, kembali menekuni hobi olahraga renang (dan ternyata sangat baik untuk tulang punggung. Scolioser must try!) dan mencoba hobi baru lainnya.

Tulisan Indi yang membuat saya terpaku sore ini adalah tulisannya tentang Iin. Jelas kamu kenal kan penyanyi bersuara emas jebolan X-Factor ini? Yup, mereka sempat bertemu kembali dalam sebuah event peringatan Hari Kartini. Seeing my inspirators in one frame great together, it just makes me "wow". Oh iya, saya belum pernah cerita ya tentang siapa sih Iin ini bagi saya? Mengapa dia juga menjadi inspirasi?

Jadi begini, Iin adalah teman, sahabat semasa SMP. Orang pertama yang langsung terfikirkan ketika mendengar vonis dokter untuk pertama kalinya juga. Waktu itu, saya sadar kalau rasanya saya juga mempunyai teman bertanda-tanda penyakit ini sama seperti saya. Karena mengingat kembali, sejak dulu pinggulnya juga agak miring. Dan berlari rasanya lambat sekali (berlari adalah salah satu hal terlarang untuk dilakukan para pengidap skolioser :). Mungkin bisa baca lagi: Makasih Buat Skoliosisnya dan juga Saya dan Skoliosisku.) 

Waktu itu, entah kami memang masih belum tahu apa-apa. Dan mungkin juga saat itu saya sudah mengidap penyakit yang sama tapi kami berdua belum menyadari. Itu pun juga setelah saya ke dokter, baru saya beri tahu dia juga kalau bukan karena gak ada alasan dia sakit punggung kayak nenek-nenek, tapi itu karena skoliosis. Dan disitulah dia baru inisiatif cek ke dokter. Dan benar adanya, kami sama. Kurva kemiringannya diatas 50 derajat. Sama kayak Indi. Dan yes, gue sangat setuju dengan kata-kata Indi, kalau masih banyak dari teman-teman yang mungkin masih gak sadar kalau ternyata mereka punya skoliosis juga.

Beberapa tahun berlalu, perihal skoliosis ini dilupakan. Begitu juga saya. Saya hidup seperti biasa. Sampai pada suatu pagi saya diberitahu oleh Mama kalau ada teman saya yang lolos audisi X-Factor. Beliau bilang namanya Iin. Percaya tidak percaya rasanya kalau itu Iin teman saya. Mungkin saja orang lain. Acuh tak acuh saya menanggapi, because i don't even care. Really. Tapi, secuek-cueknya, akhirnya saya penasaran juga. Browsing lah saya di Youtube. Cek per cek, benar itu Iin. 

Gak hanya terkesima karena dia menyanyi dengan bagus. Gue fikir "gila, ternyata dia bisa menyanyi sebagus itu. I have no idea". Juga karena dia mengakui kekurangan diantara kelebihan menyanyi nya. Dia cerita kalau dia adalah seorang skolioser. Ditampilkan juga foto-foto nya, bergaya ala model dengan brace nya. Gila. Hahaha.. Dan dia tidak malu sama sekali dengan kekurangannya itu. Gak menghalangi dia untuk menyanyi. Finally, she has something to dream about and fight for it. Gue terharu, akhirnya dia temukan apa yang ingin dia kejar.

Gue memang belum bisa menjadi teman yang baik untuk dia. Tapi, secara gak sadar, dia menginspirasi banyak orang. Juga menginspirasi gue. Seandainya gue gak pernah tahu kalau seorang teman seperti Iin juga punya skoliosis. Mungkin gue juga gak akan pernah tahu kalau gue gak sendiri. Iin dan Indi mencerahkan orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik. Bahwa selalu ada mimpi untuk mereka yang mau memerjuangkannya, tidak peduli seberapa tidak sempurnanya diri kita. Mimpi tidak mendiskriminasi kita secara fisik. 

Gue hanya masih berharap bisa menemukan teman-teman skolioser lainnya. If you read this, please do not hesistate to email me, guys. It will be a pleasure to know whoever you are, out there :)

"Berbagi itu salah satu cara untuk melegakan perasaan, lho. Asalkan pada porsinya saja, bukannya malah minta dikasihani."- Indi




Kangen juga sama kucrut-kucrut ini.

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....