Berbicara tentang 2 hal ini , saya malah teringat dengan satu orang . Ya , sudah sekitar setahun saya kenal dengan dia. Saya menganggap dia sahabat , tapi dia..ah saya tidak tahu. Yang jelas kami berteman dekat. Semua cerita , keluhan , bertukar fikiran , atau apapun saya selalu bagi dengan dia. Begitu juga dengan dia. Semua hal saya selalu lakukan dengan dia . Nongkrong di McD , makan kebab atau burger di parkiran , makan siang sambil tunggu jam kuliah , atau sekedar ngobrol sambil online di rumah. Sampai akhirnya , kita tahu kalau akhirnya saya harus pindah ke kota ini . Ternyata , dia bilang kalau dia mau jadi orang yang lebih dari teman. Dan saya , ..ah saya tidak tahu apa yang saya fikirkan , saya mengiyakan.
Singkat cerita , setelah 1 bulan jadian , saya hanya merasa lain. It's just too weird for me . Aneh. Semuanya jadi terasa canggung. Pembicaraan juga jadi sangat tidak sama seperti waktu kita masih sahabatan. Jadi , saya sadar ternyata saya lebih nyaman dengan dia sebagai sahabat daripada pacar. Ternyata , memang bener 2 hal ini berbeda sekali. Akhirnya , saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan pacar . Bukan hanya putus sebagai pacar , ternyata malah kita juga putus sebagai sahabat. Padahal bukan hal itu juga yang saya maksud. Pathetic , huh ?
Awalnya saya juga tidak peduli , tetapi lama kelamaan saya mulai gelisah. Gelisah bukan karena apa , tapi karena kenapa pertemanan kita juga ikutan putus. Benar kata orang-orang , mending kehilangan apapun tapi tidak dengan kehilangan teman. Ya , dan saya sudah buktikan sekarang. Gak enak. Ditambah lagi , betapa sulitnya kalau ternyata dia tidak berfikiran sama dengan saya. Saya cuma mau semua kembali seperti semula waktu setahun lalu. Sebagai sahabat. Seperti biasa.
Kehilangan sahabat ternyata beneran gak enak. Rasanya kayak ada yang hilang aja.
like... sama seperti yg kamu rasakan,,tapi dulu... sekrg sudah agk mendingan.. semngatt..!!!
ReplyDelete