Friday, April 18, 2014

Saya punya sebuah mimpi. Sudah lama sekali saya memimpikannya. Tapi, ada satu hal yang selalu menjadi masalah selama saya masih memeluk mimpi itu. Saya selalu merasa mimpi itu terlalu tinggi jauh diatas sana dan jangankan untuk membuatnya menjadi nyata, bahkan untuk memimpikan dan mengharapkannya saja rasanya saya tidak pantas. Saya sepertinya tidak terlalu percaya diri bahkan untuk menggenggam mimpi itu. Saya fikir mimpi itu mungkin lebih pantas dimimpikan orang lain dibandingkan saya.

Seiring berjalannya waktu, saya hanya tetap bisa bermimpi walaupun tidak tahu kapan ia akan jadi kenyataan. Dan tidak tahu kapan saya bisa percaya dengan diri sendiri untuk mengejarnya. Karena kesempatan itu juga tidak ada. Mimpi itu masih hanya menjadi dirinya.

Hingga suatu hari, Tuhan memberikan jawaban. Tidak ada yang kebetulan didunia ini. Suatu kejadian punya jawaban. Kesempatan itu datang. Dan betul saja, mimpi itu sedikit demi sedikit menunjukkan tanda-tanda akan menjadi kenyataan. Tapi, sayang sekali, ia datang dengan cara salah. Menyayangkan hal itu karena mimpi itu harus diabaikan sejenak karena caranya salah. I mean, untuk apa kalau toh jalannya salah?

Ini berhasil membuka fikiran saya sedikit demi sedikit. Kesempatan tadi bukan hanya sekedar kesempatan tapi sebuah jawaban. Bahwa mimpi ini tidak pantas untuk diperjuangkan, selama kedatangannya bersama kenyataan dan harapan masih dengan cara yang salah.

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....