Tuhan,
Untuk apa Kau ciptakan segumpal daging dalam tubuh manusia yang disebut hati?
Untuk apa Kau ciptakan segumpal daging dalam tubuh manusia yang disebut hati?
Pagi ini, ada seorang teman baru saja curhat sama saya. Katanya dia galau, Tuhan. Putus-nyambung dengan pacarnya bikin dia galau. Saya rasa tidak hanya temanku ini yang galau karena hal yang mereka sebut ini cinta. Saya rasa cinta Kau ciptakan tujuannya bukan untuk selalu digalaukan, ya kan? Apalagi cinta kepada manusia tanpa ikatan dan landasan karena ridho-Mu. Dan Kau ciptakan hati bukan untuk sepenuhnya mencintai seorang cinta saja kan? Bukan untuk ditarik ulur seperti itu ,kan?
Teringat saya dengan salah satu ayat-Mu dalam surah Ar-Rad. Mengatakan bahwa hanya dengan mengingatMu, aku akan tenang. Mengingat setiap manusia tidak sendirian, sekalipun semua manusia menjauhi atau sekalipun seorang cinta meninggalkan. Saya rasa ini bisa menjadi obat kami untuk melepaskan.
Teringat juga dengan salah satu janji-Mu dalam surah An-Nur. Laki-laki yang baik akan Kau sandingkan dengan perempuan yang baik pula. Ayat ini Kau turunkan untuk menghindarkan 'Aisyah dari fitnah. Bahwa 'Aisyah pasti seorang perempuan baik, menjaga harga dirinya, sehingga ia bisa disandingkan dengan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Walaupun, dalam beberapa kasus ada yang tidak seperti itu. Tapi, siapa yang tahu tentang ketaqwaan seseorang selain diri-Mu? Wallahu a'lam.
Tuhan.
Saya fikir jika sepasang manusia memang tidak berjodoh, maka mereka tidak akan berjodoh. Kau lebih mengetahui mengapa, daripada kami. Tidak ada yang terjadi jika Kau tidak mengizinkan, tidak peduli sudah seberapa kuat kami menggenggamnya. Dan janji-Mu itu pasti. Bisakah Kau sampaikan ini saja ke dalam hati temanku itu?
Saya fikir jika sepasang manusia memang tidak berjodoh, maka mereka tidak akan berjodoh. Kau lebih mengetahui mengapa, daripada kami. Tidak ada yang terjadi jika Kau tidak mengizinkan, tidak peduli sudah seberapa kuat kami menggenggamnya. Dan janji-Mu itu pasti. Bisakah Kau sampaikan ini saja ke dalam hati temanku itu?
Rasulullah sendiri juga quraisy... hati2 buat tulisan...
ReplyDeleteMaaf dan terima kasih sudah diingatkan.
ReplyDelete