Tapi, sesak dipenuhi rindu.
Dipenuhi dirimu dengan segala ketidaksempurnaannya yang sempurna.
Dipenuhi diriku dengan segala ketakutannya yang berani merasa
Merindukanmu akan berbahaya.
Dengan segala resiko ketidakpastiannya.
Kubiarkan rindu tertanam, lalu kucabut ia lagi.
Terus, hingga aku menginjakknya lantas tumbuh.
Kuteriakkan namamu agar lebih luas dari ladang kesepian
Kuhembuskan angin rindu agar ia lebih bebas dari perasaan ini.
Kualunkan khilafku dalam bait doa bersama mata hati terbalut pejamannya.
Mengapa kubutuhkan rindu secepat kini?
No comments:
Post a Comment