Thursday, August 21, 2014

Sesederhana Main Basket dan Dua Remaja Istimewa.

Beberapa hari belakangan ini tulisan rada galau. Emang sih akhir-akhir ini saya agak sedih. Ada masalah. Yah biasalah, gak ada hidup yang baik-baik saja. Tapi, ternyata saya gak hanya merasa sedih, tapi juga lupa.

Pagi ini mencengangkan diri saya sendiri. Lagi-lagi terfikir apakah hari ini akan menjadi hari yang berat. Apakah hari ini akan menjadi hari dengan kekhawatiran yang sama. Langkah pertama keluar dari pagar rumah, tiba-tiba diperlihatkan saya dengan sebuah pemandangan menyadarkan. Ada dua orang remaja menderita down-syndrome. Sepertinya mereka saudara. Lengkap dengan berpakaian seragam sekolah. Memang didekat rumah nenek saya ini, ada sekolah luar biasa. Hanya saja saya tidak pernah tahu dimana letaknya dan saya pikir sekolah itu sudah berhenti.

Mereka itu tertawa. Bercanda di jalanan. Berangkat ke sekolah sama seperti orang lain. Seakan gak ada masalah apapun. Padahal mereka gak sama seperti orang lain. Mereka istimewa, berbeda.Tapi, mereka tuh kelihatan baik-baik saja. Saya langsung merasa tolol.

Bego banget malah. Udah dikasih segini banyak nikmat, ada orang-orang baik terdekat yang bisa saya sayang sepenuh hati, dan harusnya saya fokus dengan mereka. Lalu, karena seibrit masalah gara-gara orang gak dikenal aja langsung ciut. Trus, dengan ada masalah secuil ini saya jadi galau habis-habisan? Saya harus kalah sama orang lain yang saya tidak kenal gitu? It is just completely ridiculuous.

Saya harusnya sadar, masalah ini gak sebanding dengan apa yang Tuhan sudah kasih. "Orang" ini gak berhak apa-apa untuk membuat saya tidak fokus dengan apa yang sudah saya bangun. Dan saya sudah, dan selalu bisa melewati situasi seperti ini. Trus, kenapa sekarang berbeda?

Saya lupa kalau sebelum masalah ini datang, saya sudah punya apa yang gue butuhkan. Tuhan sudah kasih semuanya. Mungkin saya lupa bersyukur lagi. Dan dengan masalah itu, melalui "orang" itu, jadi reminder buat saya sendiri. Ini ujian.

Hadapi. Terima. Maafkan. Lalu, ikhlaskan. Saya harusnya seperti itu.

(Ditulis sambil sarapan dan mengingat betapa sederhananya bahagia itu selama kita menginginkannya. Sesederhana sore kemarin dan pagi ini)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....