Sunday, February 15, 2015

Curhatan Seorang Distributor

Awalnya gue gak tau apakah gue ini benar-benar siap atau tidak untuk memulai usaha. Bukan usaha yang besar sih, tapi kecil-kecilan aja. Tapi, apa yang ada dalam fikiran gue sejak memutuskan untuk menyisihkan sebagian tabungan untuk ini adalah "kalau bukan sekarang, kapan lagi? Lo gak bakal tau kapan lo benar-benar siap sampai lo mulai". Itu saja yang ada dalam benak gue waktu itu. Toh, emang gue ada rencana untuk memulai sebuah usaha, sebagai sampingan kerjaan pegawai ini. Orang tua juga sudah lama banget menasihati untuk mencoba memulai usaha. Karena gue betul-betul sadar, ada banyak hal baik yang pengen gue lakukan dan itu semua gak akan pernah terwujud kalau gue gak punya banyak uang. Menabung dengan gaji pegawai mungkin akan butuh waktu yang lama sekali. Gue punya visi untuk orang lain diluar sana, yang gue tau, itu juga butuh modal. 


Awalnya karena gue suka online di instagram. Suka follow akun-akun online-shop. Biasanya yang menjual jilbab, gamis, rok, dan semacamnya. Senang aja gitu lihat-lihat, kalau tertarik kan bisa sekalian beli dan cuci mata  meenghemat waktu gue yang tiap hari selalu tersita dari pagi sampai sore, lima hari seminggu, dan selalu gak sempat belanja keperluan di mall. Lagipula, biasanya kerudung yang dijual dipasaran gak seperti kemauan gue juga. Makanya gue lebih suka belanja di online shop, yang pastinya gue sudah percaya kualitasnya. Sampai pada akhirnya, ada satu akun online shop hijab syar'i langganan gue lagi butuh distributor di kota-kota seluruh indonesia. Sejenak keinginan untuk bergabung terlintas dibenak. Dulu banget, waktu jaman gue masih pengangguran karena di PHP-in, masih polos dan ingusan  masih belum ada kegiatan karena menunggu pengumuman magang, kesempatan semacam ini juga pernah datang. 


Gue masih inget, betapa gue sangat ingin memulai saat itu, tapi apa daya, modal gak cukup karena memang masih bokek  belum punya penghasilan apa-apa. Nah, ketika kesempatan ini datang, gue rasa saatnya pas. Makanya, dengan kekuatan bulan dan kecepatan cahaya segera gue menghubungi yang empu-nya untuk mendaftar. Mengetik chat via whatsapp dengan wajah panas dan hati berdebar-debar gue bilang "I VOLUNTEER AS TRIBUTE!!!". Gak susah ternyata, dia cuma butuh 1 orang distributor di masing-masing kota. Gak cukup sejam gue chattingan sama dia, gue resmi direkrut sebagai anggota distributor brand hijabnya dia.


Tapi, ternyata oh ternyata, gabung dengan brand ini harus ekstra sabar. Gak semulus dan selancar yang gue fikir pada awalnya. Gue yang seminggu udah berapi-api, lama kelamaan, dari hari ke hari, semangat gue mulai turun lagi. Bukan karena mahal atau apanya. Jangka waktu barangnya untuk berstatus single  eh salah..ready maksudnya. Membutuhkan waktu yang mungkin lama sekali. Ini karena dia memakai sistem PO (Pre Order). Jadi lo order dulu baru dibuatin barangnya. Estimasi saya sebulan atau dua bulan malah. Ini karena ternyata oh ternyata, si empunya ini, lumayan keteteran melayani pesanan orang lain juga yang order langsung ke dia. Sedangkan mbaknya ini ngaku kalau pegawai yang jahit jilbab-jilbabnya ini cuma tiga orang. Sedangkan orderan sekali dia buka PO, bisa sampai lebih dari 100 pcs kerudung. Ini baru kerudungnya, belum gamisnya. Belum barang lainnya. Maka, gue dan beserta 24 orang distributor lainnya hanya bisa mengelus dada  bersabar, menyemangati si empunya dan berdoa semoga gak kehabisan  barangnya cepat ready juga


Walaupun barangnya satupun belum ada yang ready ditangan gue, lama kelamaan mulai ada orang yang pengen pesan dan beli kerudung-kerudung yang gue sangat nantikan ini. Thanks for si empunya yang promote akun instagram gue sebagai distributornya dia. Padahal gue belum promote apa-apa, belum iklanin barang-barang yang ready apa aja, orang-orang sudah nyariin. Gue jadi sadar, kalau ternyata barang ini emang selalu dinanti-nanti. Dan dengan adanya distributor, mungkin membuat mereka lebih tertarik karena bisa lebih hemat di ongkir. Maklum, untuk kita lokasi Sulawesi ini mesti bayar agak mahal kalau beli barang di Pulau Jawa sana. Belum lagi bayar harga barangnya juga. "Kalau barang sudah bagus dan sudah banyak yang suka, pasti orang-orang bakal tetap menunggu dan nyariin", ini yang gue pelajarin dari mbak-mbak distributor lainnya. Makanya, gue yakin dan mantap untuk pesan banyak buat stok. Pokoknya sikaaaaat!!


Gue udah order dan mesti menunggu lagi. Untung gue sabar, meskipun hati gue cuma satu . Dan orang-orang masih aja nanya-nanya. "Mba, barangnya udah ready belum?" is some kinda new weekly-question. Dan mulai menuhin kepala gue tiap minggu. Duh, mba, nanya tiap minggu, lha gue tiap malam juga bertanya-tanya dengan diri sendiri, dengan pertanyaan yang sama. Gue cuma bisa jawab dengan imut dan ramah "Maaf belum ready ya, mbak. Nanti saya kabarin lagi :) *pake belasan emoticon senyum*" *jawab sambil mengelus dada lagi*. Kasian juga sih.


Mumpung gue udah order dan berniat tambah orderan, gue pun berfikir untuk bertanya dulu ke customer, pengennya pesan warna apa dan ukuran apa. Biar barangnya ready, dia gak kehabisan lagi atau udah sesuai dengan kemauan dia. Jadi, gue coba bertanya dengan satu orang. Kira-kira begini:

Gue: "Mba, saya rencananya mau tambah orderan lagi sama Mba *empunya*. Siapa tau mba mau nitip pesan di saya mau warna dan ukuran apa. Jadi barangnya ready, mbak gak kehabisan lagi. *jelasin panjang-panjang*
Customer: "Trus ready nya kapan?"
Gue: "Yaa..kan disana baru PO mba. Ini juga baru PO kok. Cuma saya tanya mbak, biar pesanannya nanti bisa sesuai dengan pesanan mbak juga" *Jelasin panjang-panjang lagi*
Customer: "Ooh..gitu. Hmm warna yang ready apa? Trus kapan readynya?"
Gue: *cakar tembok* *balik ke lido* *guling-guling sampai kawah gunung salak*


Hikmahnya: (Yang penting barangnya ready aja dulu. Gak peduli mau warna apa. Gue cukup pesan banyak warna dengan berbagai macam ukuran). Akhirnya, gue berhenti untuk niat buka PO duluan sebelum barangnya betul-betul ada ditangan gue.


Kayaknya memang udah jalannya mesti sabar aja dulu. Prosesnya memang gak cepat, perlahan-lahan. Yang penting gue udah mulai. Itu saja. Kapan-kapan gue mesti promosi barang-barang jualan di blog ini.


No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....