Terima kasih atas satu hari kehidupan lagi yang telah diberikan. Aku tahu, aku adalah orang yang selama ini banyak meminta. Dan kali ini, terima kasih atas kesempatan untuk sekedar mengucap syukur untuk semua yang telah terjadi dan juga yang akan terjadi.
Terima kasih untuk setiap nafas dari bangun dini hari hingga malam hari. Untuk setiap hening kala terbangun tepat di sepertiga malam. Untuk setiap waktu sunyi dalam satu malam, hanya sekedar berdiam. Merenung. Bahkan menangis. Hanya untuk mengeluarkan segala penat dan noda hati dihadapanMu. Hanya berdua denganMu.
Terima kasih untuk setiap subuh khidmat setiap harinya. Jadi aku bisa mengawali hari dengan hal-hal positif lebih awal. Terima kasih untuk sarapan telur ceplok dan segelas susu coklat atau teh di setiap pagiku. Aku tahu, masih banyak orang lain yang belum beruntung diluar sana. Jangankan sarapan, bisa makan atau tidak hari ini saja, mereka belum tahu pasti. Mungkin juga pada malam harinya, mereka bahkan tidak tidur karena sibuk menahan lapar.
Terima kasih untuk pemandangan pagi setiap harinya. Tidak berharap muluk untuk bisa melihat teduh dan rimbunnya pohon ditengah perkembangan pesat kota saat ini. Setidaknya selalu masih ada pemandangan lain, yang lebih meneduhkan. Lebih memotivasi untuk senantiasa terus bersyukur.
Anak-anak kecil dengan seragam lusuh berangkat sekolah, misalnya. Ada yang berjalan kaki. Ada juga yang naik sepeda. Ada juga yang berdiri di pinggir jalan, menunggu supir mobil pick-up yang mungkin berkenan memberikan tumpangan. Para bapak tua mengayuh sepeda menelusuri jalan menuju tengah kota, contoh lainnya. Pagi tidak melulu tentang keluhan "Ini akan jadi hari yang berat dan melelahkan". Sekali lagi, karena kita tahu, jutaan orang diluar sana sangat menginginkan posisi kita.
Terima kasih untuk izinMu untuk mengisi hari dengan bekerja, belajar dan berkarya. Untuk setiap tenaga dan fikiran agar terus bergerak, mencari cara agar waktu tidak terbuang percuma. Dan terima kasih ntuk setiap detikMu, setiap kesempatan memberikan peran ditengah-tengah masyarakat. Untuk setiap rezeki dariMu, yang bisa aku berikan kepada keluargaku dirumah. Dan juga untuk setiap kemampuan membantu teman-temanku jika mereka ada yang membutuhkan.
Terima kasih untuk teman-teman setia pengobat lara dan pemberi tawa. Aku tahu, mereka hadir untuk sebuah alasan. Engkau memberikan mereka agar aku tahu, kalau aku tidak harus berjalan sendiri. Engkau menghadirkan mereka agar aku mengerti, aku bukan satu-satunya manusia dibumi ini. Bahwa selalu ada telinga yang tulus mendengarkan ceritaku. Selalu ada mulut yang berani menegur kesalahanku. Bahwa selalu ada genggaman tangan saudariku yang selalu menguatkan.
Terima kasih untuk setiap orang-orang yang dihadirkan dalam kehidupanku. Ada yang pergi, ada yang tinggal. Semuanya punya alasan sendiri mengapa Engkau pertemukan aku dengan mereka. Ada yang membahagiakan, ada yang menyakiti. Semuanya punya jawaban mengapa Engkau kenalkan aku dengan mereka. Apapun alasannya, Engkau lebih mengetahui. Engkau lebih memahami sebab apa aku harus mempunyai cerita dengan mereka. Baik itu manis atau pahit. Apa yang perlu aku harus pahami adalah semuanya punya pelajaran semata-mata untuk kebaikanku, hanya dariMu. Tidak perlu aku menangisi pilu ku terus-menerus. Dan tidak ada gunanya pula aku selalu membanggakan bahagiaku. Karena semua dariMu. Aku tidak memiliki apapun dari itu semua. Selain hanya hikmahnya.
Terima kasih untuk setiap sehat dan sakit. Terima kasih untuk hari-hari yang kujalani dengan sehat dan bersemangat serat ceria. Juga terima kasih untuk setiap hari-hari yang kujalani dengan sakit. Seperti hari ini, Terima kasih untuk penyakit flu dan demamnya hari ini. Semoga sakit ini bisa menjadi penghapus dosa. Insya Allah bisa membersihkan noda hati yang belum hilang karena istighfar. Atau belum bersih karena istighfar ku yang belum bermutu. Aku tahu, bisa jadi masih banyak orang yang sakitnya lebih parah dari milikku.
Tidak tahu lagi harus menulis ucapan terima kasih untuk apa. Engkau sudah memberikan terlalu banyak. Tapi, dari semua nikmatMu tadi, ada satu yang paling aku syukuri. Adalah hati yang mengingatMu. Banyak hati yang lalai, lupa, lalu mati. Aku pun juga dulu begitu. Terima kasih untuk kesempatan berbalik arah. Mengalami titik balik dengan jatuh-bangun berulang kali. Karena aku tahu, diluar sana masih banyak orang tersesat. Belum tahu arah jalan pulang. Belum mau menyerah dengan dunia, lalu kembali menujuMu. Semoga kami selalu bisa menjaga keistiqomahan menjalani hidup dengan agama ini.
Terima kasih untuk hati yang selalu bersyukur. Segala puji syukur bagiMu untuk setiap bahagia dan sedih hingga detik ini.
No comments:
Post a Comment