Sunday, January 5, 2014

#HeadShot

Kadang merasa pathetic banget kalau lihat temen-temen yang masih pacaran tapi panggilnya sudah "Papih-Mamih", "Mamah-Papah", "Hunny", "Beph..", "Tante-Om", asal jangan "Engkong-Cucu" aja sih manggilnya. Tapi, kenapa merasa pathetic? Emang kamu mau juga? Gak, jelas gak mau, apa bagusnya kalau status masih pacaran. Wait..emang pacaran itu status? Kayaknya tidak. Pacaran itu adalah jomblo yang terselubung. Ibaratnya, naik kapal masih merapat dipelabuhan dan partner berlayarnya masih sering pergi. Belum tetap. 

Kadang merasa pathetic kalau lihat orang-orang yang sibuk umbar kemesraan di social media. Sama pacar. Dih. Suami-istri yang sudah menikah sah secara hukum dan agama, yang statusnya sudah sangat jelas apa, sebenarnya, sebaiknya tidak terlalu mengumbar kemesraan di muka publik. Karena alasannya sederhana, itu sifatnya privasi. Tidak bisa sembarang orang yang boleh tahu, namanya juga privasi. Apalagi ini..yang masih pacaran. Yaelah, belum apa-apa sudah sebar-sebar kemesraan. Pacar lo habis ngapain, lo update. Pacar lo habis kasih apa, kalian bicara apa pakai emoticon begini --> :* ({}) ,semua orang bisa tahu. Itu..pacar lo atau pacar semua orang sih sampai kita semua juga bisa tahu? Berarti pacar lo milik orang lain dong. Kemesraan kalian bukan untuk konsumsi publik. Apalagi ini, masih belum jelas statusnya apa. Bisa jadi nanti malah ganti lagi. 



Kadang merasa pathetic kalau lihat orang-orang yang pacaran di socmed sibuk menyinggung tentang rencana masa depannya dengan sang Pacar. "Beb, nanti kita nikah tahun ini..ya" "Sayang..nanti kita nikah tahun (sekian) ya.." "Sayang, nanti kamu mau kasih cucu mama kamu berapa? Ciyeee.." atau sebar-sebar kode. Ya ini nih yang paling..apa-apaan banget kita yang baca. Bukan apanya, tanya lagi sama diri sendiri, buat apa dibicarain di socmed? Biar supaya orang lain cemburu? Iri? Biar supaya orang lain tahu rencana kalian berdua? Please, 99% orang (1% nya gak sempat baca) yang baca bahkan gak peduli bahkan menganggap itu menyebalkan karena mereka bisa tahu hal yang sebaiknya mereka tidak perlu tahu. Bikin penuh harddisk kepala, tau. Bahkan, kalau seandainya mereka tahu kalau kalian putus ditengah jalan, tidak jadi, padahal sudah terlanjur bercakap-cakap seperti itu, mereka malah bisa jadi cuma bisa bilang "Sukurin.." atau malah kasihan. Nah kan, kalian jadi terlihat pathetic? Iya. Kenapa? Karena kelihatan terlalu berharap. Ingat, pacar belum tentu jodoh. Kalau yang beginian sebaiknya pakai prinsip "Rahasiakan prosesnya, Umumkan pernikahannya..". Biar indahnya cukup kalian yang menjalani saja yang merasakan, tidak perlu terlalu banyak orang lain yang ikut-ikutan merasakan juga.


Bukan apanya, mengingatkan saja kalau berharap jangan terlalu tinggi, biar jatuhnya gak terlalu sakit. Apalagi ini cuma berharap sama manusia. Pikirkan lagi.

(Maaf, kalau ada yang merasa tersinggung setelah membaca ini. Atau ada yang ter-JLEB. Bisa jadi ini menjadi bahan pertimbangan untuk berhati-hati di social media. Apalagi kalau soal perasaan, jangan dibiarkan berceceran disana. Tidak, bukan untuk saya saja. untuk kalian juga)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....