Kalau dalam postingan lalu Ketika Muslimah Jatuh Cinta saya bahas tentang hal-hal jika kita jatuh cinta, bagaimana kalau kita patah hati? Apa yang harus kita lakukan?
Sama seperti jatuh cinta, sebagai seorang muslim dan muslimah yang mengaku mencintai Allah dan Rasullullah, jika patah hati tentu harus pula ditanggapi dengan elegan, anggun dalam koridor islam. Tapi, pada dasarnya, patah hati itu tidak akan ada kalau kita juga tidak terlalu larut dalam perasaan cinta yang tiba-tiba datang. Rasa kecewa tidak akan ada kalau kita juga tidak terlalu larut dalam perasaan harap yang ditujukan untuk seorang manusia. Jika mengaku patah hati, berarti hatinya memang sudah terlalu akut jatuh cinta. Tidak menutup kemungkinan hati sudah berangan-angan tidak jelas dan itu menjadi potensi zina hati. Mungkin dosa zina hati menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan untuk mereka yang memutuskan untuk tidak berpacaran, dan bisanya hanya suka diam-diam. Cinta bersemai dalam hatinya, diam-diam. Wah, fikirnya dosa zina itu hanya berpotensi untuk mereka yang menjalin hubungan belum halal, tapi ternyata tidak. Godaan setan bisa masuk kapan saja dan kedalam hati siapa saja, tanpa pilih orang.
Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). [ QS.7 : 16 – 17 ].
Godaan setan halus dan cerdik sekali, seringkali membuat kita tidak sadar kalau hati sudah berangan-angan hal yang seharusnya belum waktunya. Dan ketika jatuh cinta diam-diam, ini malah akan menjadi ujian terberat untuk mereka yang memutuskan tidak akan menjalin hubungan tidak halal dengan lawan jenis, sebelum ijab kabul diucapkan. Menjadi ujian terberat untuk mereka yang senantiasa mendakwahkan larangan pacaran, ketika jatuh cinta, mereka juga manusia. Godaan tetap datang, jauh lebih kuat. Dosa zina senantiasa tetap mengintai.
Kembali ke persoalan patah hati. Serupa dengan jatuh cinta, tidak bisa dipungkiri jika patah hati adalah hal yang kita juga tidak bisa hindari sebagai manusia. Siapa sih yang tidak patah hati kalau putus dengan pacar? yang cintanya bertepuk sebelah tangan, si dia lebih memilih menikah dengan yang lain? Atau siapa sih yang tidak kecewa kalau ta'arufnya gagal? Ingat, kamu bukan Tuhan Maha Sempurna. Sebagai seorang manusia, kecewa memang wajar. Sakit memang manusiawi. Membuktikan kalau kita masih punya hati. Namanya juga manusia, kan?
Tapi, apa yang membedakannya adalah cara menyikapinya. Itu sebabnya ada orang cepat sekali bisa move on, dan ada juga malah masih sibuk menangisi dan meladeni rasa kecewanya itu. Bagaimana sebaiknya menyikapinya?
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram" (QS. 13:28)
Tidak ada satu permasalahan apapun, jika dikembalikan lagi pada Allah, maka akan diselesaikan dengan baik. Termasuk patah hati, kecewa, dan lain sebagainya. Seorang muslim dan muslimah seharusnya tidak terlalu larut dalam rasa kecewanya. Sebab, dia selalu ingat masih memiliki Allah dan yakin serta berhusnudzon dengan janji-janjiNya.
Diputusin pacar? || Santai, itu tandanya Allah sedang menghindarkan kamu dari perbuatan dosa mu sendiri. Dia tidak mau kamu terlalu larut dalam kubangan dosa. Dan sudah sangat sepantasnyalah, kita, kembali menujuNya. Karena Dia merindukan kita dekat denganNya. Ingin kita bertaubat.
Kecewa karena dia lebih memilih yang lain? || Tenang, itu tandanya Allah sedang menghindarkan kamu darinya yang mungkin jika bersamanya keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya. Allah lebih mengetahui, sedangkan kita tidak.
Gagal ta'aruf? || Tidak usah kalut. Harusnya rasa syukur tetap dibesarkan dibandingkan kecewamu. Itu tandanya Allah sedang menyiapkan seseorang yang lebih baik darinya. Insya Allah.
Hati tidak akan terlalu parah patahnya, kalau jatuhnya tidak terlalu keras. Harapan tidak akan terlalu menyakitkan, kalau terbangnya tidak terlalu tinggi. Seorang muslim dan muslimah tidak akan lama tertimpa runtuhan hatinya sendiri, selama ia ingat Allah sedang menyiapkan kisah cerita yang lebih baik dari sebelumnya.
Dari Abu Hurairah r.a katanya, Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta'ala berfirman : “Aku senantiasa menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku senantiasa bersamanya ketika dia mengingat Aku. Jika dia mengingat Aku dalam hatinya, maka Aku mengingatnya pula dalam hati-Ku. Dan jika dia mengingat-Ku dalam majlis ramai, maka Aku akan mengingatnya dalam majlis ramai yang lebih baik. Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta, dan jika dia mendekatiku sehasta, Aku mendekatinya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku berjalan kaki, maka Aku mendatanginya dengan berlari”. (Shahih Muslim : 2300)
Wallahu a'lam bish-shawab..
Wallahu a'lam bish-shawab..
Good, judulnya terlalu mendiskriminasi itu tapi bagus sekali tulisanmu (y)
ReplyDeleteterima kasih, maaf kalau ada kata-kata yg tidak berkenan
ReplyDeleteAlhamdulillah..pencerahan hati :-)
ReplyDelete