Sunday, January 5, 2014

Pembuka Tahun 2014

Semua hal yang kita lakukan dulu dan sekarang, itu berhubungan. Memang benar adanya ya? Entah karena saya yang terlalu banyak menghubung-hubungkan segala sesuatunya, sampai sekecil apapun itu, tapi saya selalu merasa kalau semuanya itu berhubungan dan seperti ada hukum sebab-akibat disana. Misalnya, saya punya skoliosis sejak SMA bikin saya semangat untuk mau ikut klub renang. Karena, iya dokternya menganjurkan rajin berenang. Walaupun berenang ratusan meter, tiga kali seminggu tiap sore, gak peduli itu mau cuaca lagi hujan atau panas, kulit sudah..beh Masya Allah tanned nya kayak Beyonce, apalagi habis dari klub langsung lanjut bimbel lagi, sempat bikin males dan pengen mundur saja, tapi karena skoliosis inilah bikin saya memaksakan diri untuk bertahan. 



Walaupun waktu itu cuma setahun lebih tapi efeknya itu tidak mentok hanya untuk mengurangi skoliosis. Itu juga berefek dengan keadaan fisik, jadinya saya bisa lebih kuat untuk jalani tes kesehatan STAN waktu itu. Tepat beberapa bulan, mungkin 6 bulan kemudian, setelah saya memutuskan berhenti berenang karena waktu itu sibuk dengan jam kuliah dan kegiatan "non-akademik" dikampus yang bikin-saya-pengen-nginap-di-kampus saja saking banyak dan malesin banget (namanya juga maba -_-). 

 
Yaelah, tes kesehatan aja mah biasa aja kaliik.. Jangan salah, STAN sepertinya memang sangat selektif kalau menerima mahasiswa-mahasiswi baru. Apalagi buat yang cewek. Lari keliling lapangan (luas lapangannya juga lumayan bikin..hadeuh lihat aja bikin capek) selama 12 menit non-stop ditambah lari sprint bentuk angka delapan (apa yah namanya..lupa pokoknya) itu gak gampang buat cewek broooo, sissss..apalagi buat yang gak pernah latihan fisik apapun. 



Dicerita lain, waktu SMA saya dulu adalah anggota ekskul bahasa inggris. Dari kelas 1 SMA saya sudah di-trainning buat ikut lomba debate dan speech. Waktu itu, sekolah-sekolah seperti SMA Katholik Rajawali, SMAN 1, SMAN 17, selalu bikin event lomba bahasa inggris, salah satu cabangnya adalah debate. Temanya juga selalu berkembang dan tingkatannya selalu naik sedikit demi sedikit. Mulai dari mengangkat seputar hot issue (tapi bukan kayak gosip seleb ya) nasional maupun internasional. Ekonomi, politik, human rights adalah tema yang selalu diangkat dalam perlombaan ini.  Saya dulu bukan yang paling pintar, juara juga gak pernah, mentok paling sampai babak perdelapan.


Ya ya ya, pesaingnya juga banyak dan lebih jago and the judges were not easy judges. Tapi, entah kenapa walaupun berkali-kali kalah, gak pernah juara sekalipun, gak bikin saya mau berhenti. Mungkin karena saya merasa ketagihan untuk ikut beginian (apalagi kalau ikut bisa izin ditengah-tengah jam sekolah, dengan dalih mau latihan. Heuheu dasar anak SMA (,--). Tapi, toh sekolah juga bakal ambil trophy nya kalau kita menang jadi gapapa dong ya..(yaelah ngeles lagi ([_-) ). Jadi, gitu..saya rela deh usaha keras, sibuk searching sana sini diinternet, tapi tetap kalah asal tetap ikut aja. Saya rela (gila, gue keren banget yak ternyata B)). 


Karena saya suka bicara di depan orang. Saya jadi luwes, tidak cuma bicara tapi juga menghadapi orang-orang. Ini ngaruh ke hal yang lainnya. Seperti saat microteaching waktu ikut event the MOST (hmm..buat kawula muda yang suka nongkrong di JILC pasti ngerti apa ini, kecuali kalau kalian sering bolos bimbel. Lain ceritanya.) kebiasaan ngomong sesuatu depan orang asing buat saya bisa beda dari peserta lain yang rata-rata masih grogi ngomong , some are even don't know how, sehngga satu demi satu gugur dan hanya menyisakan 3 orang, salah satunya saya. Hadiahnya lumayan bisa beli novel atau buku banyak-banyak xD hoho~~ 

Tapi, efek yang lebih besar ternyata ada jauh didepan lagi. Saya masih ingat bagaimana waktu saya ikut seleksi STAN tahap 3, tahap wawancara. Yang wawancara siapa? Tentu bukan mahasiswa lagi, tapi pejabat-pejabat dari Direktorat Jenderal Pajak. Saya bangga bisa sempat berhadapan dengan beberapa orang hebat dari DJP. Gak peduli siapa mereka, saya tetap aja nyerocos, menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan mereka, dengan tata bahasa yang tertata, apa adanya, yah karena memang saya sudah ter-setting untuk seperti itu. Saya sudah terbiasa seperti itu. Dan semoga saya selalu bisa seperti itu. Yaelah..wawancara aja mah biasa juga kaliik. Jangan salah, biar ini sudah tahap terakhir, atmosfirnya beda, dan tetap masih ada yang tidak lulus melewati tahap ini. Tetap tidak gampang. 


Oke..balik lagi. Jangan baca ini seperti saya sedang menyombongkan diri disini. Bener-bener sama sekali gak ada niat untuk itu. Lihat esensinya. Saya cuma lihat semua momen-momen tadi itu hasil dari apa yang saya lakukan juga. Dan masih banyak sekali pokoknya hal-hal yang saya lakukan kemarin, sekecil apapun itu, dalam hidup ternyata berhubungan satu sama lain hingga bisa mengantarkan saya menjadi siapa saya hari ini. Coba kalian cek diri lagi deh, pasti ada juga yang mengalami hal semacam beginian. Kalian mendapatkan sesuatu karena kalian melakukan sesuatu yang boleh jadi luput dari ingatan selama ini. Semua hal yang kita lakukan kemarin dan hari ini, akan terlihat besok. Semoga cerita ini ada hikmahnya.

(terinspirasi dari obrolan tengah malam antara si Sulung dan si Tengah disaat si Bungsu sedang tidur)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....