“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh
berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu
Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR. Ahmad)
Ada tiga hikmah yang bisa diambil dari sebuah pertanyaan “mengapa
Allah masih mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun ini?”. Pertama, bisa jadi
karena kita diberi kesempatan untuk membersihkan tumpukan dosa. Kedua, mungkin
karena kita diberi kesempatan untuk menjadikan Ramadhan sebagai momen
mempertinggi derajat kita di akhirat kelak. Ketiga, boleh jadi Ramadhan ini
justru hanya menjadi kesempatan lain untuk kita terjerumus dalam jurang dosa
lebih dalam. Na’udzubillah min dzalik. Tapi, tetaplah optimis bahwa Ramadhan adalah untuk dua
kemungkinan pertama tadi. Insya Allah, potensi kemudharatan di Bulan Ramadhan
lebih kecil daripada potensi kemaslahatannya.
Ramadhan itu laksana tamu agung yang dikaruniakan Allah untuk
seluruh umat muslim. Karena jelas sekali Ramadhan penuh dengan berkah dan
kebaikan. Maka, sudah sepantasnya Ramadhan disambut dengan kebahagiaan. Ucapkan tahmid dan syukuri usia karena masih
beruntung karena bertemu lagi dengan Ramadhan.
“Seandainya setiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Bulan
Ramadhan, maka umatku akan berharap seandainya setahun itu Bulan Ramadhan” (HR.
Ibnu Khuzaimah)
Meet with Ramadhan, Syahrush Shiyam. Bulan dimana orang
beriman diwajibkan berpuasa dari nafsu yang diumbar tanpa batas, keinginan
diatas ambang batas kebutuhan, dan makanan yang menguruskan hati. “Barangsiapa
yang berpuasa pada Bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan
pahala (kepada Allah), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Meet with Ramadhan, Syahrun Najah. Bulan dimana manusia
dibebaskan dari azab api neraka
.
Meet with Ramadhan, Syahrul Qur’an. Bulan dimana Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup yang dapat membedakan yang haq dan yang bathil.
Meet with Ramadhan, Syahrur Rahmah. Bulan yang penuh dengan rahmat Allah.
“Pada Bulan Ramadhan, umatku diberi lima perkara yang tidak
pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku: Pertama, apabila tiba awal
malam Ramadhan, Allah ‘Azza wa Jalla memandang mereka, dan barangsiapa yang
dipandang oleh Allah, maka selamanya Allah tidak akan mengazabnya. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari di sisi
Allah lebih harum daripada aroma minyak kasturi/misik. Ketiga, para malaikat
memohonkan ampunan bagi mereka setiap siang dan malam hari. Keempat, Allah ‘Azza
wa Jalla memerintahkan kepada surga-Nya dengan firman: ‘Bersiap-siaplah dan
hiasilah dirimu untuk hamba-hambaKu. Kamu sekalian telah dekat dengan saat
beristirahat dan keletihan hidup di dunia dan kembali ke kampung-Ku dan
rahmat-Ku’. Kelima, apabila telah tiba akhir malam (Ramadhan), Allah akan mengampuni
dosa-dosa mereka semua. Lalu, salah
seorang sahabat bertanya, “Apakah itu pada saat Lalilatul Qadar, wahai
Rasulullah?”. Beliau bersabda,”Tidak! Bukankah engkau pernah melihat pekerja
yang terus bekerja, ketika mereka beristirahat dari kerjanya, mereka tetap
memperoleh gaji?” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Bazzar). Walaupun malam itu bukan malam Lailatul Qadar, pada
bulan Ramadhan, Allah tetap melimpahkan lebih banyak rahmat-Nya untuk umat-Nya :')
Meet with Ramadhan, bulan dimana Allah membuka pintu surga dan menutup pintu neraka serta memborgol setan agar hamba-hamba-Nya bisa mengumpulkan amalan dengan lebih mudah. Betapa istimewanya Bulan Ramadhan. Tidak heran jika Ramadhan menjadi bulan istimewa diantara 11 bulan lainnya. Semoga Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan yang mampu membentuk ketaqwaan untuk kita dan menjadi jiwa yang sukses mengalahkan nafsu dalam diri. Marhaban Ya Ramadhan.
(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)
(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)
No comments:
Post a Comment