Kepada Yang Terhormat
Saudara Fulan
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Saudara Fulan, dengan ini saya beri tahukan kepada Saudara,
bahwa saya ditugaskan oleh Allah untuk menjemput roh Anda pada tanggal 8 Syawal
tahun ini, sehingga Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir bagi Saudara.
Harap dipergunakan sebaik-baiknya. Demikian pemberitahuan dari saya. Kurang lebihnya mohon
maaf.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Tertanda,
Malaikat Maut
-Izrail-
Saya merinding waktu baca surat ini dalam bukunya ini. Bayangkan saja kalau Izrail mengirim surat seperti itu ke
kita. Pasti dan yakin saja, semangat beribadah langsung menuju puncak tertingginya.
Mungkin kita bakal rajin sholat tepat waktu, rajin melaksanakan sholat tahajud,
sibuk ber-qiyamullail, tidak mau lagi mengeluh beratnya menjalankan ibadah
puasa pada siang hari. Kita akan rajin mengisi waktu dengan berdzikir dan
membaca Al-Qur’an. Merenungi ayat-ayat-Nya. Kemudian, kita jadi menginfakkan
semua yang bisa kita infakkan. Kita akan mendatangi orang-orang yang sudah kita
zalimi, meminta maaf pada mereka dan mengakui segala kesalahan kita pada
mereka. Pokoknya, kalau surat ini beneran ada ditangan kita, tidak akan ada
lagi waktu sia-sia habis terbuang percuma karena melakukan kegiatan-kegiatan
tidak bermanfaat.
Kematian adalah salah satu rahasia besar kehidupan. Tidak
ada yang tahu kapan Izrail datang menjemput. Dan bagi mereka yang bisa memaknai
ini, justru bisa membaca makna ketidaktahuannya akan ajalnya sendiri. Salah
satu hikmahnya adalah agar manusia berhati-hati dalam setiap detik usianya,
jangan sampai melewati batas yang Allah telah tentukan. Kita tidak akan pernah
tahu, apakah Izrail datang ketika kita sedang mengerjakan dosa atau sedang
mengerjakan amalan.
Sadar gak sih kalau setiap Ramadhan datang, kita sering
terlena dalam rutinitas kosong. Mungkin ini karena datangnya Bulan Ramadhan
rutin tiap tahun. Jadi pola pikir kurang baik seperti “Ah nanti tahun depan ada
Ramadhan lagi, kok” tertanam dalam fikiran kita masing-masing. Sehingga,
membuat kita kurang mengoptimalkan ibadah di Bulan Ramadhan. Tidak banyak
menumbuhkan perubahan kesungguhan dalam diri untuk bisa mencapai tingkat
ketaqwaan yang tinggi. Padahal, bukannya tujuan kita melakukan puasa itu adalah
taqwa kepada Allah? Kalau ibadah tidak maksimal, tingkat ketaqwaan tidak
tercapai dan tidak bertambah, lantas puasa ini untuk apa?
Tapi, namanya manusia sudah menjadi tempatnya lupa. Kita
sering lupa kalau dunia cuma tempat singgah dan berteduh. Sering lupa kalau
seiring detik jam selalu bertambah detik demi detik tapi usia kita semakin
dekat dengan ajal. Bagaimana bisa kita seyakin itu bisa bertemu dengan Ramadhan
tahun depan?
Untuk memaksimalkan gairah ibadah selama Ramadhan tahun ini,
kita harus senantiasa getarkan rasa dalam hati bahwa Ramadhan ini adalah Ramadhan
terakhir bagi kita. Belum tentu kita bisa menikmati Ramadhan tahun depan. Tidak
ada jaminan sedikit pun. Maka jangan pernah berfikir bahwa kita masih bertemu
Ramadhan lagi di tahun mendatang.
(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)
(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)
No comments:
Post a Comment