Monday, June 30, 2014

Renungan Hari ke-3: Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku.

Kepada Yang Terhormat
Saudara Fulan

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Saudara Fulan, dengan ini saya beri tahukan kepada Saudara, bahwa saya ditugaskan oleh Allah untuk menjemput roh Anda pada tanggal 8 Syawal tahun ini, sehingga Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir bagi Saudara. Harap dipergunakan sebaik-baiknya. Demikian pemberitahuan dari saya. Kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Tertanda,
Malaikat Maut

-Izrail-

Saya merinding waktu baca surat ini dalam bukunya ini. Bayangkan saja kalau Izrail mengirim surat seperti itu ke kita. Pasti dan yakin saja, semangat beribadah langsung menuju puncak tertingginya. Mungkin kita bakal rajin sholat tepat waktu, rajin melaksanakan sholat tahajud, sibuk ber-qiyamullail, tidak mau lagi mengeluh beratnya menjalankan ibadah puasa pada siang hari. Kita akan rajin mengisi waktu dengan berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Merenungi ayat-ayat-Nya. Kemudian, kita jadi menginfakkan semua yang bisa kita infakkan. Kita akan mendatangi orang-orang yang sudah kita zalimi, meminta maaf pada mereka dan mengakui segala kesalahan kita pada mereka. Pokoknya, kalau surat ini beneran ada ditangan kita, tidak akan ada lagi waktu sia-sia habis terbuang percuma karena melakukan kegiatan-kegiatan tidak bermanfaat.


Kematian adalah salah satu rahasia besar kehidupan. Tidak ada yang tahu kapan Izrail datang menjemput. Dan bagi mereka yang bisa memaknai ini, justru bisa membaca makna ketidaktahuannya akan ajalnya sendiri. Salah satu hikmahnya adalah agar manusia berhati-hati dalam setiap detik usianya, jangan sampai melewati batas yang Allah telah tentukan. Kita tidak akan pernah tahu, apakah Izrail datang ketika kita sedang mengerjakan dosa atau sedang mengerjakan amalan.

Sadar gak sih kalau setiap Ramadhan datang, kita sering terlena dalam rutinitas kosong. Mungkin ini karena datangnya Bulan Ramadhan rutin tiap tahun. Jadi pola pikir kurang baik seperti “Ah nanti tahun depan ada Ramadhan lagi, kok” tertanam dalam fikiran kita masing-masing. Sehingga, membuat kita kurang mengoptimalkan ibadah di Bulan Ramadhan. Tidak banyak menumbuhkan perubahan kesungguhan dalam diri untuk bisa mencapai tingkat ketaqwaan yang tinggi. Padahal, bukannya tujuan kita melakukan puasa itu adalah taqwa kepada Allah? Kalau ibadah tidak maksimal, tingkat ketaqwaan tidak tercapai dan tidak bertambah, lantas puasa ini untuk apa?

Tapi, namanya manusia sudah menjadi tempatnya lupa. Kita sering lupa kalau dunia cuma tempat singgah dan berteduh. Sering lupa kalau seiring detik jam selalu bertambah detik demi detik tapi usia kita semakin dekat dengan ajal. Bagaimana bisa kita seyakin itu bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan?


Untuk memaksimalkan gairah ibadah selama Ramadhan tahun ini, kita harus senantiasa getarkan rasa dalam hati bahwa Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita. Belum tentu kita bisa menikmati Ramadhan tahun depan. Tidak ada jaminan sedikit pun. Maka jangan pernah berfikir bahwa kita masih bertemu Ramadhan lagi di tahun mendatang.

(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....