Di usia kandungan sudah menginjak 8 bulan lebih, rasanya sudah sangat terlambat untuk menulis tentang pengalaman kehamilan kedua ini. Agak menyesal sih, karena tidak ada dokumentasi yang bagus, baik dalam bentuk foto atau tulisan seperti ini. Mau dokumentasi pake foto, ya malas aja. Bukan photogenic soalnya dan malu kalau mesti posting banyak-banyak di instagram. Malas cerita di instagram juga sih, soalnya ya terlalu terekspos rasanya. Maunya sih pake tulisan macam di blog ini, tapi yah..waktu 24 jam sepertinya tidak pernah cukup atau tidak pernah mau mencukupkan?
Mengurus anak, kerjaan, mengerjakan hobi (membaca pun sudah jarang rasanya, terseok-seok hanya untuk menamatkan satu buku saja, atau salah pilih buku, padahal banyak sekali daftar buku yang masih tersegel plastik yang masih setia menunggu saya membacanya). Itu semua saja sudah sangat menyita waktu dan tenaga rasanya.
Kehamilan memang berbeda-beda, bahkan untuk satu orang saja. Masih teringat jelas bagaimana awalnya saya tahu punya feeling kuat tapi juga ragu (hehe) dalam waktu yang bersamaan. Awalnya muncul gejala biasa, seperti mual dan muntah kayak orang masuk angin. Tapi, kenapa mualnya bisa seharian, dan gejala muncul lebih parah waktu di sore hari. Sebelum memutuskan untuk lakukan tes kehamilan, gak terhitung udah berapa kali saya harus nyetir sendiri dalam keadaan pusing luar biasa, sampai harus singgah di pinggir jalan buat muntah, mana jarak kantor dan rumah lumayan jauh.
Kalau pagi, gejala mual juga muncul, tapi saya fikir ya karena lapar belum sarapan sebelum berangkat ke kantor dan itu biasa saya jalani. Seminggu saya mual dan muntah parah di waktu pagi dan sore. Serta pusing luar biasa di siang hari. Saya fikir mungkin ini gejala PMS, karena saya biasa alami gejala PMS seperti itu walaupun kali ini rasanya parah sekali.
Sampai tidak bisa makan dan minum, pasti semua yang masuk dalam tubuh, saya muntahkan. Sampai pada mendekati seminggu sebelum hari menstruasi, ya iseng saja saya beli testpack walaupun belum telat menstruasi. Ternyata..wow..hasilnya: negatif. Ya udahlah ya..
Tapi, yang membuat saya mau testpack dua kali adalah gejala ini berlangsung terus-menerus sampai pekan depannya. I mean, kalau memang hasilnya negatif, berarti saya perlu berobat ke dokter dong, soalnya ini menggangu aktivitas sehari-hari. I don't give myself hope up, karena saya tahu ini hanya untuk memastikan saja sebelum saya minum obat macam-macam. Lalu, beli testpack lagi untuk kedua kalinya dan hasilnya: garis dua samar tipis. Tipis banget sampai hampir gak kelihatan dan harus diterawang baik-baik di bawah sinar lampu. Ini mata yang tambah rabun apa gimana ini?
Oleh karena itu, saya pergi periksa sendiri ke dokter OBGYN, just to make sure but still not give myself hope up. Setelah USG dan diteliti baik-baik bahwa ternyata benar ada kantong kehamilan yang ukurannya sangat kecil bahkan hampir tidak kelihatan, dengan perkiraan usia kandungan baru 5 minggu. Wow. Berita yang cukup mengejutkan untuk saya dan suami, apalagi hal ini memang tidak direncanakan. Suami hanya bingung dan bengong mendengar berita ini. Haha.
Trimester pertama dilalui dengan susah payah. Susah makan dan minum, tapi lapar dan haus pake banget. Habis makan, dimuntahkan. Habis minum air putih, pusing dikit, langsung muntah lagi. Makan, minum dan muntah adalah rutinitas di trimester pertama ini. Kadang saking seringnya muntah dalam sehari, cairan yang keluar tinggal air liur dan angin saja. Mual dan muntah di kehamilan kedua lebih parah daripada waktu pada kehamilan pertama.
Apakah ini hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan? Bukan. Dokter bilang selama kita masih bisa bangun dan beraktivitas, berarti hanya mual dan muntah yang wajar saat hamil. Mengingat saya masih bisa bangun, masih bisa nyetir ke kantor walaupun dengan keadaan "mabok", dan masih bisa beraktivitas walaupun dengan susah payah, akhirnya saya hanya dikasih obat mual untuk mengurangi gejalanya dan vitamin untuk menguatkan stamina. Yang kayak gini aja bukan hiperemesis gravidarum, gimana dengan perempuan lain yang memang beneran divonis ini ya saat hamil? Salut pokoknya. Karena gak gampang lah harus menghadapi keadaan tubuh yang lemah seperti itu.
Setelah 2 minggu kemudian, saya harus periksa lagi ke dokter untuk memastikan apakah dalam kantong kehamilan itu ada janin atau tidak. Dan alhamdulillah ada setitik kecil terlihat didalamnya. Lalu, 2 minggu kemudian, di USG lagi, detak jantung pertama kali mulai terdengar. Waktu itu usia kandungan sudah 10 minggu. Mendengar hal itu, dengan kejelasan yang terungkap sedikit demi sedikit. Mulai dari kantong kehamilan, apakah ada janin didalamnya, dan apakah jantungnya berdetak. Rasanya lega tak terkira setelah menghabiskan 3 bulan pertama itu dengan was-was. Tak habis rasa syukur mengetahui kejelasan dari sebuah awal yang baik.
testpack yang sudah lama tersimpan haha..
USG pertama, usia 5 minggu
USG kedua dan ketiga, usia 7 minggu dan 10 minggu
USG di penghujung trimester pertama, usia 13 minggu.
semangat:)
ReplyDelete