Thursday, May 29, 2014

The Liebster Award

Berawal dari sebuah postingan blog seorang teman, gue juga tertarik untuk menulis hal yang sama. Yang ternyata ini juga karena postingan si dhira di blognya. Yaampuuuuuuun..ketinggalan banget gue baca blog nya si Dhira. Baru tau, habis jarang blog walking lagi. Blog sendiri aja sudah mulai jarang update.


Sebelum kita menulis, pertama, mari kita ucapkan terima kasih kepada Dhira dan Aas yang sudah memberikan inspirasi menarik untuk dicoba disaat gue emang lagi lebih sering bengong depan entri blog daripada depan aplikasi SIDJP di kantor (if you know what i mean..)


Oke. Mari kita mulai..


Ternyata sebelum mulai, ada peraturannya. Here they are:

1. Post award ke blog kamu
2. Sampaikan terima kasih kepada blogger yang sudah memperkenalkan award ini dan link back ke bloggnya
3. Share 11 hal tentang kamu
4. Jawab 11 pertanyaan yang diberikan kepada kamu
5. Pilih 11 blogger lainnya dan kasih mereka 11 pertanyaan yang kamu mau

And here I go. In 3..2..1..

Tuesday, May 27, 2014

I have nothing to do but waiting, right now. Menunggu jemputan seperti biasa. Karena saya memang sedang tidak melakukan apa-apa, kayaknya tidak ada salahnya kalau saya mulai blogging sedikit.

Mari kita lihat. Hemm. Disini ada sepasang manusia, mereka adalah sepasang kekasih atau bukan, saya juga tidak tahu. Tapi, melihat gelagat dan bahasa tubuh mereka, sepertinya mereka hanya berteman. Hanya saja sedikit lebih dekat. Walaupun (sepertinya) mereka berteman, mereka sangat akrab. Seru sekali melihat mereka tertawa er..about something there, whatever. Kalau boleh asumsi saya expand lagi, sepertinya si cowok terjebak dalam zona friendzone dengan si teman ceweknya ini. But, they are still looked happy somehow.

Dan oh great..ada seseorang yang baru datang dan merokok. Ugh..hurts my precious lungs. And for God sake, why the hell do you sit there?

Lupakan tentang si perokok. I moved anyway. And feel so much better now. Disisi lain, ada juga sepasang manusia. Sepertinya mereka (hampir) berpacaran a.k.a lagi pdkt. Sangat jelas terlihat dari gelagat bahas tubuh mereka. Tawa mereka. Terlihat sangat dekat tapi tidak juga. Agak sedikit canggung. Mungkin kedua orang ini baru saja kenal dan memaksakan diri untuk saling mengenal satu sama lain.

Saya rasa semua orang setuju bagian menyenangkan dari sebuah hubungan adalah bersama orang yang bisa kau ajak bertukar cerita tentang apa saja. And yes, we usually call it a friend. It is just confusing when people over-thinking about what kind of relationship they have. Selama tidak melanggar nilai-nilai baik yang hidup di masyarakat dan agama, i think it is fine. Close doesn't always mean dating. And dating is not always an option. That relationship with a person always matter of time where it will bring you into. Tapi, rasanya memang menyenangkan menemukan orang seperti itu tadi.

The question is, have you ever met that kind of person?

(Ditulis ketika merenung sendirian di Circle K)

Monday, May 26, 2014

Kamu sesederhana ini.
Wajahmu rupawan.
Tawamu meneduhkan.
Tapi, hatimu itu adalah perasaan tersulit untuk kataku.
Malammu masih panjang, pangeran.
Berjuanglah, jangan bermimpi.
Terima kasih untuk hal yang lebih kuat dari cinta.
Harapan.

Tahukah kau apa gravitasiku?
Rindu.

Tahukah kau siapa langitku?
Tawamu.

Tahukah kau siapa hujanku?
Harapanmu.

Tahukah kau siapa bumiku?
Kau.

Menahanku begitu kuat.
Aku tidak beranjak kemanapun.
Aku masih punya dunia didirimu.

Rasanya sudah lama sekali tidak ke tempat ini. I just miss being here. Masjid memang cocok sekali untuk mereka yang rindu merenung. Sekedar bercakap-cakap didalam hati dengan Tuhan. Atau sekedar membaca selembar-dua lembar ayat Tuhan dengan khusyuk. Atau sekedar melelapkan fikiran dan hati dengan tenang di tempat ini. Kalau kalian merasa penat dan merasa semuanya terasa begitu salah dalam hidupmu, mungkin kalian rindu berada di masjid. Bernaung dalam rumah Allah.

Friday, May 23, 2014

Berlarilah..
Agar kau tahu apa yang kau cari..

Pergilah..
Agar kau tahu kemana kau harus pulang..

Ya Allah..
Lelah.
Apa memang selalu begini rasanya berjuang?

Ya Allah..
Cuma butuh Engkau.
Tolong beri aku saja bahu yang kuat untuk menampung semuanya.
Dan bantu aku lalui semuanya dengan sabar.

Saturday, May 17, 2014

....

I feel so curious. Sometimes i just can't help myself to not think about it. God, just help me through this. I absolutely don't want make any mistake that i will regret in the future, with this one.

(Maaf curhat lagi. Busett, akhir-akhir ini lagi mellow banget ternyata -_-)

.......

Pernah gak sih kalian mendapatkan satu kesempatan yang mungkin juga itu adalah mimpi terbesar bagi orang lain? 

Kadang masih tidak percaya. Ini sudah dua hari since that conversation and i just still can't believe it. Masih mikir aja "ini gue mimpi kan?" "Kalau ini mimpi, please jangan dibangunin dulu..". 

And i just still can not believe that such a perfection comes to me. Perfection? Like..really? Yes. Perfect. At least, that is what i have ever heard about people's opinion about this, "the perfection". I mean, kenapa gue? And i am so dying to know the answer of "why me?" question. Sampai sekarang gue masih aja bertanya-tanya sendiri. Terbengong sendiri kalau diinget lagi. Gila ya? Lebay juga gue malem ini nulisnya. Yaa abis mau gimana lagi, emang ini kesempatan baik banget ini. 

Allah emang selalu punya kejutan disetiap skenarionya. Dan sekarang cuma bisa bilang berkali-kali, Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Subhanallah untuk setiap skenario Mu ini. Dan gue cuma bisa terima dan jalanin ini.

Pokoknya, untuk kali ini bener-bener gak bakal gue sia-siain. At least, gue mesti berusaha yang terbaik. Give the best effort aja deh. Soal hasil, serahkan semuanya sama Allah. Pasrah. Hanya bisa berharap yang terbaik dariNya.

Twilight in My Unnecessary Writing

Siang panas begini, tiba-tiba mikirin para ibu di rumah kalau lagi weekend begini. Baik itu yang full-time mom or career mom. Pasti lagi sibuk banget ngurusin suami dan anak in all full weekend. Tapi, mungkin itu akan jauh lebih baik dan lebih mulia daripada ada di posisi Bella, salah satu tokoh film Twilight. Pernah nonton filmnya kan? Yang dimana salah satu tujuan Bella itu cuma mau bersama dengan pasangannya, Edward, selama-lamanya.

Kalau difikir-fikir lagi, Bella ini sudah termasuk a full-time Mom and Wife. Yaa, karena dia gak punya pekerjaan selain menjkah dan jadi vampir doang bareng suaminya. Kalau siang biasanya dirumah, main sama Renesmee, anaknya, atau kalau gak, cuma bermesraan ciuman dan pelukan sama Edward. Kadang sesekali mungkin ngobrol dengan teman serigalanya a.k.a calon mantunya, si Jacob. Kalau malam, yaa cari makan. Cari darah binatang gitu biar gak laper bareng suaminya juga. Enak bener ya, gak perlu ke pasar trus masak dirumah. Kalau Edward lapar, tinggal diajakin aja deh main ke hutan. Cari darah. 

Another thing that comes up on my mind about this Bella is dia terlalu beruntung. I mean, does woman sort of this Bella, exist? Punya suami yang ceritanya itu physically handsome, sangat cinta dan bisa mati kalau Bella udah gak bernafas a.k.a mati, punya anak yang gifted dan physically beautiful, punya mertua yang baik dan tajir mampus, dan Bella ini dibela dan dilindungin habis-habisan pula sama semua orang. Like this whole world is care so much about this little princess Bella. And this happens forever (diceritanya sih begituuuuu..)

Oh well, mungkin kelihatannya enak banget. Dan Bella dengan keadaan seperti ini seharusnya bisa ongkang kaki aja di rumah. Toh gak ada yang harus dia fikirin kok. Ngapain dia waktu itu sok sibuk juga ngurusin apa-apa waktu mau berantem sama Volturi. Hahaha..

Udah ah, tulisan ini cuma becandaan doang. Serius gitu bacanya.. :D
*langsung ditimpukin fansnya Twilight pake high heels*

It is like a dream.
A new dream.
The nicest one.
And i don't wanna wake up

At the same time..

It is real.
A brand new opportunity.
The finest one.
And i don't need dream.

This is even better than dream.
A hope.

Friday, May 16, 2014

Hopes.

Lagi-lagi harus berurusan dengan harapan. Tapi, bukannya itu wajar? Harapan tumbuh karena ketidaktahuan, ketidakpastian dengan masa depan. Dan saya hanya manusia yang jelas tidak tahu apa-apa tentang masa depan saya sendiri. 

Tapi, setelah melalui beberapa pengalaman. Saya selalu belajar untuk berharap bukan pada sesuatu yang selalu diharapkan itu. Tapi, selalu berharap saja sama Dia yang akan memberikan jawaban kepastian  akan harapan tersebut. Sudah ada beberapa pengalaman, biasanya kalau berharap sama "objek" nya itu sering kecewa. Karena yah ekspektasi kita hanya sebatas "objek" harapan kita itu dan juga terlalu tinggi. Gampangnya, kalau dapat ya dapat terus senang deh. Kalau gak, yaa gak dapat terus nangis peluk guling. Yaa pokoknya gitulah.

Sedangkan kalau berharapnya sama Dia. Biasanya ekspektasi kita menjadi lebih luas. Dan dengan ekspektasi luas, kita bisa mencari pemahaman untuk diri sendiri lebih luas juga. Tidak sempit terbatas hanya sampai "objek" harapan saja. Lebih luas dari itu.

Terbukti kalau misalnya kita mengharapkan sesuatu, lantas kita serahkan harapan itu pada Allah. Kita mendapatkannya kelak atau tidak, kita selalu bisa memahamkan diri sendiri dengan alasan-alasan yang baik. Berhusnudzon. Dan tidak gampang untuk kecewa atau terlalu bahagia.

Terlepas dari sebab-sebab menjadi nyatanya sebuah harapan atau tidak adalah rahasia Allah, yang terpenting adalah bagaimana sikap kita ketika menghadapi harapan itu sendiri.

Wednesday, May 14, 2014

!

I am not in good mood
I am not in good mood
I am not in good mood
I am not in good mood..
For God sake, i need to write something on my blog for making me sane from all of these stuff.

!

Friday, May 9, 2014

Wednesday, May 7, 2014

Tips Naik Angkot Buat Cewek

Kejadiannya adalah malam ini ketika saya pulang dari kantor. Tepatnya jam setengah 8 malam. Jadi gue pulang nih naik angkot seperti biasa. Didalam angkot itu sudah ada tiga orang penumpang. Dua orang perempuan, satunya masih muda dan berjilbab dengan memakai pakaian berlengan.panjang dan ketat. Dan mungkin berumur sekitar 24 tahun. Seorangnya lagi adalah wanita paruh baya. Mungkin berumur sekitar 33 tahun. Tidak berjilbab dan dengan pakaian kemeja serta rok. Biasa saja, malah terkesan berantakan.

Seorang penumpang lagi di dalam angkot itu adalah seorang laki-laki kurus dan berkulit hitam. Mungkin berumur sekitar 45 tahun. Dan dia duduk tepat disebelah perempuan-24 tahun tadi. Awalnya gue sih tidak peduli. Cuek aja. Tapi, lama-lama gue perhatiin tuh bapak duduknya agak mepet dengan perempuan itu *jreeeeng... Padahal, bangku tempat mereka duduk masih luas. Gue yang lihat itu jadi merasa aneh dan curiga dong. Masa bangku segitu luas cuma ada mereka dua orang yang duduk, si bapak itu duduk malah mepet banget sih? Gak cuma itu yang mencurigakan. Dibawah remang-remangnya lampu dalam angkot, gue liat tangannya tuh bapak agak dekat juga dengan tubuh si cewek. Tepatnya dibawah ketiaknya tuh cewek alias.. *pikir aja sendiri* *maaaaaaak.. > <

And the worse thing is kebetulan si cewek ini duduknya agak serong dan posisinya membelakangi si bapak. Otomatis dia jadi gak ngerasa apalagi melihat. Padahal tuh tangan bapak physcho sudah hampir menyentuh bagian tubuhnya. Gue pun langsung mengalihkan pandangan dari kejadian itu, pura-pura gak lihat sambil terus berbaik sangka "ah mungkin suaminya..". Dan gue pun tetap merinding sepanjang perjalanan, dan ngerasa si bapak liatin gue. Hih..beneran ngeri banget. Pengen loncat dari jendela aja gue.

Kengerian ini bertambah to the max ketika melihat perempuan itu turun, TAPI gak sama si bapak itu. Ternyata si bapak itu gak sama siapa-siapa, not even that girl. Berarti..dia habis grepe orang dan si korban gak ngerasa sama sekali. Oh God..ya Allahu..dalem hati cuma bisa istighfar sambil peluk tas ransel gue erat-erat biar gue langsung kabur kalau ada apa-apa.

Tips:
1. Kalau lagi naik angkot, dan ada penumpang lain, apalagi cowok, jangan duduk serong. Buat kamu membelakangi penumpang lain dan mengurangi kewaspadaan kamu akan gelagat penumpang lainnya. Duduknya yang lurus saja, jadi kamu bisa memprhatikan jeli situasi dalam angkot. Toh bayarnya tetap sama, 4000 juga.

2. Usahakan kalau keluar, jangan pakai baju ketat dan pendek. Apalagi yang berjilbab. Sudah berkali-kali peringatan tentang berpakaian ketat ini, bahwa itu bisa mengundang kejahatan juga.

3. Bayar dengan uang pas. Mau itu jauh-dekat. Bukan apanya sih, bang supirnya kadang suka ngomel kalau dikasih uang besar. *eh salah..abaikan saja ini* -_-

4. Pegang erat-erat dan siaga dengan barang bawaan kamu. Siapa tahu aja nih ya, kalau ada sesuatu aneh terjadi di dalam angkot dan alarm bahaya kamu nyala, kamu bisa langsung loncat dari angkot. Ini serius. Gapapa deh mungkin luka dikit asal jangan jadi korban kejahatan orang lain dalam angkot.

Sekian pengalaman malam ini. Semoga bermanfaat buat para perempuan yang suka naik kendaraan umum. Apalagi di malam hari. Kejahatan muncul bukan hanya dari niat si pelaku tapi juga kesempatan. Waspadalah.. (,--)/

Sunday, May 4, 2014

Cerita Hijrah

Beberapa hari yang lalu, salah seorang teman bercerita bagaimana gelisahnya ia karena keputusannya untuk mulai berhijab syar'i, memutuskan untuk berhijrah. Dia bercerita bagaimana ia selalu khawatir dengan reaksi orang lain mengenai tindakannya itu. Ia takut kalau seandainya teman-temannya akan menjauhi dia karena dianggap berbahaya dengan kerudung lebarnya. Belum lagi mamanya yang ternyata ikut tidak mendukung keputusan mulianya ini. 

Saya mengerti bagaimana perasaan teman saya itu. Harus saya aku bahwa keputusan hijrah memang sulit. Belum lagi dengan ujiannya. Tapi, itu hanya di awal saja. Nanti setelah dijalani, akan ada lagi ujian lagi. Mulai timbul juga bisikan syaithan yang menghembuskan perasaan was-was. Khawatir. Gelisah. Sulit sekali.

Menanggapi cerita teman tadi, saya hanya bisa mendengarkan dan memberikan saran terbaik semampu dan sepengetahuan saya. Bahwa, penilaian manusia tidak bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk memulai suatu ketaatan. Biar bagaimanapun, ketaatan itu urusan seorang manusia itu sendiri dengan Allah. Manusia boleh berkomentar, tapi tetap Allah yang memiliki akhirat. Penilaian manusia tidak bisa selamanya dijadikan tolak ukur, apalagi kalau sampai hal itu menghambat kita untuk berusaha taat. 

Lalu, bagaimana dengan orang tua yang tidak setuju dengan keputusan berhijrah kita? Untuk satu ini, mungkin agak rumit. Karena orang tua adalah pihak terdekat dengan kehidupan kita. Yang tidak bisa begitu saja menghiraukan mereka, sama seperti ketika kita dengan orang lain. Maka, saya hanya bisa menyarankan kalau untuk mengatasinya harus pelan-pelan. Coba ajak orang tua berbicara dari hati ke hati dengan cara baik. Bertukar pikiran, bukan berdebat. Kalau bisa, hindari hal semacam debat kusir ini dengan orang tua. Katakan kalau keputusan berhijab ini juga salah satu usaha kita sebagai anak untuk tidak menyusahkan orang tua ketika mereka akan ditanyai pertanggungjawabannya di akhirat. Seiring dengan waktu untuk berusaha dan menunggu untuk meluluhkan hati mereka, tetap belajar pakai hijab syar'i nya. Diiringi dengan tetap berperilaku baik dengan orang tua. 

Dan untuk melengkapi semua usaha tadi, jangan lupa berdoa. Minta sama Allah agar dimudahkan, dan niatnya berhasil diwujudkan. Insya Allah, Allah akan mudahkan dan melembutkan juga hati orang-orang disekitar untuk mau menerima keputusan kita.

Jalan hijrah akan penuh dengan ujian. Tapi, justru itu akan membuktikan seberapa kuatnya keinginan hijrah itu sendiri. Dan seberapa besarnya keinginan kita untuk datang mengetuk pintu hidayahNya yang sudah Dia tunjukkan. Selalu ada ujian jika itu berhubungan dengan keimanan. Untuk teman-teman yang sedang memulai untuk berhijab, yang masih belajar, atau yang bahkan masih berniat, semoga segalanya dimudahkan oleh Allah. Setelah itu, semoga tetap istiqomah dan silahkan didakwahkan kepada teman-teman yang lainnya juga. Semoga tulisan ini bermanfaat..  :)

Wallahu a'lam.

Dua Puluh..

Dua Puluh..
Umur yang masih muda. Dengan segala sisa-sisa kelabilan dan ketidaktahuan akan apa-apa di dunia dari masa remaja selama 6 tahun yang lalu (Well, saya anggap masa remaja mulai dari usia 14 tahun. Is it allright?) yang masih melekat. Dan sudah cukup untuk waktu 19 tahun yang sia-sia dan semoga selalu bisa lebih baik lagi dari yang lalu. Maksudku yah, bukannya karena hari ini adalah ulang tahun makanya saya berharap untuk bisa lebih baik lagi. Karena pada nyatanya, seorang muslim sebaiknya selalu punya keinginan dan usaha untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Pertanyaannya, how better am i?

Dua Puluh..
Melihat kebelakang sejenak, seperti biasa sudah banyak hal yang terjadi lagi selama setahun hingga hari ini umur sudah bertambah lagi. Skenario tidak terkira. Jatuh bangun membangun keistiqomahan iman dijalanNya selalu terjadi, sejak memutuskan berhijrah. Keputusan yang awalnya sulit, banyak ujian didalamnya. Tapi, justru ujian itu membuat iman menjadi terasa manis. Akan membuktikan seberapa kuat dan konsistennya iman kita. Pertanyannya, how strong is mine?

Dua Puluh..
Hidayah. Keluarga luar biasa. Teman-teman luar biasa pula. Lingkungan hidup yang kondusif. Pendidikan. Kesehatan. Rezki yang cukup. Pemahaman. Segala cerita masa lalu yang nilai ilmunya bertahan hingga sekarang. I've never stopped saying thank you for this amazing life that Allah has given. I have never and i hope, i won't. Insya Allah. Allah baik sekali. Selalu memberikan hal-hal yang menurut orang lain, mungkin masih sepele, tapi bagi saya, besar sekali artinya. Segala yang dari Allah adalah nikmat. Semua yang dimiliki sekarang karena semata-mata kebaikan Allah untuk mengamanahkan kepada saya. Karena saya tidak pernah benar-benar memiliki apapun. Pertanyaannya, how grateful am i?

Dua Puluh..
Terlepas dari segala kebahagiaan dan rasa syukur karena umur bertambah, saya ingat ada sesuatu yang penting pula. Umur bertambah, tapi disisi lain, umur didunia ini juga berkurang. Bukannya mau menakuti atau apa, tapi kita semua akan menemui ajal juga, kan? Bukan sesuatu yang tabu lagi untuk dibicarakan. Angka umur saya boleh bertambah, tapi saya juga selangkah lebih maju menuju ajal. Entah kapan dan dimana ajal itu menemui. Pertanyaannya, how ready am i?


Saturday, May 3, 2014

Another Unnecessary Writing

No more better words that i can say for today than Alhamdulilllah.
Mungkin bagi yang selalu membaca blog ini, akan sedikit bosan. Karena kebanyakan tulisan di blog ini fokus pada ekspresi syukur saya dengan apa yang sudah, yang sedang, dan yang akan terjadi. Whatever it is, Allah always has better plan. 

Oke..mari sehari ini saja kita tidak terlalu serius. Saya hanya akan menulis tulisan yang isinya hanya cerocosan aneh, tidak berguna, dan tidak penting. I just wanna have fun for a moment in this blog. Besides, i like writing my random thoughts. Like i always did.

Hari ini sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa selain hari ini dan besok adalah weekend. Waktu dimana saya bisa mengerjakan sesuatu hal lain dan tidak memikirkan pekerjaan kantor untuk sejenak. Bersantai, membaca buku sambil menunggu cucian di mesin cuci selesai, browsing, atau sekedar mengobrol dengan mama dan kedua adik saya. Sayang bapak sekarang tugasnya sudah jauh sekali dari Makassar. It is always fun. O yes, today is my birthday. Terlepas dari bagaimana islam memandang sebuah hari ulang tahun, momen seperti ini sebaiknya selalu diarahkan saja kepada yang positif. Misalnya, waktunya digunakan untuk spending time together with family, atau meng-aamiin-kan semua doa baik-baik yang orang lain kirimkan di hari ulang tahun ini. Lebih ke momennya saja, bukan karena sebab karena ulang tahun doang makanya hari ini spesial. Ya ya, i'd rather to do that.

Ada satu hal random lagi di pagi hari ini. Kalian tahu orang yang sering beratraksi dengan menyemburkan api dari dalam mulutnya. Ya itu sebenarnya hanya sebuah trik. Dengan kumur-kumur suatu cairan, hmm tidak yakin apakah itu minyak tanah atau apa, lalu disemburkan ke sebuah obor dengan api diatasnya dan..voila! Api menyembur lebih besar. Everyone knows that tricks. Tapi, waktu kecil saya fikir api itu betulan dari dalam mulutnya. And i was like "how did he do that?". Polos. And stupid, i guess.

Dan ternyata foto diriku di buku tahunan SMA tidak bagus. I was look..ugh..bahkan saya saja rasanya tidak mau berlama-lama melihat fotoku. Pakaian yang tidak sesuai, apa adanya, i was look so..terrible with that dress, that skirt, and those shoes -___-

Ah..terlalu banyak hal yang saya fikirkan akhir-akhir ini. Terlalu banyak hal rasanya yang ingin saya tuliskan tapi saya rasa itu agak inappropriate. Jadi, saya sudahi saja tulisan ini. Sorry for my unnecessary-thoughts.

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....