Thursday, October 1, 2020

Day 1: Personality

Kalau bicara tentang kepribadian, apakah ada orang yang secara tepat bisa menggambarkan kepribadiannya seperti apa? Sepertinya tidak ada. Karena manusia ya gampang berubah. Seiring dengan waktu berjalan, begitu banyak tempat yang ia datangi. Begitu banyak orang yang ditemui. Dan begitu banyak ide yang muncul sebab pengaruh luar. Yang bisa memengaruhi setiap reaksi dan keputusan yang diambil. Walaupun tidak lepas dari kepribadian, tapi keputusan sedikit banyak bisa dipengaruhi dari faktor eksternal. Misalnya, dari kejadian masa kecil, pengalaman patah hati, dan seringkali yang tidak menyenangkan selalu jadi faktor yang bisa mengubah seseorang. Iya ga sih?

Anyway, dalam rangka #30DaysWritingChallenge yang entah diadakan sama siapa, i just found it on my instagram. One of my friend shared it last night. So, i thought, "why not?"


Saya adalah saya hari ini bukan tanpa proses. Yang namanya proses, pasti telah dan sedang mengalami perubahan. Dulu saya adalah orang yang idealis. All of my thoughts got to be ideal, be how it supposed to be. Bagaimanapun caranya. Sehingga, ketika ada saja yang berjalan tidak sesuai rencana, saya sulit menerima. Saya gampang marah dan menyalahkan. Entah menyalahkan siapa dan apa. Pokoknya, saya merasa karena saya idealis maka saya sudah melakukan apa yang sudah seharusnya. Dan seseorang atau keadaan yang salah. Tapi, kan selamanya tidak seperti itu. Kadang kita sendiri yang jadi penyebab masalah kita sendiri dan hanya kita yang bisa menyelesaikannya.

Sejak jadi istri dan ibu, saya menjadi seseorang yang lebih rajin bertanya lebih dahulu sebelum menghakimi sebuah masalah. Saya jadi lebih sering introspeksi diri. Mengupas sedikit demi sedikit akar dari sebuah masalah, tidak semerta-merta menyalahkan seseorang atau keadaan. Yah, walaupun kebiasaan itu masih belum hilang sepenuhnya, tapi sebelum bereaksi saya pikir-pikir lagi. Lebih ke langsung pikir akar dan solusinya saja sih. Difikir-fikir yah capek juga kalau mesti cari-cari lagi yang harus disalahkan. 

Lalu, saya juga dulu adalah orang yang keras kepala. Kayaknya susah sekali menerima kritik orang lain. Baik itu tentang pekerjaan atau pun pengasuhan anak. Tapi, sekarang saya tetap keras kepala (hehe..) tapi terkadang saya coba dulu fikir-fikir kenapa orang-orang memberi saya kritik seperti itu. Lalu, dibandingkan lagi dengan yang saya lakukan dan nilai prioritas yang saya jalankan, baik dalam persoalan pekerjaan maupun keluarga. 

Tapi, kalau ditanya apakah memang seseorang tidak berubah? Yah, jawabku adalah bisa, tapi butuh waktu. Karena ada orang yang tidak mau belajar dari kesalahan dia sendiri, sehingga dia begitu-begitu saja kepribadiannya tanpa memperbaiki. Tapi, ada juga yang kelihatannya orang tidak berubah, mungkin saja dia sedang belajar dan masih butuh waktu. Kepribadian itu bisa berubah, bisa dilatih. Apalagi yang jelek-jeleknya. Asal mau belajar saja sih. Karena kepribadian adalah cara seorang individu untuk bereaksi atas sesuatu. Misalnya, jika ia sering bereaksi marah maka ia pemarah, jika ia sering belanja ketika punya uang, maka ia orang yang boros. Jadi, menurutku kepribadian itu bisa berubah. Asal mau berubah.

Itu adalah hanya salah dua nya. Yang saya ingat seringkali yang jelek-jelek nya saya saja . Kalau ditanya kepribadian saya sendiri, i almost think that i am no a good enough person. Hahaha.. But, i am a learner. Selalu mau belajar untuk memperbaiki diri walaupun rasanya sulit sekali, masih sering terbawa yang jelek-jeleknya itu. And it seems need years of practice. For me, that is the most important thing.

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....