Di mata manusia, ada banyak hal pembeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Faktor pembeda itu yang membuat seseorang ter-judge, apakah mereka baik atau tidak, tapi tetap masih dalam konteks fikiran masing-masing orang. Secara pribadi, saya selalu melihat seseorang dari caranya ia menghargai sesuatu. Menghargai hidupnya, menghargai waktunya, menghargai bahagianya, menghargai sedihnya, menghargai sakitnya. Menghargai hidupnya dengan beribadah kepada Tuhannya. Baik, perihal ibadah ini memang masih dalam ranah yang sifatnya sangat pribadi. Saya bukannya bilang kalau orang yang tidak beribadah itu jahat, dan saya tidak suka. Karena saya sama sekali tidak punya hak untuk menilai iman seseorang. Entahlah.
Wednesday, February 26, 2014
Monday, February 24, 2014
Negeri Di Ujung Tanduk (Darwis Tere Liye)
Di Negeri di Ujung Tanduk
kehidupan semakin rusak,
bukan karena orang jahat semakin banyak,
tapi semakin banyak orang yang memilih untuk tidak peduli lagi.
Di Negeri di Ujung Tanduk
para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan,
bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan,
tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Buku "Negeri di Ujung Tanduk" (sekuel "Negeri Para Bedebah") menceritakan tentang seorang konsultan politik, Thomas. Berkarakter kuat, teguh pendirian dan tidak takut dengan seorangpun apapun jika itu ada sangkut pautnya dengan sebuah kebenaran. Digambarkan layaknya sebagai seorang petarung yang rela melakukan apa saja demi suatu keadilan.
Sunday, February 23, 2014
City of Angels (1998)
Film ini menceritakan tentang seorang malaikat bernama Seth (Nicholas Cage) yang jatuh cinta dengan seorang manusia berprofesi sebagai dokter bedah bernama Maggie (Meg Ryan). Oke, sebelum kalian menonton film ini, hal pertama yang perlu kalian harus lakukan adalah lupakan realitas. Lupakan dulu kenyataan-kenyataan hidup. Yah karena dilihat dari plot secara garis besarnya memang sudah tidak masuk akal. Masa' ada malaikat jatuh cinta dengan manusia? So, forget the reality first.
Saturday, February 22, 2014
Sajak Harapan
Bukan harapan untuk bertemu yang aku inginkan..
Tidak ada harapan yang lebih baik untukmu, untukku..
Selain untuk kebahagiaanmu
Dimanapun kau berada kelak..
Disampingku atau tidak..
Bersama siapa nanti kau akan bersanding..
Denganku atau bukan..
Dan jemari siapa yang akan kau genggam..
Jemariku atau bukan..
Bahagiamu penting.
Kau boleh berbalik..
Dan aku hanya akan mendapati punggungmu menjauh dari sini..
Karena sungguh kita tidak bertemu lebih baik adanya..
Sungguh lebih baik jika itu untuk bahagiamu.
Dan bahagiaku. Harapanku.
Tidak ada harapan yang lebih baik untukmu, untukku..
Selain untuk kebahagiaanmu
Dimanapun kau berada kelak..
Disampingku atau tidak..
Bersama siapa nanti kau akan bersanding..
Denganku atau bukan..
Dan jemari siapa yang akan kau genggam..
Jemariku atau bukan..
Bahagiamu penting.
Kau boleh berbalik..
Dan aku hanya akan mendapati punggungmu menjauh dari sini..
Karena sungguh kita tidak bertemu lebih baik adanya..
Sungguh lebih baik jika itu untuk bahagiamu.
Dan bahagiaku. Harapanku.
Friday, February 21, 2014
Sajak Kau Boleh Pergi
Siang pasti digantikan malam
Sekeras apapun siang bertahan
Matahari pasti tumbang
Dan gelap menyelimuti
Siang pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Kelopak bunga mawar pasti rontok
Sekeras apapun dia ingin mekar lama
Pasti tiba masanya layu
Dan tangkai2 membisu
Bunga mawar pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Hujan pasti reda
Selama apapun dia hendak turun
Pasti tiba masanya habis
Dan menyisakan basah di halaman
Hujan pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Maka
Apalagi urusan perasaan
Cinta bisa berganti benci
Percaya memudar berganti kusam ragu
Pun komitmen menipis berubah jadi lupa
Kau boleh pergi
Sungguh boleh.
Tapi aku akan tetap di sini
Meyakini bahwa
Besok pagi, malam pun akan berganti siang
Mawar baru akan merekah ulang
Dan hujan berikutnya pasti kan datang
Kau sungguh boleh pergi.
(Darwis Tere Liye)
Sekeras apapun siang bertahan
Matahari pasti tumbang
Dan gelap menyelimuti
Siang pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Kelopak bunga mawar pasti rontok
Sekeras apapun dia ingin mekar lama
Pasti tiba masanya layu
Dan tangkai2 membisu
Bunga mawar pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Hujan pasti reda
Selama apapun dia hendak turun
Pasti tiba masanya habis
Dan menyisakan basah di halaman
Hujan pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Maka
Apalagi urusan perasaan
Cinta bisa berganti benci
Percaya memudar berganti kusam ragu
Pun komitmen menipis berubah jadi lupa
Kau boleh pergi
Sungguh boleh.
Tapi aku akan tetap di sini
Meyakini bahwa
Besok pagi, malam pun akan berganti siang
Mawar baru akan merekah ulang
Dan hujan berikutnya pasti kan datang
Kau sungguh boleh pergi.
(Darwis Tere Liye)
Sajak Jalanku Masih Panjang
Wahai perasaan
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap, dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira,
untuk kemudian bersedih hati
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap, dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira,
untuk kemudian bersedih hati
Wahai perasaan
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah
Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali
Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru
Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah
Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali
Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru
Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....
(Darwis Tere Liye)
Thursday, February 20, 2014
#DialogAbsurd 3
Kita selalu punya lawan bicara yang misunderstanding dengan apa yang kita bilang. Kita bilang A, mereka mengertinya yah..A. Bukan B,C, atau D. Seharusnya memang seperti itu, tapi kadang walaupun orang lain berbicara A, B, atau C, pikiran kita lah yang perlu di expand. Dicocokkan dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Saya pernah makan di sebuah restoran makanan cepat saji, bersama dengan seorang teman. Waktu itu, saya masih merantau di Manado. Dan untuk seorang perantau, variasi makanan perlu diperhatikan demi kelangsungan hidup di tanah orang. Makanya, kita mau makan diluar saat itu.
Saya : Eh kamu aja yang pesan ya. Gue jaga tempat duduk disini. (yaelah kayak lagi ngepet, main jaga-jagaan segala)
Dia : Iya, tapi kita mau pesen apa? *nanya dengan wajah bingung*
Saya : Yaelah, yah pesan 2 nasi aja lah. Emang mau makan apaan lagi? *nanya dan ikutan bingung karena Dia mau pesan di restoran fastfood terkenal-murah-meriah-dan-enak ini saja, bingung*
Dia : Ooh, ya udah deh.. *jalan menuju counter*
Beberapa menit kemudian..
Tebak teman saya itu bawa apa? Dia benar-benar bawa 2 nasi. Diatas nampan itu, hanya ada dua bungkus nasi ala fastfood itu, gak ada ayamnya apalagi minumnya.
Saya : *bengong* *tahan ketawa* Pfft..
Dia : Lho? Kenapa? Pesannya nasi kan? *muka polos*
Saya : Duh iya sih, tapi maksudnya sama AYAMNYA trus MINUMNYA juga. Itu kan ada paketnya.. *tunjuk menu* *tepok jidat*
Dia : Ooh.. ya udah abis gue gak pernah makan ginian sih *garuk kepala*
Dan akhirnya, saya pun pergi memesan apa yang seharusnya kami pesan saat itu. Sore itu baru sekali ini gue merasa bersalah. Saya mempermalukan teman sendiri didepan mbak-mbak penjaga kasir. Mana saya tau kalau akan begini kejadiannya.. Sekaligus jadi pelajaran, kalau memang gak tahu sesuatu, jangan gengsi buat bilang.
Bayangkan, nasi minus ayam, minus minumannya.
#DialogAbsurd 2
Teringat dengan dialog absurd lainnya, beberapa bulan yang lalu. Tepatnya masih tahun 2013. Singkat cerita, saya perlu materai 6000. Karena waktu itu, Bapak lagi diluar, saya pun minta tolong titip buat dibelikan.
Saya : Pah, titip beliin materai 6000, ya?
Bapak : Ooh iya, mau dibeliin berapa?
Saya : Beli 4 lembar aja.
Bapak : Oke, kita sumpah pocong aja artis-artis itu..
Saya : *glek* Err..oke -_- *sigh*
Kalau kalian suka nonton acara infotainment, gaul, dan update, pasti tahu kata-kata "sumpah pocong.." itu punya siapa. Dengar Bapak bilang begitu, saya cuma bisa mengiyakan. Masa' mau tak ajakin tinju? Heu.
p.s: sebenarnya saya mau pasang foto "You-Know-Who-Siapa-Yang-Sedang-Kita-Bicarakan" diakhir tulisan ini, seperti biasa. Tapi, ya gitu deh, gak usah ya? Penting? Gak juga sih. Ya udah..
Saya : Pah, titip beliin materai 6000, ya?
Bapak : Ooh iya, mau dibeliin berapa?
Saya : Beli 4 lembar aja.
Bapak : Oke, kita sumpah pocong aja artis-artis itu..
Saya : *glek* Err..oke -_- *sigh*
Kalau kalian suka nonton acara infotainment, gaul, dan update, pasti tahu kata-kata "sumpah pocong.." itu punya siapa. Dengar Bapak bilang begitu, saya cuma bisa mengiyakan. Masa' mau tak ajakin tinju? Heu.
p.s: sebenarnya saya mau pasang foto "You-Know-Who-Siapa-Yang-Sedang-Kita-Bicarakan" diakhir tulisan ini, seperti biasa. Tapi, ya gitu deh, gak usah ya? Penting? Gak juga sih. Ya udah..
So Much Time
She can't get out of bed this morning
You can tell that she's been crying
From the stains on her pillow case last night
She wonders why he got no warning
She wonders all the time
Well maybe in his dreams she'll make it right
She finally pulls herself together
And tries to face her life
But the thought of her cripples her inside
She wonders if he thinks about her
Or if he feels alright
These thoughts don't seem to leave her mind
At least she's still got so much
Time on her hands
Time to get back on her feet again
Time left to stand
Time to let go of her feelings
Problems in her life get clearer
As she finds some peace of mind
It gets a little easier with time
No she doesn't have all the answers
But she figures that's alright
Cause some things in life you just can't find
All she wanted to find
Was a heart to match her own
When he left her behind
He killed the boy she thought she'd known
You can tell that she's been crying
From the stains on her pillow case last night
She wonders why he got no warning
She wonders all the time
Well maybe in his dreams she'll make it right
She finally pulls herself together
And tries to face her life
But the thought of her cripples her inside
She wonders if he thinks about her
Or if he feels alright
These thoughts don't seem to leave her mind
At least she's still got so much
Time on her hands
Time to get back on her feet again
Time left to stand
Time to let go of her feelings
Problems in her life get clearer
As she finds some peace of mind
It gets a little easier with time
No she doesn't have all the answers
But she figures that's alright
Cause some things in life you just can't find
All she wanted to find
Was a heart to match her own
When he left her behind
He killed the boy she thought she'd known
At least she's still got so much
Time on her hands
Time to get back on her feet again
Time left to stand
Time to let go of her feelings
Time on her hands
Time to get back on her feet again
Time left to stand
Time to let go of her feelings
(Lirik lagu "So Much Time-Boyce Avenue". Dengan edit seperlunya)
Tuesday, February 18, 2014
Sesi Curhat
Sedang tidak mau berkata apa-apa, selain Alhamdulillah, sebanyak-banyaknya. Hari ini dapat musibah, kecelakaan jatuh dari motor. Tidak luka berat ,cuma dapat memar disekitar paha, 2 luka lecet dikaki, sedikit lecet ditangan. Lalu, otot leher jadi agak kaku. Mungkin sakit akibat kecelakaan ini campur lagi dengan capek hasil bolak-balik di kantor lagi. Kerjooooo..haemmmmm (tolong yang baca ini, pasangkan saya spanduk tulisan "GWS" didepan kantor. Siapa tahu saya sembuh. Lol). Syukur sekali tadi pas jatuh ditengah jalan, terkapar sebentar disana, tidak ada kendaraan yang sedang melaju. Kalau tidak, mungkin pagi tadi saya sudah menjemput ajal. Tapi, hari ini belum waktunya. Ajal memang selalu dekat, tidak meninggalkan sedikitpun, membayangi bagai bayangan.
Semoga capek saya secara fisik dan mental (karena shock belum selesai, lanjut ngantor lagi. Pulang-pulang langsung tepar, bangun-bangun melayang) bisa jadi penggugur dosa-dosa saya. Sakit bisa menjadi penggugur dosa, meskipun hanya sakit karena tertusuk duri, kan?
nih, biar gak cuma baca curhatan saya ^^
Monday, February 17, 2014
#SajakPendek: Lelahlah..Sedihlah..Gelisahlah..
Lelahlah..
Sedihlah..
Gelisahlah..
Kadang hati butuh merasa..
Jangan terlalu lama, atau mereka akan selamanya disana
Jalan ini memang panjang..
Kejenuhan kadang menjadi teman perjalanan.
Jalan ini memang melelahkan..
Kelelahan kadang menjadi kawan seperjuangan.
Mungkin kau butuh sedikit melihat ke belakang.
Sejenak membalikkan ragamu, menoleh..
Lihat sudah sejauh mana kau berjalan.
Lihat sudah berapa langkah kau lewati.
Ada setapak jalan perjuangan..
Sudah kau lewati dengan terseok-seok namun teguh.
Telah jauh dirimu yang lampau itu..
Dan kau tinggalkan ia dibelakang sana.
Lelahlah..
Sedihlah..
Gundahlah..
Tapi..
Ingat lagi mengapa kau memulai.
Teruntuk dirimu yang imannya mulai lelah..
Sedihlah..
Gelisahlah..
Kadang hati butuh merasa..
Jangan terlalu lama, atau mereka akan selamanya disana
Jalan ini memang panjang..
Kejenuhan kadang menjadi teman perjalanan.
Jalan ini memang melelahkan..
Kelelahan kadang menjadi kawan seperjuangan.
Mungkin kau butuh sedikit melihat ke belakang.
Sejenak membalikkan ragamu, menoleh..
Lihat sudah sejauh mana kau berjalan.
Lihat sudah berapa langkah kau lewati.
Ada setapak jalan perjuangan..
Sudah kau lewati dengan terseok-seok namun teguh.
Telah jauh dirimu yang lampau itu..
Dan kau tinggalkan ia dibelakang sana.
Lelahlah..
Sedihlah..
Gundahlah..
Tapi..
Ingat lagi mengapa kau memulai.
Teruntuk dirimu yang imannya mulai lelah..
Saturday, February 15, 2014
My Corner of Thoughts
Menulis memang jadi pelarian terbaik dari segala macam perasaan. Karena terkadang berbicara saja tidak cukup. Menulis sama menenangkannya ketika berbincang dengan Tuhan dalam doa. Bedanya, kau dan Tuhan tidak memiliki sekat apapun. Privasi tidak berlaku disana. Sedangkan menulis, walaupun itu hanya untuk dirimu sendiri, di buku diari rahasiamu atau di blog, atau dimanapun yang orang lain turut jadi pembacanya, tentu harus ada sekat tebal disana. Antara para pembaca dan dirimu. Atau setidaknya, ada sekat antara dirimu dan ketakutanmu jika ada manusia yang membaca dan salah paham. Mesti pintar menyiratkan sebuah maksud dalam bahasa baik. Meskipun begitu, menulis menjadi wadah dan langkah kongkrit dalam menampung segala macam rasa dan fikiran serta membuatnya nyata dalam wujud kata-kata.
Tulisan Sore Ini
Umur bertambah. Hidup berkembang. Semakin banyak substansi dalam hidup yang masuk, yang diserap. Sehingga pola pikir berkembang. Membuat manusia kreatif dalam berfikir apa yang akan ia lakukan detik ini juga. Secara kontiunitas. Memacu manusia untuk terus berfikir tentang apa yang akan terjadi didepan. Memikirkan dirinya ketika sudah ada dalam dimensi waktu yang jauh didepan sana. Dan jangan lupa, manusia akan mengaitkan kehidupannya sekarang dan nanti. Yang jelas setiap langkah hari ini akan mengantarkan menuju kehidupan nanti. Lalu, sesederhana itulah pilihan bermunculan beserta kualitasnya yang meningkat. Setiap langkah yang diambil, besar atau kecil, akan mencabangkan dirinya lagi menjadi beberapa langkah lagi. Yang disebut pilihan. Setiap melangkah akan muncul pilihan lain. Setiap pilihan akan muncul resikonya sendiri. Beserta tingkatannya sendiri. Baik dan buruk. Besar dan kecil. Tapi, apapun itu, pilihan akan menentukan skala prioritasmu seperti apa. Dan menentukan nilai kehidupanmu sendiri. Menentukan siapa dirimu.
Friday, February 14, 2014
#SajakPendek : Diam-diam
Masalah ini..
Entah akan berapa lama lagi aku kuat.
Sembunyi di pojok nirwanaku sendiri.
Menahan kaki ini untuk tidak berlari menujumu.
Seandainya aku cukup berani,
Untuk merusak jalan cerita ini sedikit.
Curang melewati banyak halaman buku kehidupan ini.
Demi kepuasan rasa penasaranku untuk sebuah akhir.
Seandainya aku tidak tahu,
Sedari awal manusia bukan miliknya sendiri.
Diri ini, hati ini, rasa ini. Kau.
Bahwa aku tidak pernah benar-benar memiliki.
Mungkin sudah kubiarkan saja akar rindu ini ,
Tumbuh merambat menujumu..
Bukannya malah menginjaknya hingga mati.
Seandainya aku tidak tahu..
Entah akan berapa lama lagi aku kuat.
Sembunyi di pojok nirwanaku sendiri.
Menahan kaki ini untuk tidak berlari menujumu.
Seandainya aku cukup berani,
Untuk merusak jalan cerita ini sedikit.
Curang melewati banyak halaman buku kehidupan ini.
Demi kepuasan rasa penasaranku untuk sebuah akhir.
Seandainya aku tidak tahu,
Sedari awal manusia bukan miliknya sendiri.
Diri ini, hati ini, rasa ini. Kau.
Bahwa aku tidak pernah benar-benar memiliki.
Mungkin sudah kubiarkan saja akar rindu ini ,
Tumbuh merambat menujumu..
Bukannya malah menginjaknya hingga mati.
Seandainya aku tidak tahu..
Tuesday, February 11, 2014
#6 Intermezzo (Eps. Going Hangout Alone)
Tulisan ini diawali dengan curhat tentang seorang dokter perempuan. Dokter ini adalah seorang dokter yang tiap sore datang, bertugas di sebuah ruangan poliklinik di gedung kantor tempat saya bekerja. Suatu hari, saya iseng bertanya sama beliau. Bagaimana cara untuk menaikkan berat badan? Soalnya saya memang merasa berat badan saya cuma segini-gini aja. Pokoknya badan saya dari dulu imut-kecil-menggemaskan deh *kibas jilbab*. Thanks to my height. Untung saja tinggi badan saya tidak terlalu pendek, tapi juga tidak terlalu tinggi (menurut saya lho..) jadinya yah postur tubuh ala-ala supermodel tinggi-ramping gitu deh (Heu..dasar narsis. Hehe..). Tapi, tetap saja saya sebenarnya penasaran sekali dengan statement orang "Naikkin berat badan itu gampang. Turunin berat badan itu yang susah beuddddhhhh..". Makanya saya nanya ke dokter itu, katanya "kamu coba makan malam dua kali deh. Sekitar jam 7 malam dan jam 10 malam". Baru coba 3 hari, saya sudah mulai suka lapar sekitar jam segitu gara-gara makan malam dua kali. Bahkan sebelum jam 7 perut saya sudah keroncongan lagi. Doakan saya semoga cara ini berhasil. Fufu (,--)9
Sebenarnya, walaupun saya sekarang lagi ada di sebuah restoran cepat saji, di sebuah mall, tapi tidak banyak yang bisa saya observasi buat dijadikan bahan tulisan sekarang. So, i guess this will be all about my thoughts, about random things.
Sebenarnya tidak enak juga sih kalau mesti jalan sendiri kayak gini. Tapi, the best part of going hangout alone is when i can focus on observing people to make a short writing. Saya senang menulis dengan situasi dan kondisi seperti ini. Karena bisa bikin saya fokus memikirkan segala hal apa yang saya ingin tulis saat itu. Karena biasanya keinginan saya untuk menulis muncul tiba-tiba disaat saya juga sedang mengerjakan sesuatu. Jadi disaat seperti inilah yang menjadi waktu yang tepat untuk mengeluarkan semua isi kepala saya.
Kayaknya saya harus akhiri sementara dulu tulisan ini. Waktu maghrib sudah tiba. Sebaiknya saya bergegas sebelum musholla mall ini penuh. Kapan-kapan kita sambung lagi. Hehe.. :))
Salam Intermezzo \(^^)/
Sebenarnya, walaupun saya sekarang lagi ada di sebuah restoran cepat saji, di sebuah mall, tapi tidak banyak yang bisa saya observasi buat dijadikan bahan tulisan sekarang. So, i guess this will be all about my thoughts, about random things.
Sebenarnya tidak enak juga sih kalau mesti jalan sendiri kayak gini. Tapi, the best part of going hangout alone is when i can focus on observing people to make a short writing. Saya senang menulis dengan situasi dan kondisi seperti ini. Karena bisa bikin saya fokus memikirkan segala hal apa yang saya ingin tulis saat itu. Karena biasanya keinginan saya untuk menulis muncul tiba-tiba disaat saya juga sedang mengerjakan sesuatu. Jadi disaat seperti inilah yang menjadi waktu yang tepat untuk mengeluarkan semua isi kepala saya.
Kayaknya saya harus akhiri sementara dulu tulisan ini. Waktu maghrib sudah tiba. Sebaiknya saya bergegas sebelum musholla mall ini penuh. Kapan-kapan kita sambung lagi. Hehe.. :))
Salam Intermezzo \(^^)/
Monday, February 10, 2014
#ODOA 1
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka...."(Surah Al An'am: 32)
Kemarin sore saya melihat segerombolan anak kecil sedang bermain hujan. Mereka tertawa.
Setiap hari, saya selalu melihat para rekan kerja tertawa. Di kantor. Tidak lebih supaya suasana tidak kaku, dan tidak bikin ngantuk. Mereka pun tertawa.
Di cerita lain, saat sedang berkumpul lagi dengan teman-teman, sahabat, agenda "tertawa bersama" tidak pernah terlewat. Ada saja sesuatu yang membuat kita semua tertawa. Lalu, kami tertawa juga.
Jangankan orang lain, saya dan keluarga juga senang bercanda. Kami membicarakan ini-itu. Lalu, kami tertawa.
Semua orang senang tertawa. Tidak ada yang salah dengan itu, selama tidak berlebihan.Tapi, mari kita bertanya pada diri masing-masing. Mari kita renungkan sejenak pertanyaan ini :
"....Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'am: 32)
(Hari ini, saya tertampar dengan ayat ini. Dan pertanyaan itu muncul di benak saya gara-gara satu ayat itu. Masya Allah..)
Wallahu a'lam bish-shawab..
Kemarin sore saya melihat segerombolan anak kecil sedang bermain hujan. Mereka tertawa.
Setiap hari, saya selalu melihat para rekan kerja tertawa. Di kantor. Tidak lebih supaya suasana tidak kaku, dan tidak bikin ngantuk. Mereka pun tertawa.
Di cerita lain, saat sedang berkumpul lagi dengan teman-teman, sahabat, agenda "tertawa bersama" tidak pernah terlewat. Ada saja sesuatu yang membuat kita semua tertawa. Lalu, kami tertawa juga.
Jangankan orang lain, saya dan keluarga juga senang bercanda. Kami membicarakan ini-itu. Lalu, kami tertawa.
Semua orang senang tertawa. Tidak ada yang salah dengan itu, selama tidak berlebihan.Tapi, mari kita bertanya pada diri masing-masing. Mari kita renungkan sejenak pertanyaan ini :
- Jika di akhirat kelak, akankah saya tetap tertawa? -
"....Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'am: 32)
(Hari ini, saya tertampar dengan ayat ini. Dan pertanyaan itu muncul di benak saya gara-gara satu ayat itu. Masya Allah..)
Wallahu a'lam bish-shawab..
#DialogAbsurd 1
Saya lagi nonton tv sama bapak. Acaranya On the Spot, lagi bahas tentang hewan. Kebetulan acaranya lagi menayangkan orang-orang sibuk berenang di tengah lautan, bareng ikan Hiu Paus. Mungkin sejenis Hiu, tapi blasteran Paus juga.
Saya : Pah, itu ikannya gigit gak sih? Gede banget.
Bapak : Gak kok, soalnya itu kan Hiu Paus.
Saya : Ah masa' sih? Gede gitu gak gigit. Itu kan jenis ikan Hiu juga.
Bapak : Gak gigit pokoknya. Abis ikan Hiu nya tidak jahat..
Saya : Ooh jadi itu Hiu baik?
Bapak : iya itu Hiu baik. Dan....... *sejenak diam*. Bijaksana.
Saya : oooooh.. *ikutan diem juga*
Gak tau, kita tadi lagi bicarain Hiu Paus beneran atau Hiu Paus dunia dongeng.
Nih, buat yang gak tau apa itu Hiu Paus
Friday, February 7, 2014
Ta'aruf Bukan Pacaran Islami
Teringat dengan cerita adik bungsu saya tentang salah seorang teman kelasnya. Namanya.... Tidak usah menyebut nama sebenarnya, karena cerita ini tidak butuh namanya, tapi hikmahnya. Ditulisan ini, anggap saja namanya Lia (kayak lagi wawancara kriminal aja pake nama samaran. Fufu.. :)). Adik saya cerita kalau dia sebenarnya sudah suka sama si Lia ini dari sejak mereka baru masuk SMA dan kebetulan mereka sekelas. Tapi, baru sekarang ini mereka dekat. Tidak pacaran tapi katanya sebagai teman, tapi rajin ingatkan Lia makan, sholat. Yaelah emang lo bapaknya? *ngomong sama bungsu*. Tapi, saya biarkan saja. Di umur begini memang akan sulit sekali mau menerima nasihat apalagi soal beginian, perasaan. Biarkan dia tahu sendiri. Daripada penasaran trus tidak makan tidak tidur 3 hari. Kadang manusia keras kepala sekali, butuh berkali-kali salah dulu baru menjadi benar.
Monday, February 3, 2014
Curahan Seorang Hamba
Bismillahirrahmanirrahiim..
Dengan namaMu ku awali doa ini..
Doa dari seorang hamba..
Hanya seorang hamba yang sangat kecil dimuka bumi ini..
Dan merasa sesak akan pekatnya dosa hasil kelakuannya sendiri..
Izinkan aku untuk mengeluh padaMu detik ini..
Orang bisa saja melihatku kuat
Dan aku pantang menyerah didepan mereka.
Tapi, aku tetaplah manusiaMu..
Nyatanya aku ini sangat lemah, jika didepanMu..
Aku merasa gelisah, Tuhan
Entah dosa apa lagi yang akan kubuat esok hari
Aku tidak tahu apakah semua amalku cukup menghapus dosaku..
Atau malah sebaliknya..
Padahal seiring detikMu terus bertambah, detikku terus berkurang..
Aku merasa lelah, Tuhan.
Rasanya perjalanan ini sungguh teramat jauh..
Harus berapa lama lagi aku jalani peranku dalam skenarioMu?
Tidak muluk doaku kali ini..
Tapi..
Tuhan, selama Engkau masih beri aku hidup..
Jangan biarkan aku menyerah di jalanMu..
Itu saja.
Dengan namaMu ku awali doa ini..
Doa dari seorang hamba..
Hanya seorang hamba yang sangat kecil dimuka bumi ini..
Dan merasa sesak akan pekatnya dosa hasil kelakuannya sendiri..
Izinkan aku untuk mengeluh padaMu detik ini..
Orang bisa saja melihatku kuat
Dan aku pantang menyerah didepan mereka.
Tapi, aku tetaplah manusiaMu..
Nyatanya aku ini sangat lemah, jika didepanMu..
Aku merasa gelisah, Tuhan
Entah dosa apa lagi yang akan kubuat esok hari
Aku tidak tahu apakah semua amalku cukup menghapus dosaku..
Atau malah sebaliknya..
Padahal seiring detikMu terus bertambah, detikku terus berkurang..
Aku merasa lelah, Tuhan.
Rasanya perjalanan ini sungguh teramat jauh..
Harus berapa lama lagi aku jalani peranku dalam skenarioMu?
Tidak muluk doaku kali ini..
Tapi..
Tuhan, selama Engkau masih beri aku hidup..
Jangan biarkan aku menyerah di jalanMu..
Itu saja.
Saturday, February 1, 2014
Baik dan Berilmu
Singkat saja tulisan kali ini. Bermula ketika saya telah menonton program TV acara talkshow "Kick Andy 's Show". Kebetulan tema acara pada malam itu adalah mengenai kisah-kisah inspiratif seorang ayah dari narasumber-narasumber yang diundang pada talkshow tersebut. Salah satunya, adalah Bapak Letjen TNI (Mar) Nono Sampono. Pada saat itu dia bercerita tentang sosok ayahnya yang sangat berjasa besar atas kesuksesannya hingga sekarang. Beliau banyak belajar dari ayahnya. Ketika ditanya, apa yang ayahnya ajarkan sehingga ajarannya itu membekas hingga ia sukses sekarang.
"Ayah saya pernah bilang, kalau kamu mau sukses, kamu butuh dua hal. Yaitu, pertama, kamu harus banyak berbuat kebaikan pada orang lain. Setiap manusia pasti punya kekurangan, punya kejelekan tersendiri. Tapi kalau kamu banyak berbuat kebaikan, orang-orang tetap akan menganggapmu sebagai orang baik. Kedua, kamu harus pintar. Kamu harus belajar keras. Kalau kamu tidak mempunyai kedua hal itu tadi, percuma. Percuma kamu pintar, tapi bohong, yah..pokoknya tidak berlaku baik. Dan percuma kamu baik, tapi tidak pintar. Bisa-bisa kamu dibodohi orang.."
Saya tertegun mendengar jawabannya. Betul. Dan sederhana. Kita hanya butuh dua hal itu tadi. Banyak orang yang sibuk mencari cara agar ia bisa sukses, menggapai cita-citanya, tapi secara garis besar kita hanya butuh dua bekal untuk kesuksesan. Yaitu menjadi orang baik dan berilmu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Day 10: Your Bestfriend
Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....
-
I don't even know myself at all I thought I would be happy by now The more I try to push it I realize – gotta let go of control ...
-
Ada 10 pertanyaan yang lagi gue fikirin selama gue..hmm..kurang lebih sudah sejam bengong di mall menunggu bapak sama ibuk. Sebelumnya maaf ...
-
It's hard letting go I'm finally at peace but it feels wrong Slow I'm getting up My hands and feet are weaker than before ...