Menulis memang jadi pelarian terbaik dari segala macam perasaan. Karena terkadang berbicara saja tidak cukup. Menulis sama menenangkannya ketika berbincang dengan Tuhan dalam doa. Bedanya, kau dan Tuhan tidak memiliki sekat apapun. Privasi tidak berlaku disana. Sedangkan menulis, walaupun itu hanya untuk dirimu sendiri, di buku diari rahasiamu atau di blog, atau dimanapun yang orang lain turut jadi pembacanya, tentu harus ada sekat tebal disana. Antara para pembaca dan dirimu. Atau setidaknya, ada sekat antara dirimu dan ketakutanmu jika ada manusia yang membaca dan salah paham. Mesti pintar menyiratkan sebuah maksud dalam bahasa baik. Meskipun begitu, menulis menjadi wadah dan langkah kongkrit dalam menampung segala macam rasa dan fikiran serta membuatnya nyata dalam wujud kata-kata.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Day 10: Your Bestfriend
Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....
-
I don't even know myself at all I thought I would be happy by now The more I try to push it I realize – gotta let go of control ...
-
Ada 10 pertanyaan yang lagi gue fikirin selama gue..hmm..kurang lebih sudah sejam bengong di mall menunggu bapak sama ibuk. Sebelumnya maaf ...
-
It's hard letting go I'm finally at peace but it feels wrong Slow I'm getting up My hands and feet are weaker than before ...
No comments:
Post a Comment