Wednesday, February 26, 2014

"Apapun yang terjadi, aku akan terima..."

Di mata manusia, ada banyak hal pembeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Faktor pembeda itu yang membuat seseorang ter-judge, apakah mereka baik atau tidak, tapi tetap masih dalam konteks fikiran masing-masing orang. Secara pribadi, saya selalu melihat seseorang dari caranya ia menghargai sesuatu. Menghargai hidupnya, menghargai waktunya, menghargai bahagianya, menghargai sedihnya, menghargai sakitnya. Menghargai hidupnya dengan beribadah kepada Tuhannya. Baik, perihal ibadah ini memang masih dalam ranah yang sifatnya sangat pribadi. Saya bukannya bilang kalau orang yang tidak beribadah itu jahat, dan saya tidak suka. Karena saya sama sekali tidak punya hak untuk menilai iman seseorang. Entahlah.



Poin lain, saya melihat seseorang dari cara ia menghargai waktunya. Baik senangnya dan sedihnya. Sudah berkali-kali juga saya selalu menulis di blog ini kalau saya sebenarnya tidak terlalu senang dengan orang yang selalu mengeluh. Mengerjakan apa-apa merasa tidak ikhlas. Oke, untuk ini juga saya secara pribadi, kadang masih sulit untuk tidak mengeluh. Sudah menjadi bagian dari nafsu manusia. Tapi, apa yang membedakan keluhan satu orang dengan lainnya adalah bagaimana ia mengendalikannya. Saya fikir disitulah poin tersulitnya, dan tidak semua orang bisa melakukannya. Ssst..saya punya sedikit tips biar bisa minimalisir kebiasaan mengeluh seharian itu. Beberapa hari ini, setiap paginya, sebelum kaki saya keluar dari pintu rumah, saya selalu menggumamkan beberapa kalimat dalam hati saya sendiri. "Bismillahirrahmanirrahiim. Ku serahkan diriku padaMu hari ini. Apapun yang terjadi, aku akan terima itu". Insya Allah, kalau sudah berniat begitu, apapun yang terjadi bakal diterima juga pelan-pelan. Ikhlas. Jadinya mau kerjakan apa juga senang hati. Positif, kalau semua punya pesan dari Yang Maha Kuasa. 

Dari segala bentuk perilaku menghargai, menghargai orang lain juga tidak kalah menjadi poin penting dalam perspektif saya mengenai seseorang. Kau tahu? Akhlak dari hati akan terpancar lewat perilaku dengan orang lain. Salah satunya, yaitu bagaimana menghargai orang lain. Menghargai keberadaan mereka, menghargai apa yang mereka kerjakan, menghargai apa yang ia lakukan terlepas dari baik dan buruknya perlakuannya itu. Saya agak kurang senang kalau ada yang sukanya memandang kedudukan orang berdasarkan jabatannya atau kedudukan sosialnya. Meremehkan orang hanya karena ia mengerjakan pekerjaan kecil. Padahal, rendah atau tingginya jabatan seseorang tidak akan mencerminkan apakah ia baik atau tidak, berarti atau sia-sia. Padahal, belum tentu juga kita bisa melakukan pekerjaannya. Saya yakin, segala sesuatu hal di dunia tidak ada yang sia-sia. Sekecil apapun itu. Selalu ada pelajaran disana. Saya juga yakin, segala sesuatu, sepele apapun, yang kita kerjakan selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Dan bisa saja akan menjadi sangat berguna suatu saat nanti. Tidak ada yang sia-sia, asal itu pekerjaan positif dan bermanfaat.

Catatan penting dari tulisan ini adalah untuk belajar untuk menghargai sesuatu hal dari sekarang. Menghargai diri sendiri, akan memudahkan untuk menghargai orang lain. Karena mungkin kita pernah seperti mereka, mungkin pernah mengalami seperti mereka juga. Because we've been there. Terutama, hal-hal kecil nan sepele. Bukankah hal-hal besar bermula dari hal-hal kecil dulu? Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....