Tuesday, July 8, 2014

Renungan Hari ke-11: Jemaah Facebookiyah

“Jangan-jangan kita lebih menikmati teriknya siang di bulan Ramadhan hanya untuk ber-facebook ria daripada melakukan aktivitas produktif. Lebih intens update status daripada menyempatkan waktu untuk iktikaf. Kita lebih memilih chatting daripada membaca Al-Qur’an”

Tidak selamanya teknologi selalu membawa kebaikan. Meskipun begitu banyak kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, tetapi begitu banyak pula yang direnggutnya. Meskipun kita sadari bersama bahwa tidak selamanya kita harus bingung akibat teknologi baru yang terus bermunculan. Teknologi itu sesuatu yang netral. Tidak bisa disebut sebagai sumber kebaikan, tetapi tidak bisa juga disebut sumber keburukan. Ibarat sebilah pisau, ia bisa menjadi kebaikan, juga terkadang berdampak keburukan, bergantung siapa yang memegangnya. Kalau bilah pisau itu dipegang oleh perampok, ia akan beralih fungsi menjadi alat pembunuhan, media kejahatan. Tentu berbeda jika pisau itu dipegang oleh ibu kita di dapur untuk mengiris bawang.

Lalu, bagaimana menyikapi facebook atau jejaring sosial yang telah bertaburan di internet?


Selama ini mungkin banyak pihak yang merasa keberadaan Facebook mengkhawatirkan karena banyaknya penyalahgunaan serta banyaknya tabu agama yang dilanggar oleh beberapa pengguna facebook. Beberapa diantaranya adalah bahwa Facebook sering digunakan sebagai sarana untuk bergosip, nge-game, mengedarkan video mesum, chatting membicarakan hal yang tidak bermanfaat, lihat-lihat foto lawan jenis, atau menulis status-status tidak penting yang hanya akan membuang waktu saja. Dan untuk beberapa kasus, memang hal itu terjadi.

Tapi, tentu saja kita juga tidak bijak jika mengatakan bahwa semua pengguna Facebook pasti melakukan kemaksiatan dan kemungkaran seperti yang disebutkan diatas. Karena selama ini begitu banyak manfaat yang bisa diambil dari Facebook. Facebook menjadi penghubung kawan yang sudah lama tidak berjumpa. Facebook bisa menambah saudara, membentuk komunitas sesuai minat, menyambung tali silahturahmi, mempermudah bisnis, meng-update informasi-informasi terbaru, bahkan sering kali digunakan sebagai sarana dakwah.

Ber-Facebook dengan Cerdas

Terlepas dari status dasarnya yaitu halal, namun tidak menutup kemungkinan aktivitas kita dalam mengelola Facebook muncul potensi kemaksiatan. Maka, kehati-hatian harus tetap menjadi pegangan. Berikut adalah tips agar Facebook tidak menjadi mudarat.

Pertama, luruskan niat. Awali dengan niatan-niatan mulia yang tidak menjauhkan kita dari keridhaan Allah. Misalnya, niat berdakwah, meningkatkan ukhuwah, menambah teman dan jaringan, menambah pengetahuan, menabur inspirasi, dan lain-lain.

Kedua, pastikan yang kita tulis dalam akun Facebook tidak ada kebohongan sama sekali. Tidak ada toleransi untuk kedustaan. Misalnya, dusta dalam profil atau menceritakan sesuatu yang tidak dialami dalam status.

Ketiga, penggunaan Facebook sebaiknya dilakukan seefektif mungkin. Jangan berlebihan. Bahkan, jika itu membuat lalai dari ibadah atau menurunkan prestasi kerja dan produktivitas, maka dengan sendirinya Facebook akan menjadi musuh berbahaya yang mengancam masa depan kita di dunia akhirat.


Semoga tulisan ini menjadi tamparan keras untuk saya, untuk kita, agar tidak lagi menggunakan teknologi secara berlebihan dan jejaring sosial untuk saling menghujat, saling membuka aib orang lain, saling memberikan energi negative, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.

(Dari Buku "Izrail Bilang, Ini Ramadhan Terakhirku" oleh Ahmad Rifa'i Rif'an)

No comments:

Post a Comment

Day 10: Your Bestfriend

Di bangku SD, sahabat saya ada dua orang. Mereka adalah teman sekelas dan teman satu mobil jemputan. Kami bahkan tidak tahu apa itu sahabat....