Seperti ada yang aneh lagi ketika melihat sekumpulan email itu lagi, dari pengirim yang sama. Sekumpulan email yang dikirimkan pada tahun 2013 lalu. Sekumpulan email yang menjadi saksi bisu dari sebuah awal dan proses, walaupun akhirnya gagal. Sengaja saya tidak hapus, supaya mengingatkan diri sendiri tentang bagaimana harapan bermula dan ketidakpastian selalu menjadi bagiannya.
Bukan orangnya, tapi makna dan hikmahnya itu yang membekas dari proses tersebut. Ternyata setiap detil hidup selalu diatur oleh Allah. Masih jelas terekam bagaimana awal, proses dan akhirnya. Tidak terduga, diluar akal saya. But, that's the way it is. Begitulah caraNya.
Tapi, justru kegagalan itu seperti menumbuhkan harapan. Bahwa dulu saja Allah bisa pertemukan dengan orang yang tidak terduga, dengan cara tidak terduga pula. Mengapa tidak Dia lakukan sekali lagi, kepada saya kelak?
Siapa dan dimana dia? Pertanyaan klasik bagi orang-orang yang sedang merindu separuh hidupnya. Hanya menggenggam ketidaktahuan dan ketidakpastian yang dikandung masa depan. Tapi, justru itu yang menumbuhkan keinginan untuk berjuang. Bukan hanya sekedar untuk jodoh itu sendiri, tapi untuk Allah dan diri sendiri, dunia dan akhirat.
Kadang ragu kapan Allah akan mempertemukan. Hingga perlahan rasa jenuh dan bosan hinggap. Mungkin itu saatnya Allah sedang bertanya "apakah kau bersungguh-sungguh?" Dan mengajak diri melihat jauh ke dalam.
Tulisan ini bukan hanya perihal jodoh saja, tapi tentang sesuatu yang harus kau perjuangkan untuk dirimu sendiri. Yang harus kau usahakan yang terbaik untuk mendapatkan akhir yang terbaik. Dengan segala macam ketidakpastian dan kemungkinan yang akan muncul di sepanjang jalan. Membuatmu jatuh bangun dalam berharap.
Bukankah jika segala sesuatu itu sudah pasti kita ketahui setiap rincinya, kita tidak akan melakukan apa-apa? Kita tidak akan punya sesuatu yang bisa kita tuju. Tidak seru. Terus, hidupmu kemana? Imanmu buat apa?
Harapan karena ketidakpastian dengan setiap lantai keraguan didalamnya, membuat kita mau kembali berdiri, berjuang lagi. Membuat iman mu justru menjadi hidup.